ASSA Menyerap Capex Rp 300 Miliar

Selasa, 21 Mei 2019 | 10:32 WIB
ASSA Menyerap Capex Rp 300 Miliar
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dari Januari-Maret 2019 kemarin, PT Adi Sarana Armada Tbk sudah menggunakan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 300 miliar. Mayoritas dana untuk membeli 1.089 unit kendaraan baru. Pilihan mereka berupa Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, dan blind van.

Belanja kendaraan tersebut menjadi bagian dari target belanja 6.500 kendaraan sepanjang 2019. Adi Sarana juga bermaksud mengembangkan bisnis lelang dan memperkuat lini bisnis digital.

Adapun total alokasi capex tahun ini mencapai Rp 1,6 triliun atau bertambah Rp 400 miliar ketimbang capex tahun lalu yang sebesar Rp 1,2 triliun. Sumber capex 2019 berasal dari pinjaman bank dan kas internal.

Sementara tambahan kendaraan baru pada kuartal I-2019 menggenapi total kepemilikan kendaraan Adi Sarana menjadi 25.000 unit. Perlu diketahui, pada periode tersebut mereka juga menjual sejumlah kendaraan lama.

Sementara pengembangan lini bisnis digital Adi Sarana berupa aplikasi sewa kendaraan online bernama Share Car dengan sistem lepas kunci. Perusahaan berkode saham ASSA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut juga menawarkan layanan jual-beli mobil bekas melalui situs caroline.id.com. Pada kuartal III-2019 nanti, akan menyusul sebuah aplikasi baru.

Ketimbang mengakuisisi perusahaan start up atau rintisan, sejauh ini Adi Sarana lebih memilih untuk melakukan pengembangan lini bisnis digital secara mandiri. Makanya tahun ini mereka menciptakan divisi inkubator.

Adi Sarana menggelontorkan anggaran sekitar Rp 10 miliar untuk memperkuat lini bisnis digital. "Tapi tahun ini, kontribusi digital belum kelihatan karena baru mulai. Investasi digital juga ringan, sekitar Rp 10 miliar saja," kata Prodjo Sunarjanto, Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk, usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/5).

Hingga akhir tahun 2019 nanti, Adi Sarana menargetkan pendapatan sekitar Rp 2,1 triliun. Kalau target itu terpenuhi, mereka bakal mencatatkan pertumbuhan pendapatan 12,90% dari capaian tahun lalu Rp 1,86 triliun. Mereka memprediksi, sewa kendaraan masih akan menjadi tulang punggung pendapatan.

Meskipun begitu, Adi Sarana memperkirakan bisnis jasa lelang berpotensi mencetak pertumbuhan tertinggi. "Pasca akuisisi, kami targetkan penjualan unit jasa lelang menjadi 40.000 unit kendaraan atau naik dari tahun lalu 17.000 unit yang terjual," tutur Hindra Tanujaya, Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk.

Kembali mengingatkan, Februari lalu, Adi Sarana melalui anak usaha bernama PT Adi Sarana Lelang (BidWin) mengakuisisi sebanyak 51% saham balai lelang PT JBA Indonesia yang merupakan perusahaan lelang otomotif asal Jepang.

Tidak membagi dividen

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih PT Adi Sarana Armada Tbk tahun 2018, naik 39,07% year on year (yoy) menjadi Rp 143,52 miliar. Namun rapat umum pemegang saham (RUPS) memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba itu. Padahal, tahun lalu, mereka membagi dividen tahun buku 2017 sebesar Rp 12 per lembar saham.

Penggunaan laba bersih tahun lalu terdiri dari Rp 142, 5 miliar untuk laba ditahan dan Rp 1 miliar untuk dana cadangan. "Laba kami tahan karena perlu pengembangan bisnis penyewaan kendaraan dan bisnis baru," tutur Prodjo.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel
| Rabu, 31 Desember 2025 | 20:14 WIB

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel

Hingga 24 Desember 2025, KSEI mencatat jumlah investor pasar modal telah menembus 20,32 juta Single Investor Identification (SID).

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 19:01 WIB

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025

Ekonomi Indonesia menunjukkan dua wajah yang berbeda. Produsen mulai bersikap lebih hati-hati saat keyakinan konsumen mulai membaik.

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik
| Rabu, 31 Desember 2025 | 17:27 WIB

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik

IHSG menguat 22,13% di 2025, ditutup 8.646,94, didorong investor lokal. Asing net sell Rp 17,34 triliun.

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 15:00 WIB

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan

ESSA mulai menunjukkan sinyal yang semakin konstruktif dan menarik bagi investor dengan profil risiko lebih agresif.

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 14:05 WIB

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun

Kesepakatan merger dan akuisisi di sektor keuangan melesat 56,3% secara tahunan, di saat total aktivitas merger dan akuisisi turun

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:50 WIB

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,13% sepanjang tahun 2025. IHSG ditutup pada level 8.646,94 pada perdagangan terakhir.

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:01 WIB

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025

Nilai kesepakatan merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang 2025 mencapai US$ 5,3 miliar, atau setara sekitar Rp 88,46 triliun

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:00 WIB

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)

Kombinasi pola pergerakan harga, indikator teknikal, serta strategi manajemen risiko menjadi faktor kunci yang kini diperhatikan pelaku pasar.

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 11:00 WIB

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026

Fokus pemerintah pada belanja sosial, program gizi, serta stabilisasi harga kebutuhan pokok diyakini dapat memperbaiki likuiditas masyarakat.

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

INDEKS BERITA

Terpopuler