Astra International (ASII) Melebarkan Sayap di Bisnis Non Inti

Kamis, 06 Juli 2023 | 04:11 WIB
Astra International (ASII) Melebarkan Sayap di Bisnis Non Inti
[ILUSTRASI. PT Astra International Tbk kembangkan bisnis kesehatan & masuk consumer good. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.]
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII) tengah mengembangkan bisnis di luar segmen yang telah ada. Di tahun ini, Astra International mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 24 triliun. ASII juga mencadangkan dana untuk investasi senilai Rp 15 triliun. 

Head of Corporate Investor Relation, Tira Ardianti menjelaskan, capex tersebut akan dipakai untuk dua keperluan, yaitu unit bisnis Grup Astra dan di luar bisnis yang telah ada. "Kami investasi untuk memperkuat core bisnis mulai dari bisnis otomotif dan infrastruktur," kata dia. 

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Biaya Tinggi Tekan Kinerja Emiten Leasing
| Rabu, 14 Mei 2025 | 04:20 WIB

Biaya Tinggi Tekan Kinerja Emiten Leasing

Tingginya biaya dana hingga lemahnya daya beli masih akan membayangi kinerja maupun saham emiten perusahaan pembiayaan tahun ini.

Frontloading Bisa Menjadi Duri Bila Tidak Terkendali
| Rabu, 14 Mei 2025 | 04:20 WIB

Frontloading Bisa Menjadi Duri Bila Tidak Terkendali

Hingga 17 April 2025, realisasi penerbitan SBN mencapai Rp 413,97 triliun melonjak dari Januari 2025 sebesar Rp 204 triliun. 

Surplus Neraca Dagang Bakal Kian Menyusut
| Rabu, 14 Mei 2025 | 04:15 WIB

Surplus Neraca Dagang Bakal Kian Menyusut

Neraca dagang RI pada April berpotensi turun jadi US$ 1,3 miliar karena harga komoditas ekspor seperti batubara dan kelapa sawit turun di April.

Siapkan Dana US$ 3,26 Juta, Multi Spunindo (MSJA) Bakal Buyback Saham
| Rabu, 14 Mei 2025 | 04:05 WIB

Siapkan Dana US$ 3,26 Juta, Multi Spunindo (MSJA) Bakal Buyback Saham

PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) akan melaksanakan aksi pembelian kembali atau buyback saham, dengan dana sebanyak-banyaknya US$ 3,26 juta.

Menakar Untung & Buntung Tawaran Indonesia Untuk Mengimpor Migas Lebih Banyak dari AS
| Selasa, 13 Mei 2025 | 13:03 WIB

Menakar Untung & Buntung Tawaran Indonesia Untuk Mengimpor Migas Lebih Banyak dari AS

Beban yang ditanggung APBN berpotensi makin membengkak jika Indonesia mengimpor migas lebih banyak dari Amerika Serikat.

Serapan Beras Bulog Sudah Menembus 2 Juta Ton
| Selasa, 13 Mei 2025 | 12:18 WIB

Serapan Beras Bulog Sudah Menembus 2 Juta Ton

Adapun pasokan cadagan beras pemerintah yang sudah dikuasai oleh Bulog hingga 9 Mei 2025 sudah tembus 3,6 juta ton. 

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:40 WIB

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)

Kontribusi terbesar terhadap penjualan datang dari segmen manufaktur dan retail, yang bersama-sama menyumbang 97% terhadap total penjualan.

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:38 WIB

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (13 Mei 2025) 1 gram Rp 1.884.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung  29,93% jika menjual hari ini.

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:15 WIB

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025

ALII memproyeksikan profitabilitas dan volume jasa ALII pada tahun ini bisa meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan  tahun 2024.

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:57 WIB

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande

Sejak 1 Juni 2024 pendaftaran produk yang mengandung omethoate, carbosulfan, dan Methomyl di China ditangguhkan dan produksinya dilarang.

INDEKS BERITA

Terpopuler