Awas Sinyal Komoditas

Senin, 13 Februari 2023 | 15:28 WIB
Awas Sinyal Komoditas
[ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana]
Reporter: Cipta Wahyana | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramai-ramai soal lonjakan harga minyak goreng rakyat MinyaKita memberikan beragam sinyal bagi pemerintah. Ada peringatan yang spesifik soal harga pangan, ada sinyal terkait hal yang lebih makro: pertumbuhan ekonomi.

Yang pertama adalah soal potensi lonjakan permintaan MinyaKita menjelang masa Lebaran. Selain faktor musiman, para pedagang bercerita, karena tampilannya yang "klimis" dan harganya yang murah, kini, MinyaKita juga jadi incaran kaum berduit. Jadi, jika pasokan tak cukup, harga MinyaKita akan sulit jinak masuk bulan April nanti.

Tentu saja, pasokan bahan pokok lain seperti beras, tepung, gula, dan daging juga harus dikawal supaya harganya tidak ikut-ikutan melonjak menjelang Lebaran nanti.

Di hulu, berkurangnya pasokan domestic market obligation (DMO) yang menjadi bahan baku MinyaKita turut mendongkrak harga. Kondisi ini merupakan imbas penurunan permintaan crude palm oil (CPO) global yang juga diikuti penurunan harga CPO di pasar ekspor. Sepanjang 2023, harga CPO sudah turun 6,5% (bursa komoditas Malaysia).

Susutnya permintaan ekspor membuat produsen ogah-ogahan menyetor DMO. Maklum, setoran DMO otomatis melahirkan jatah ekspor. Ngapain menambah ekspor gini hari, wong, jatah ekspor yang ada saja masih menumpuk.

Bukan cuma pasar CPO yang loyo. Hal yang sama terjadi di pasar batubara. Bahkan, penurunan harga batubaru lebih parah, mencapai 46% hingga Jumat siang (10/2). Jelas, penurunan harga ini dan juga permintaan musim dingin yang tidak sekuat biasanya menggerus ekspor.

Nah, penurunan permintaan dan harga ekspor ini memberikan sinyal bahwa pesta komoditas yang berlangsung tahun lalu telah berakhir. Artinya, kita tak bisa lagi terlalu mengharapkan surplus ekspor sebagai penopang petumbuhan ekonomi.

Tahun lalu, surplus ekspor menjadi pahlawan pertumbuhan ekonomi di saat permintaan konsumsi masyarakat masih suam-suam kuku.

Di saat rezeki ekspor mengering, tentu, pemerintah harus kembali pada kekuatan dalam negeri untuk menopang ekonomi.

Alhamdulillah, pertumbuhan konsumsi masyarakat sudah mulai pulih di kisaran 5%. Tentu, pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga momentum pertumbuhan konsumsi ini.

Di luar itu, pemerintah juga harus semakin pintar memikat investasi asing. Kementerian Keuangan juga harus menyediakan alokasi fiskal yang cukup untuk membakar bertumbuhan ekonomi lewat insentif.

Bagikan

Berita Terbaru

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:13 WIB

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles

Jika tidak dikelola secara hati-hati, Danantara kelak bisa menjadi sumber risiko besar bagi keuangan negara

INDEKS BERITA

Terpopuler