KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi bank-bank yang berada di kelas menengah dan besar menjadikan pangsa pasar bank berskala kecil semakin menciut.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Mei 2020, mayoritas pangsa pasar aset industri perbankan, atau tepatnya 58,24%, berada di tangan Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV. Padahal, kelompok bank BUKU IV hanya terdiri dari tujuh bank saja.
Itu artinya, dari total aset perbankan di bulan Mei 2020 yang mencapai Rp 8.613,5 triliun, sebanyak Rp 5.016,29 triliun dikuasai oleh bank-bank BUKU IV.
Ini Artikel Spesial
Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.
Masih dari pangsa pasar aset perbankan, sebanyak 30,44% dikuasai oleh BUKU III yang jumlahnya ada sebanyak 26 bank.
Hal ini menandakan, bank-bank BUKU I dan II yang jumlahnya ada 77 bank hanya mendapatkan sekitar 11,32%. Meski kecil, bankir di BUKU I dan II mengaku tetap bisa ekspansif.
Baca Juga: Ada Diskon Besar Saham Bank Lapis Kedua
Di samping itu, mayoritas bank kecil juga sedang menjajaki rencana penambahan modal untuk memperluas cakupan bisnis.
Ambil contoh Bank Sumut, yang tetap berupaya mendorong pertumbuhan kredit kendati masih dalam kondisi pandemi virus corona (Covid-19). Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar mengatakan bank itu mengincar kredit multiguna untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan para pensiun pegawai negeri sipil.
Kendati rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) terjaga di level 18,02% per Mei 2020, Bank Sumut tetap mengagendakan penambahan modal.
Dalam rencana bisnisnya, di tahun 2020 ini Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Sumut) berniat untuk menyuntikkan modal sebesar Rp 100 miliar.
"Selain itu pemerintah kabupaten dan pemerintah kota akan tambah modal Rp 50 miliar," ujarnya, Senin (13/7).
Perkuat permodalan
Senada, Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu menjelaskan bank itu juga punya rencana untuk menambah modal sebesar Rp 900 miliar di tahun 2021.
Saat ini, menurutnya, mayoritas bank memang mengerem penyaluran kredit. Di sisi lain, peningkatan infrastruktur digital dan teknologi informasi (TI) semakin didorong
Sementara itu, Direktur Keuangan Bank Sahabat Sampoerna (BSS) Henky Suryaputra mengamini kalau pangsa pasar aset dan kredit BUKU I dan II sangatlah kecil dibandingkan industri perbankan. Namun, kecenderungannya bank kecil mengincar nasabah UMKM yang jumlahnya masih sangat banyak.
Baca Juga: Siap-siap, Presiden Jokowi beri bantuan modal Rp 2,4 juta untuk pedagang kaki lima
"Kami memandang keberadaan kami masih sangat relevan bagi UMKM. Kami juga memandang bank dari kategori BUKU berapa pun sebagai mitra kami," ujar Henky.
Alih-alih mendorong ekspansi kredit, BSS juga tengah melakukan kajian rencana penambahan modal. Rencana itu bertujuan untuk memenuhi ketentuan OJK tentang modal minimum bank senilai Rp 3 triliun di tahun 2022.