Industri Mebel dan Kerajinan Pangkas Volume Kerja

Selasa, 06 Mei 2025 | 08:22 WIB
Industri Mebel dan Kerajinan Pangkas Volume Kerja
[ILUSTRASI. Perajin menyelesaikan pesanan furnitur impor berbahan rotan di sentra kerajinan rotan Desa Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (15/4/2025). Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengungkap produk furnitur Indonesia tak dikenakan tarif resiprokal atau bea masuk tambahan ke Amerika Serikat (AS) yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump, sehingga mendorong para pelaku industri terus memperkuat branding produk Indonesia sebagai furnitur berkelas dunia dengan nilai budaya dan keberlanjutan. ANTARA FOTO/Maulana Surya/Spt. *** Local Caption ***]
Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri mebel dan kerajinan menghadapi tekanan akibat ketidakpastian pasar global dan lesunya daya beli di dalam negeri. Strategi efisiensi dan pengurangan volume kerja menjadi solusi sementara untuk menghindari ancaman pemutusan hubungan tenaga kerja (PHK).

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Abdul Sobur mengatakan saat ini sektor industi mebel dan kerajinan menghadapi tekanan yang berat. Salah satunya adalah kelesuan pasar serta ancaman efisiensi dan PHK. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat hingga 23 April tahun ini, kasus PHK di Indonesia telah mencapai 24.036 kasus.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Amerika Ikut Serang Iran, Bursa Saham Semakin Tertekan
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:12 WIB

Amerika Ikut Serang Iran, Bursa Saham Semakin Tertekan

Agresi Amerika Serikat terhadap wilayah Iran memancing risiko penutupan Selat Hormuz. Konflik ini bisa semakin menekan bursa saham di Tanah Air.

Agresi ke Iran Bisa Mendongkrak Harga Emas
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:12 WIB

Agresi ke Iran Bisa Mendongkrak Harga Emas

Tren koreksi saat ini merupakan bagian dari aksi profit taking, karena reli harga emas sudah begitu tinggi.

Harga Minyak Naik, Emiten Migas Bisa Ngegas
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:12 WIB

Harga Minyak Naik, Emiten Migas Bisa Ngegas

Sentimen eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah akibat serangan AS-Israel ke Iran mengangkat harga minyak

Champ Resto (ENAK) Melanjutkan Ekspansi Gerai di Tahun Ini
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:11 WIB

Champ Resto (ENAK) Melanjutkan Ekspansi Gerai di Tahun Ini

Tahun ini Champ Resto menargetkan penambahan 15%-20% jumlah gerai dari total lebih dari 300 gerai yang dimiliki pada akhir tahun lalu.

Multifinance Lebih Rajin Merilis Obligasi
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:11 WIB

Multifinance Lebih Rajin Merilis Obligasi

Tren penurunan suku bunga acuan diprediksi bisa memacu pencarian surat utang multifinance jadi lebih semarak.

Belanja Produktif Rendah, Ekonomi Kian Melambat
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:11 WIB

Belanja Produktif Rendah, Ekonomi Kian Melambat

Total belanja pemerintah melambat dan banyak untuk belanja pegawai rutin ketimbang belanja produkti. 

Musim Efisiensi Perberat Bisnis Asuransi Properti
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:11 WIB

Musim Efisiensi Perberat Bisnis Asuransi Properti

Lesunya kondisi ekonomi menjadi alasan seretnya pendapatan premi asuransi properti yang dikantongi pelaku industri.

Pecah Perang Lagi, Bahaya Bagi Subsidi Energi
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:11 WIB

Pecah Perang Lagi, Bahaya Bagi Subsidi Energi

Parlemen Iran menyetujui penutupan selat Hormuz, yang menjadi rute pelayaran minyak. Bila rute ditutup, pasokan minyak akan terganggu. 

Garuda Metalindo (BOLT) Intip Bisnis Segmen Non-Otomotif
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:11 WIB

Garuda Metalindo (BOLT) Intip Bisnis Segmen Non-Otomotif

BOLT memproyeksikan pendapatn tahun ini tumbuh 10% menjadi Rp 1,62 triliun dengan menyiapkan tiga strategi bisnis.

Lender Akseleran Harap-Harap Cemas Menanti Uangnya Kembali
| Senin, 23 Juni 2025 | 04:05 WIB

Lender Akseleran Harap-Harap Cemas Menanti Uangnya Kembali

Akseleran menambah panjang daftar penyelenggara pinjaman daring yang menjadi sorotan karena dugaan fraud.

INDEKS BERITA

Terpopuler