Bank Sentral Lebanon Siap Diaudit Konsultan A&M Demi Kucuran Dana dari Donor Utama
Oleh:
Anastasia Lilin Y
Jumat, 17 September 2021 | 15:26 WIB
KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Menteri Keuangan Lebanon Youssef Khalil akhirnya menandatangani kontrak baru dengan konsultan restrukturisasi Alvarez & Marsal (A&M) pada Hari Jumat (17/9). Kontrak itu terkait dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Lebanon melalui Bank Sentral Lebanon, untuk mendapatkan suntikan dana dari donor utama.
Selanjutnya, A&M akan melakukan audit forensik terhadap Bank Sentral Lebanon. A&M akan memberikan laporan awal kepada Kementerian Keuangan Lebanon dalam waktu 12 minggu setelah tim mulai bekerja.
Lebanon mengalami salah satu depresi ekonomi terdalam dalam sejarah modern. Saat ini tiga perempat dari penduduknya diklasifikasikan sebagai orang miskin oleh PBB. Sementara nilai mata uang lokal negara tersebut sudah turun 90% dalam dua tahun terakhir.
Ini Artikel Spesial
Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.
Baca Juga: Bank Sentral Filipina (BSP) Merevisi Turun Semua Indikator Ekonomi 2021 dan 2022
Rencana audit merupakan persyaratan utama bagi Lebanon untuk mengamankan bantuan asing di tengah krisis keuangan. Upaya itu sempat menemui jalan buntu pada November 2020 ketika A&M menarik diri sebagai auditor. Kala itu, A&M mengatakan belum mendapatkan informasi seperti yang diharapkan dari Bank Sentral Lebanon.
Pada Bulan Desember 2020, Parlemen Lebanon kemudian setuju untuk mengangkat isu kerahasiaan perbankan selama satu tahun. Pada saat yang bersamaan, terjadi banyak perdebatan antara pejabat Libanon termasuk kementerian dan bank sentral mengenai informasi mana yang dapat diungkapkan.
Akhirnya muncul titik terang. Pada Bulan April 2021, Kementerian Keuangan Lebanon mengatakan Bank Sentral Lebanon telah setuju untuk menyerahkan beberapa dokumen.
Baca Juga: Efek Merger Indosat dan Tri, Porsi Pemerintah RI, Boy Thohir & Investor Ritel Menciut
Khalil yang merupakan mantan pejabat tinggi Bank Sentral Lebanon, ditunjuk sebagai Menteri Keuangan Lebanon. Penunjukan itu sebagai bagian dari kabinet baru yang disusun oleh Perdana Menteri Najib Mikati dan Presiden Michel Aoun setelah satu tahun terjadi kebuntuan politik yang memperparah krisis ekonomi Lebanon.
Kabinet Mikati berkomitmen untuk memulai kembali pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Komitmen itu menjadi prasyarat yang mencakup restrukturisasi sektor perbankan dan utang publik.
Tahun lalu, pembicaraan Lebanon dengan IMF tergelincir. Para politisi dan bankir Lebon memperdebatkan skala kerugian finansial yang dipetakan dalam rencana pemulihan keuangan yang disusun oleh pemerintah pada saat itu.