Banyak Temannya

Rabu, 26 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Banyak Temannya
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sadar atau tidak, nilai riil rupiah yang kita miliki makin berkurang dari hari ke hari meski nilai nominalnya tak berubah. Laju inflasi yang cukup kencang sepanjang tahun ini sukses menggerus nilai riil uang kita. 

Per September, BPS mencatat, laju inflasi tahunan mencapai 5,95%. Imbasnya, daya beli rupiah untuk membeli barang dan jasa menyusut. Alih-alih bertambah, nilai riil uang yang Anda simpan di bank juga mengerut. Maklum, bunga deposito lebih mini dibanding laju inflasi. 

Nilai rupiah juga makin turun saat dihadapkan pada mata uang dunia, dollar Amerika Serikat (AS). Kemarin, kurs Jidsor melemah ke posisi terendah tahun ini di Rp 15.616 per dollar AS. Di pasar spot, rupiah ditutup di Rp 15.623 per dollar AS, turun 9,54% sejak awal tahun.  

Kecuali bagi eksportir, depresiasi rupiah jelas lebih merugikan ketimbang menguntungkan. Maklum. penguatan dollar AS akan mendorong kenaikan harga barang, terutama barang impor, yang pada gilirannya akan memicu imported inflation. Ujung-ujungnya, daya beli rupiah makin lemah.

Sebagai lembaga yang bertugas memelihara stabilitas rupiah, BI memang tidak tinggal diam. Dalam tiga bulan terakhir, BI telah mengerek suku bunga acuan sebesar 125 basis poin dari 3,5% menjadi 4,75%. BI juga menyatakan terus berada di pasar untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah. 

Sejauh ini, upaya BI maupun Pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan menjaga nilai tukar memang belum membuahkan hasil nyata. Namun, yang cukup menenangkan, tak cuma kita yang mengalami situasi seperti ini. 

Nilai tukar euro, misalnya, pada Agustus lalu untuk pertama kalinya keok di bawah dollar AS. Satu euro kini setara US$ 0,9862, melemah 13,26% sejak awal tahun.

Di Eropa, inflasi per September melejit hingga 10%. Sementara di Inggris, inflasi mencapai 10,1%. Depresiasi nilai tukar poundsterling terhadap dollar AS tahun ini mencapai 19,86%. 

Negara-negara terdekat kita juga mengalami pelemahan nilai tukar terhadap dollar AS. Depresiasi ringgit Malaysia, misalnya, mencapai 13,76% sementara baht Thailand melemah hingga 15,18%. 

Hingga akhir tahun, The Fed diperkirakan masih akan agresif menaikkan suku bunga hingga 100 bps. Imbasnya, rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahan. 

Toh, kita enggak sendirian. Setidaknya, ini bisa menjadi penghiburan bagi kita karena memiliki banyak teman senasib sepenanggungan

Bagikan

Berita Terbaru

Penjualan PTSN ke AS Tersendat, namun Ekspansi Tambah Kapasitas Tetap Berjalan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 17:00 WIB

Penjualan PTSN ke AS Tersendat, namun Ekspansi Tambah Kapasitas Tetap Berjalan

PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) membidik kenaikan penjualan lebih dari 30% tahun ini karena adanya penambahan pelanggan baru di berbagai segmen.

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

INDEKS BERITA

Terpopuler