Beban Meningkat, Laba Bersih Erajaya Swasembada (ERAA) Turun Jadi Rp 680 Miliar

Rabu, 16 November 2022 | 04:35 WIB
Beban Meningkat, Laba Bersih Erajaya Swasembada (ERAA) Turun Jadi Rp 680 Miliar
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi yang dilakukan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) belum berdampak positif bagi perusahaan. ERAA justru mengalami penurunan laba bersih 5,41% secara tahunan menjadi Rp 680,28 miliar dalam sembilan bulan di tahun ini. 

Meski begitu, ERAA mengantongi kenaikan penjualan sebesar 12,05% menjadi Rp 34,94 triliun dibanding posisi per kuartal III-2021 sebesar Rp 31,18 triliun. Merujuk laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan ERAA didominasi segmen telepon selular dan tablet senilai Rp 27,39 triliun, naik 10,57% secara tahunan. 

Nilai penjualan telepon selular dan tablet itu setara dengan 78,4% dari total penjualan. Selain itu, ERAA juga mengantongi penjualan dari produk operator Rp 2,06 triliun. Segmen komputer dan peralatan elektronik menyumbangkan Rp 1,52 triliun. Kemudian kontribusi dari penjualan aksesoris dan lain-lain mencapai Rp 3,96 triliun.

Baca Juga: Laba Bersih Turun, Cek Rekomendasi Saham Erajaya Swasembada (ERAA)

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo bilang, penurunan laba bersih ERAA didorong kenaikan sejumlah pos beban. Khususnya beban umum dan administrasi yang disumbang oleh kenaikan beban gaji karyawan, akibat ekspansi yang digelar ERAA. "Tetapi ekspansi ERAA ini akan berdampak positif ke depannya. Mengingat diversifikasi bisnis membuat ERAA tak bergantung pada lini bisnis digital saja," kata Azis, Selasa (15/11).

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menambahkan, turunnya laba bersih ERAA tak lepas dari efek tekanan kurs rupiah dan inflasi. Kondisi ini turut membuat margin ERAA tertekan.

Meski begitu, produk gadget terbaru terutama Iphone 14 dapat menjadi sentimen positif yang bisa mendongkrak penjualan ERAA pada kuartal IV-2022. "Tapi karena inflasi masih tinggi, akan berpeluang menjadi hambatan ERAA bertumbuh karena daya beli masyarakat melemah," kata Andhika.

Saham ERAA pun dinilai masih menarik untuk dikoleksi. Andhika menganalisa, secara teknikal candlestick ERAA berbentuk doji, dengan volume yang besar dari perdagangan sebelumnya. Ini mengindikasikan saham ERAA berpeluang rebound untuk jangka pendek. Andhika menyarankan, speculative buy dengan mencermati support Rp 394 dengan target Rp 420. 

Baca Juga: Penjualan Naik, Laba Bersih Erajaya (ERAA) Malah Turun 5,4% jadi Rp 680 Miliar

Kalau Azis memilih menyarankan wait and see terlebih dulu dengan target di Rp 418 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional
| Minggu, 23 November 2025 | 10:00 WIB

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional

Selain memperkuat penetrasi pasar, AUTO juga berfokus pada diversifikasi produk guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berkembang.

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda
| Minggu, 23 November 2025 | 09:00 WIB

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda

Analis menilai penguatan harga PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) lebih banyak didorong momentum dan sentimen musiman.

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon
| Minggu, 23 November 2025 | 08:15 WIB

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon

Kapitalisasi pasar aset kripto global turun tajam, seiring Bitcoin cs ambles. Waktunya menadah kripto harga diskon?

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah
| Minggu, 23 November 2025 | 06:20 WIB

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah

Pengembangan pembangkit tenaga bayu masih jalan di tempat. Pemerintah siap mencetak lebih banyak lagi ladang angin. Tapi, masih banyak PR.

Menyulap Proses Antrean dan Klaim Asuransi Jadi Sekejap
| Minggu, 23 November 2025 | 06:15 WIB

Menyulap Proses Antrean dan Klaim Asuransi Jadi Sekejap

Perusahaan makin ke sini tidak hanya mencari asuransi kesehatan bagi karyawan, tetapi juga pengalaman layanan yang cepat dan efisien. 

Cara Praktis Membaca Buku bagi yang Sibuk
| Minggu, 23 November 2025 | 06:10 WIB

Cara Praktis Membaca Buku bagi yang Sibuk

Secara global, nilai pasar industri audiobook terus meningkat. Pengembang aplikasi lokal belum ada yang fokus menghadirkan platform buku audio. 

Rakyat Tak Lagi Was-Was Molot Tambang Sumur Minyak
| Minggu, 23 November 2025 | 06:05 WIB

Rakyat Tak Lagi Was-Was Molot Tambang Sumur Minyak

Aktivitas penambangan minyak rakyat kini punya payung hukum jelas. Masyarakat bisa mengelola sumur rakyat melalui koperasi, UMKM, serta BUMD.

INDEKS BERITA

Terpopuler