Begini Prospek Emiten Menara Telekomunikasi

Senin, 17 Juni 2019 | 06:33 WIB
Begini Prospek Emiten Menara Telekomunikasi
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara telekomunikasi berpotensi mencatat kinerja positif sepanjang tahun ini. Prospek emiten sektor menara telekomunikasi ini cerah seiring upaya operator telekomunikasi terus meningkatkan kapasitas jaringannya.

PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG) misalnya, berhasil menggaet 510 pelanggan baru untuk 127 menara dan 383 kolokasi di periode kuartal I lalu. Sebagian besar tenant baru ini adalah untuk jaringan 4G.

Hingga akhir 2019, Tower Bersama menargetkan bisa menambah 3.000 tenant baru, 1.000 tenant di menara baru dan 2.000 di menara kolokasi. Sebagai informasi, kolokasi adalah layanan di mana operator telekomunikasi menyewa menara yang memang dimiliki perusahaan menara dan bukan dibangun berdasarkan order dari operator telekomunikasi.

Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengatakan, cukup banyak perusahaan telekomunikasi yang menyewa menara di luar Jawa. “Kalau yang untuk menara baru, lebih dari 50% dibangun di luar Jawa, terutama Sumatra dan Kalimantan,” kata Helmy, Sabtu (15/6).

Ia mengatakan, peluang bisnis menara telekomunikasi masih bagus. Masih banyak wilayah di Indonesia yang membutuhkan layanan 4G. Kualitas sinyal yang belum ideal mendorong operator telekomunikasi memperbaiki kualitas layanan dengan menambah base transceiver station (BTS), ucap Helmy.

Sementara itu, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berencana menambah 13.600 kilometer jaringan serat optik baru, terutama di Jawa dan Sumatra, dalam rencana ekspansinya. Perusahaan ini memiliki pipeline pembangunan serat optik 27.000 kilometer.

Dari situ, Sarana Menara berharap pendapatan perusahaan ini bisa tumbuh 10% tahun ini. Dalam catatan KONTAN, Sarana Menara memiliki 17.437 menara dengan jumlah penyewa mencapai 28.319.

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi mengatakan, ekspansi operator telekomunikasi meningkatkan jaringan 4G menjadi peluang bagi emiten pengelola menara. Menurut dia, Indosat (ISAT) dan XL Axiata (EXCL) yang terus berekspansi ke luar Jawa, terutama Sumatra dan Kalimantan, akan memberi kontribusi besar.

Pasalnya, jangkauan jaringan kedua perusahaan ini masih tertinggal dibanding Telkomsel yang sudah lebih menjangkau seluruh Indonesia. Telkom juga tetap bekerja sama dengan menara telekomunikasi. "Emiten menara berpeluang memperoleh pendapatan tambahan dari kolokasi yang dilakukan ISAT dan EXCL di menara-menara yang disewa Telkom, ucap dia.

Emiten menara juga berpotensi mencatatkan pertumbuhan pendapatan akibat adanya potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Alasannya, belanja modal emiten menara telekomunikasi cukup besar dan biasanya menggunakan utang. Dengan begitu, tren penurunan suku bunga serta naiknya peringkat obligasi Indonesia dapat membuat cost of fund juga turun.

Yosua merekomendasikan investor untuk buy saham TBIG dan TOWR. Alasannya, kedua emiten ini diproyeksi memiliki pendapatan yang solid, dengan adanya potensi kontrak baru dari para operator. Ia memasang target harga TBIG jangka panjang Rp 5.250 dan TOWR Rp 1.000.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Emas Dunia Terkoreksi, Investor Saham Disarankan Wait and See
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 07:55 WIB

Harga Emas Dunia Terkoreksi, Investor Saham Disarankan Wait and See

Potensi kenaikan harga emas hingga pengujung tahun 2025 diprediksi tidak akan terlalu signifikan lagi.

Ada Rencana MSCI Soal Free Float di Bursa, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 07:07 WIB

Ada Rencana MSCI Soal Free Float di Bursa, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

MSCI akan menyesuaikan metodologi perhitungan free float khusus konstituen saham Indonesia, akan menggunakan data KSEI.

Andalkan SPN untuk Hindari Duit Menumpuk
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:47 WIB

Andalkan SPN untuk Hindari Duit Menumpuk

Strategi ini dilakukan untuk mempercepat belanja pusat maupun daerah di awal tahun tanpa harus menumpuk anggaran di akhir tahun sebelumnya.

Perlu Revisi Skema Hitung PPh Karyawan
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:41 WIB

Perlu Revisi Skema Hitung PPh Karyawan

Ditjen Pajak akan mengevaluasi skema tarif efektif rata-rata (TER) PPh Pasal 21                     

Konsumsi Mulai Meningkat, Ekonomi Bisa Melesat
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:35 WIB

Konsumsi Mulai Meningkat, Ekonomi Bisa Melesat

Aktivitas konsumsi masyarakat di awal kuartal keempat 2025 meningkat, setidaknya tergambar dari dua survei konsumen

Memperluas Jaringan Usaha, Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Akuisisi Saham PADA
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:28 WIB

Memperluas Jaringan Usaha, Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Akuisisi Saham PADA

Aksi korporasi ini dapat memperkuat posisi INET sebagai penyedia solusi digital dan layanan operasional terintegrasi. 

Emiten Ganti Usaha Demi Meraih Laba
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:20 WIB

Emiten Ganti Usaha Demi Meraih Laba

Beberapa emiten siap menambah dan mengubah kegiatan usaha atau Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).

RUU BUMD Digodok, Independensi BPD Jadi Sorotan
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:15 WIB

RUU BUMD Digodok, Independensi BPD Jadi Sorotan

Pemerintah berencana meningkatkan status regulasi BUMD dari Peraturan Pemerintah (PP) menjadi Undang-Undang (UU).​

Rupiah Menanti Arah Kebijakan Bank Sentral
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Menanti Arah Kebijakan Bank Sentral

Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sentimen risk off di pasar ekuitas domestik.

Perkuat Modal Usaha, Bayan Resources (BYAN) Amandemen Fasilitas Kredit
| Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:13 WIB

Perkuat Modal Usaha, Bayan Resources (BYAN) Amandemen Fasilitas Kredit

PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melakukan penandatanganan amandemen atas perjanjian fasilitas perbankan dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). ​

INDEKS BERITA

Terpopuler