Belum Mencapai Target Harga Konsensus, Saham-Saham Ini Layak Dicermati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal mencetak kinerja positif tahun ini. Saham-saham yang harganya turun tahun lalu, diyakini bakal berbalik arah tahun ini.
Bila menilik konsensus target harga analis, ada beberapa saham yang harganya saat ini masih jauh di bawah konsensus. Berdasarkan riset KONTAN, rata-rata saham tambang yang jadi anggota indeks LQ45 memiliki potensi kenaikan harga cukup tinggi
Konsensus target harga saham PT Indika Energy Tbk (INDY) misalnya, sekitar 59,9% lebih tinggi dari harga sahamnya per Jumat (11/1). Sedang saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) punya potensi kenaikan harga 55,27% menuju Rp 2.182.
Berikut daftar saham LQ45 dengan potensi kenaikan harga terbesar:
Kode | Emiten | Harga | Target Harga Konsensus | Potensi Kenaikan Harga |
---|---|---|---|---|
LPKR | Lippo Karawaci | 264 | 573 | 117,05% |
INDY | Indika Energy | 1.970 | 3.150 | 59,90% |
ADRO | Adaro Energy | 1.405 | 2.182 | 55,27% |
MNCN | Media Nusantara Citra | 760 | 1.180 | 55,20% |
ELSA | Elnusa | 374 | 579 | 54,81% |
UNTR | United Tractors | 27.800 | 41.266 | 48,44% |
EXCL | XL Axiata | 2.200 | 3.202 | 45,53% |
MEDC | Medco Energi Internasional | 835 | 1.200 | 43,71% |
ANTM | Aneka Tambang | 790 | 1.135 | 43,61% |
SRIL | Sri Rejeki Isman | 342 | 470 | 37,43% |
INCO | Vale Indonesia | 3.440 | 4.643 | 34,97% |
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, harga banyak saham saat ini memang lebih rendah dari konsensus target harga, karena penurunan tahun lalu. "Harga masih dianggap rendah, maka proyeksi akan terlihat lebih tinggi dari harga saat ini," ujar Reza, Minggu (13/1).
Meski konsensus target harga tinggi, investor juga perlu hati-hati menilai prospek suatu saham. Contoh, meski harga saham tambang saat ini jauh di bawah konsensus target harga, tapi harga komoditas tambang cenderung turun.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, saham sektor pertambangan akan lebih berisiko tahun ini. "Ini karena harga komoditas yang masih fluktuatif sekali. Sektor yang masih prospek adalah properti dan industri dasar," jelas dia.
William menyebut, harga saham properti mulai merangkak naik sejak Oktober tahun lalu. Bahkan, secara year to date, indeks sektor saham properti naik paling kencang dibanding sektor yang lain. Per Jumat (11/1), indeks sektor properti naik 5,53%.
Bisnis properti juga tampak membaik. Penyaluran KPR du November 2018 mencapai 14% year on year (yoy), lebih besar dari pada bulan sebelumnya, yakni tumbuh 13,9%.