Belum Mencapai Target Harga Konsensus, Saham-Saham Ini Layak Dicermati

Senin, 14 Januari 2019 | 08:15 WIB
Belum Mencapai Target Harga Konsensus, Saham-Saham Ini Layak Dicermati
[]
Reporter: Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal mencetak kinerja positif tahun ini. Saham-saham yang harganya turun tahun lalu, diyakini bakal berbalik arah tahun ini.

Bila menilik konsensus target harga analis, ada beberapa saham yang harganya saat ini masih jauh di bawah konsensus. Berdasarkan riset KONTAN, rata-rata saham tambang yang jadi anggota indeks LQ45 memiliki potensi kenaikan harga cukup tinggi

Konsensus target harga saham PT Indika Energy Tbk (INDY) misalnya, sekitar 59,9% lebih tinggi dari harga sahamnya per Jumat (11/1). Sedang saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) punya potensi kenaikan harga 55,27% menuju Rp 2.182.

Berikut daftar saham LQ45 dengan potensi kenaikan harga terbesar:

Kode Emiten Harga Target Harga Konsensus Potensi Kenaikan Harga
LPKR Lippo Karawaci 264 573 117,05%
INDY Indika Energy 1.970 3.150 59,90%
ADRO Adaro Energy 1.405 2.182 55,27%
MNCN Media Nusantara Citra 760 1.180 55,20%
ELSA Elnusa 374 579 54,81%
UNTR United Tractors 27.800 41.266 48,44%
EXCL XL Axiata 2.200 3.202 45,53%
MEDC Medco Energi Internasional 835 1.200 43,71%
ANTM Aneka Tambang 790 1.135 43,61%
SRIL Sri Rejeki Isman 342 470 37,43%
INCO Vale Indonesia 3.440 4.643 34,97%

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, harga banyak saham saat ini memang lebih rendah dari konsensus target harga, karena penurunan tahun lalu. "Harga masih dianggap rendah, maka proyeksi akan terlihat lebih tinggi dari harga saat ini," ujar Reza, Minggu (13/1).

Meski konsensus target harga tinggi, investor juga perlu hati-hati menilai prospek suatu saham. Contoh, meski harga saham tambang saat ini jauh di bawah konsensus target harga, tapi harga komoditas tambang cenderung turun.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, saham sektor pertambangan akan lebih berisiko tahun ini. "Ini karena harga komoditas yang masih fluktuatif sekali. Sektor yang masih prospek adalah properti dan industri dasar," jelas dia.

William menyebut, harga saham properti mulai merangkak naik sejak Oktober tahun lalu. Bahkan, secara year to date, indeks sektor saham properti naik paling kencang dibanding sektor yang lain. Per Jumat (11/1), indeks sektor properti naik 5,53%.

Bisnis properti juga tampak membaik. Penyaluran KPR du November 2018 mencapai 14% year on year (yoy), lebih besar dari pada bulan sebelumnya, yakni tumbuh 13,9%.

Bagikan

Berita Terbaru

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya
| Jumat, 16 Mei 2025 | 17:02 WIB

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya

Pertumbuhan IHSG pada perdagangan 15 Mei 2025 ditopang oleh aksi beli bersih (net buy)  investor asing sebesar Rp 1,68 triliun.

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM
| Jumat, 16 Mei 2025 | 16:00 WIB

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM

CGS International memprediksi dividend yield PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan berada di 6,84% pada 2025 dan 7,13% di 2026.

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:46 WIB

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi

Secara keseluruhan, sebanyak 221.000 orang jemaah haji akan diberangkatkan di tahun ini dari seluruh embarkasi Indonesia.

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif  Agar Ekonomi Bergulir
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:00 WIB

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif Agar Ekonomi Bergulir

Insentif yang diharapkan terutama yang bisa mengungkit konsumsi rumahtangga dan membuat dunia usaha bergeliat lagi.​

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:47 WIB

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah

Kepemilikan SBN oleh investor asing kembali mencapai Rp 906,96 triliun yang merupakan level tertinggi sejak 2021.

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:00 WIB

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025

Selain PT PP Urban, gugatan PKPU juga menghampiri PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun
| Jumat, 16 Mei 2025 | 13:00 WIB

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun

Jika penerimaan masih seret, sementara pemerintah tak melakukan penghematan pengeluaran yang masif, defisit APBN 2025 berpotensi lebih dari 3%.

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut
| Jumat, 16 Mei 2025 | 12:00 WIB

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut

Penurunan paylater mencerminkan sikap kehati-hatian baik dari sisi penawaran (bank dan perusahaan pembiayaan) maupun permintaan.

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC
| Jumat, 16 Mei 2025 | 11:03 WIB

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) bakal menerbitkan 533.333.334 saham baru melalui skema private placement.

Wajib Pajak Hasil Ekstensifikasi Menyusut
| Jumat, 16 Mei 2025 | 11:00 WIB

Wajib Pajak Hasil Ekstensifikasi Menyusut

Berdasarkan perhitungan KONTAN, dari data Kemkeu, rata-rata pertumbuhan penerimaan pajak periode 2020 hingga 2023 mencapai 9,28% per tahun.

INDEKS BERITA

Terpopuler