ILUSTRASI. Pelanggan membeli obat di salah satu apotik di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (27/5/2024). Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) mengatakan produk bahan baku obat (BBO)yang diproduksi dalam negeri masih lebih mahal jika dibandingkan dengan BBO impor. Adapun, porsi impor BBO saat ini masih di atas 80%./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/05/2024.
Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan (alkes), Indonesia masih bergantung pada barang impor. Pasalnya, produksi obat dan alkes dalam negeri masih kurang. Oleh karena itu, pemerintah perlu menggenjot inovasi teknologi di bidang kesehatan.
Astuti Giantini, Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) mengakui kebutuhan alkes hampir semuanya berasal dari produk luar negeri. "Lebih dari 90% alat kesehatan di RSUI adalah impor," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (3/7).
Baca Juga: Dihajar Produk Impor nan Murah dari China, Industri Indonesia Lemah Tak Berdaya
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.