Berkah Rupiah dan Bunga bagi Bisnis Sekuritas

Kamis, 07 Februari 2019 | 06:49 WIB
Berkah Rupiah dan Bunga bagi Bisnis Sekuritas
[]
Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan sekuritas optimistis tahun ini pendapatan penjaminan emisi dan penjualan efek akan lebih bergairah dibanding 2018. Seiring harapan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) akan menguat serta pesta politik akan berjalan lancar.

Sekretaris Perusahaan Trimegah Sekuritas Indonesia Agus Priyambada mengatakan, tahun lalu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS cukup signifikan. Selain itu juga terjadi kenaikan suku bunga. Akibatnya biaya dana meningkat dan pencarian dana dari pasar modal lebih mahal dibanding tahun 2017.

Walhasil kinerja Trimegah Sekuritas cukup tertekan. Perusahaan ini mencatatkan penurunan pendapatan dari bisnis penjaminan emisi dan penjualan efek sebesar 9,86% secara year on year (yoy) menjadi Rp 19,01 miliar pada kuartal III-2018.

Mardi Susanto, Direktur Utama BCA Sekuritas, juga mengatakan pada 2018 perusahaan efek lebih selektif karena bunga atau imbal hasil mengalami kenaikan. Sehingga minat penerbit juga dalam posisi menunggu atau wait and see, kata Mardi, Rabu (6/2).

Namun tahun ini Agus menatap lebih optimistis. Dana investor dari luar negeri diproyeksi kembali membanjir masuk ke Indonesia. Nilai tukar rupiah juga akan membaik dibanding dollar AS dan suku bunga tidak naik terlalu agresif seperti tahun 2018 lalu. "Tahun ini Trimegah akan aktif dalam penerbitan obligasi korporasi dan mengurusi beberapa initial public offering (IPO)," ujar Agus, Rabu (6/2).

Zaki Mubarak, Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia optimistis bisnis penjaminan emisi efek pada 2019 ini akan lebih baik. Karena dengan melihat banyaknya emiten baru di 2018 dan meningkatnya rata rata transaksi diproyeksi pendapatan pada 2019 ini akan membaik, kata Zaki, Rabu (6/2).

Optimisme ini berdasarkan pada kualitas perusahaan yang akan IPO tahun ini dan proyeksi nilai transaksi di bursa saham yang bakal meningkat. Agus juga melihat setelah Pemilihan Umum (Pemilu) pada April mendatang, ekonomi akan lebih pasti.

Sementara, Mardi memproyeksi, pada tahun ini pendapatan dari penjaminan emisi efek akan relatif sama dengan 2018. Ia berharap, pada semester II-2019 mendatang bisnis bisa lebih bergairah setelah beberapa faktor global dan domestik yang sudah bisa lebih terukur sehingga menopang kinerja di bursa saham domestik.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi di bursa saham pada 2018 sebesar Rp 2.040 triliun, tumbuh 12,77% dari Rp 1.809 triliun di 2017. Sementara nilai IPO meningkat 71,14% secara tahunan dari Rp 9,60 triliun menjadi Rp 16,43 triliun.

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler