BI Pertahankan Bunga Acuan karena Ekonomi Global Masih Rentan

Jumat, 17 Mei 2019 | 07:34 WIB
BI Pertahankan Bunga Acuan karena Ekonomi Global Masih Rentan
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global menjadi alasan Bank Indonesia (BI) mempertahankan bunga acuan. Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini memutuskan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) tetap sebesar 6%.

Eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China turut kembali memicu peralihan modal dari negara berkembang ke negara maju. Padahal saat ini respon kebijakan moneter global mulai mengarah ke pelonggaran.

Di saat yang bersamaan, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat sejalan dengan perlambatan ekonomi AS, Eropa, dan China. Kondisi ini membuat volume perdagangan dan harga komoditas global yang menurun, kecuali harga minyak yang naik pada periode terakhir dipengaruhi faktor geopolitik.

Dua hal ini membuat BI melebarkan rentang perkiraan defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) Indonesia tahun ini menjadi 2,5%–3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya, BI optimistis CAD tahun ini sebesar 2,5% dari PDB.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perlambatan ekonomi China bakal berdampak pada ekspor Indonesia. Meski ekspor ke India dan Eropa masih baik. Namun, "Sulit untuk dijadikan andalan. Itulah kenapa kami melakukan revisi CAD," kata Perry, Kamis (16/5).

Tak hanya itu, BI juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri tahun ini, yaitu di bawah titik tengah kisaran 5%-5,4%. Artinya, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan antara 5%–5,2%. "Menurunnya pertumbuhan ekspor Indonesia, kemudian berpengaruh pada konsumsi rumah tangga dan investasi," tambah dia.

Pasca pengumuman BI, rupiah di pasar spot ditutup menguat tipis 0,07% di level Rp 14.452 per dollar AS. Sementara IHSG melemah 85,14 poin atau 1,42% ke posisi 5.895 dalam penutupan perdagangan kemarin.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, langkah yang diambil BI realistis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. "Pilihan yang dimiliki BI adalah menahan atau bahkan menaikkan. Yang terbaik saat ini adalah menahan suku bunga," kata Piter kepada KONTAN.

Menurut Ekonom Asian Development Bank Institute Eric Sugandi, jika BI menurunkan bunga acuannya bulan ini maka rupiah bisa semakin tertekan. Sebaliknya, jika BI menaikkan BI7DRRR bulan ini maka momentum pertumbuhan bakal terganggu.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro masih melihat ruang penurunan bunga acuan BI sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75% pada kuartal IV-2019. Namun, ini bisa dilakukan jika kebijakan moneter The Fed lebih dovish, inflasi stabil, dan CAD menyusut. Ia memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan tahun ini masih bisa mencapai level 2,6% dari PDB.

Bagikan

Berita Terbaru

Kontribusi Investor Lokal di Bursa Saham Semakin Tebal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:53 WIB

Kontribusi Investor Lokal di Bursa Saham Semakin Tebal

Dominasi investor Tanah Air dalam transaksi saham di Bursa Efek Indonesia sudah berlangsung sejak awal tahun ini. 

WINE Siap Ekspansi Bisnis di Tahun Depan
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:40 WIB

WINE Siap Ekspansi Bisnis di Tahun Depan

WINE membidik pertumbuhan penjualan tahun depan salah satunya adalah dengan membidik pasar di luar pulau Bali.

Kans HEXA Mengokohkan Kinerja
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:40 WIB

Kans HEXA Mengokohkan Kinerja

PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) membidik pendapatan US$ 609,8 juta dan laba bersih US$ 34,9 juta di tahun fiskal 2025/2026.

Bulog Klaim Pasokan Beras Masih Aman untuk Bencana dan Nataru
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:25 WIB

Bulog Klaim Pasokan Beras Masih Aman untuk Bencana dan Nataru

Saat ini Bulog masih mempunyai cadangan beras di gudang-gudang Bulog sebanyak 1.500 unit dengan total sebesar 3,8 juta ton.

 Investor Asing Amerika Berburu Saham BMRI, Prospek Desember Cerah
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:10 WIB

Investor Asing Amerika Berburu Saham BMRI, Prospek Desember Cerah

Ada potensi rebound jika likuiditas Bank Mandiri membaik, didukung suku bunga stabil dan pemulihan kredit di akhir tahun ini.

Inflasi Masih Jadi Penentu Penetapan UMP 2026
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:10 WIB

Inflasi Masih Jadi Penentu Penetapan UMP 2026

Angka inflasi periode November yang sebesar 2,72% membuat hitaungan proyeksi UMP 2026 antara pekerja dan pengusaha berbeda.

Memaknai Keberlanjutan dalam Batas Kecukupan
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:08 WIB

Memaknai Keberlanjutan dalam Batas Kecukupan

Ambisi tanpa batas bukanlah jalan menuju keberlanjutan, melainkan ancaman bagi reputasi dan kepercayaan publik.

Desakan Status Bencana  Nasional Makin Menguat
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:00 WIB

Desakan Status Bencana Nasional Makin Menguat

Pemerintah belum menetapkan bencana banjir dan longsor  di berbagai wilayah di Sumatra sebagai bencana nasional.

Klaim Bisa Naik Akibat Bencana, Asuransi Umum Jaga Likuiditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 04:55 WIB

Klaim Bisa Naik Akibat Bencana, Asuransi Umum Jaga Likuiditas

Kejadian banjir di Sumatra dan sebelumnya di Bali akan berdampak pada besaran klaim, kesehatan keuangan, hingga profitabilitas industri asuransi.

Intip Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Hari Ini (3/12)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 04:50 WIB

Intip Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Hari Ini (3/12)

IHSG mengakumulasi kenaikan 1,12% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG naik 21,71%.​

INDEKS BERITA

Terpopuler