BI Pertahankan Bunga Acuan untuk Menjaga Arus Masuk Dana Asing

Jumat, 21 Juni 2019 | 06:47 WIB
BI Pertahankan Bunga Acuan untuk Menjaga Arus Masuk Dana Asing
[]
Reporter: Benedicta Prima, Grace Olivia, Titis Nurdiana | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak ada kejutan dari rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berlangsung kemarin. Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 6%.

Bunga acuan yang tidak berubah bakal memancing dana asing jangka pendek (hot money) mengalir masuk ke pasar modal dalam negeri. Itu perlu untuk mengimbangi derasnya arus keluar dana pembayaran dividen dan seretnya pasokan devisa dari hasil ekspor masih seret.

Bunga acuan sebesar 6% dinilai cukup menarik bagi investor global, jika dibandingkan dengan bunga acuan dalam dollar Amerika Serikat (AS), yang dicerminkan oleh The Fed Fund yang kini berkisar 2,25%–2,5%. Itu berarti selisih bunga antara rupiah dan dollar AS sebesar 3,5%–3,75%.

Selisih itu pula yang menempatkan Indonesia sebagai safe haven baru bagi pemodal asing. Tak heran, asing masih mencatatkan net buy senilai sekitar Rp 278,8 miliar setelah keputusan BI, kendati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis. Rupiah juga menguat 0,61% pada level Rp 14.182 per dollar AS.

Meskipun masih mempertahankan suku bunga acuan, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan BI berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena itu, BI menjanjikan suku bunga turun. "Hanya masalah timing dan besarannya," katanya, Kamis (20/6).

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso melihat, saat ini Selandia Baru, Malaysia, Rusia, India dan bank sentral lainnya sudah menurunkan suku bunga. "BI yang tahu kapan bunga turun. Harus mencari terobosan pertumbuhan ekonomi," kata Wimboh.

Wimboh menyatakan, industri keuangan cukup baik. Per April 2019, kredit perbankan tumbuh 11,05%, kredit investasi naik 14,34%, kredit modal kerja naik 10,48% dan konsumsi naik 9,06% yoy.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menyebut, kebijakan BI mempertahankan bunga sudah tepat. Apalagi The Fed masih memberi sinyal dovish yang flat. Reny memperkirakan BI akan menurunkan bunganya Juli atau Agustus 2019. "Satu kali sebesar 25 basis points (bps) tahun ini," kata Reny.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, posisi bunga acuan yang tak berubah memang menjaga daya tarik Indonesia sebagai safe haven. Tapi, mempertahankan bunga tak akan mengurangi risiko gejolak nilai tukar rupiah terhadap karena banyak isu-isu eksternal. Proyeksi David, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.000–Rp 14.500 per dollar AS di akhir tahun.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani berharap, BI memangkas bunga acuan untuk menggerakkan sektor riil. Perang dagang membuka peluang bagi perusahaan luar negeri merelokasi ke Indonesia. Daya tarik Indonesia akan bertambah jika bunga acuan turun dan bunga kredit turun.

Bagikan

Berita Terbaru

Asa Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Mendorong Produktivitas
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 11:49 WIB

Asa Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Mendorong Produktivitas

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) membidik produksi bisa meningkat 10% besar pada tahun 2025 ini.

Harga Dalam Tren Naik, Usai Stock Split Prospek Saham PTRO Menarik
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 11:46 WIB

Harga Dalam Tren Naik, Usai Stock Split Prospek Saham PTRO Menarik

PTRO menjadi saham dengan lonjakan harga paling tinggi di sektor energi, yakni 426,19% sepanjang 2024.

Program Belanja Murah Nataru Menembus Transaksi Rp 71,5 Triliun
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 10:43 WIB

Program Belanja Murah Nataru Menembus Transaksi Rp 71,5 Triliun

Ini akumulasi dari program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), Belanja di Indonesia Aja (BINA), dan Every Purchase is Cheap (EPIC) Sale

Nuanu Menuju Kota Kreatif nan Inovatif di Tabanan Bali
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 10:32 WIB

Nuanu Menuju Kota Kreatif nan Inovatif di Tabanan Bali

Nuanu, kota kreatif seluas 44 hektare, dibangun di sekitar Pantai Nyanyi, tepatnya di Desa Beraban, Kabupaten Tabanan, Bali. 

Mencecap Cuan dari Pedasnya Bisnis Cabai
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 10:12 WIB

Mencecap Cuan dari Pedasnya Bisnis Cabai

Selain nilai ekonominya yang tinggi, cabai dipilih lantaran memiliki dampak signifikan terhadap inflas

Ormas Agama Tetap Boleh Mengelola Wilayah Tambang
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 10:00 WIB

Ormas Agama Tetap Boleh Mengelola Wilayah Tambang

MK menolak permohonan pengujian UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara

Pemerintah Mulai Salurkan Pupuk Subsidi ke Petani
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 09:34 WIB

Pemerintah Mulai Salurkan Pupuk Subsidi ke Petani

Distribusi pupuk dilakukan sejak Rabu (1/1) dan diklaim sebagai penyaluran pupuk tepat waktu kali pertama di awal tahun

MK Hapus Ambang Batas Pencalonan Presiden
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 09:26 WIB

MK Hapus Ambang Batas Pencalonan Presiden

DPR diminta segera tindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus ketentuan presidential threshold

Irwanti Muljono : Jadikan Investasi Sebagai Gaya Hidup
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 09:21 WIB

Irwanti Muljono : Jadikan Investasi Sebagai Gaya Hidup

Menurut Irwanti, penting memahami terlebih dahulu kebutuhan dan tujuan berinvestasi. Juga memahami profil risiko masing-masing. 

Bom Waktu Fenomena Lipstick Effect
| Sabtu, 04 Januari 2025 | 09:12 WIB

Bom Waktu Fenomena Lipstick Effect

Pergeseran pola konsumsi melanda milenial dan Gen Z yang menyebabkan tergerusnya tabungan dan mengerek kredit macet

INDEKS BERITA

Terpopuler