Biaya Operasional Naik, Industri Penerbangan Ingin Menaikkan Tarif Tiket
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri penerbangan di dalam negeri sedang menghadapi situasi kurang menguntungkan. Peningkatan biaya operasional menjadi beban terberat bagi maskapai nasional.
Biaya operasional maskapai didominasi tiga komponen besar, yakni bahan bakar avtur sekitar 35%-40%, leasing pesawat sekitar 25%–30%, serta Sumber Daya Manusia (SDM) sekitar 10%-15%. Itulah sebabnya muncul usulan untuk menaikkan tarif tiket penerbangan hingga pengurangan beban kargo dengan menghapus free kargo di bagasi.
Namun kebijakan tersebut malah menuai protes para pengguna jasa transportasi udara. Hal itu dianggap memberatkan konsumen di saat daya beli masyarakat cenderung menurun.
Direktur Utama PT Indonesia AirAsia Tbk (CMPP) Dendy Kurniawan mengharapkan komponen biaya eksternal turun agar bisa mendorong laju bisnis maskapai.
"Saat ini harga avtur sudah turun karena memang tren harga minyak dunia. Cuma kami merasakan masih lebih mahal dibandingkan harga avtur di Singapura," ujar dia ke KONTAN, Senin (14/1).
Asosiasi Industri Penerbangan Nasional atau Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menyatakan, otoritas jasa kebandaraan seperti Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, AirNav, dan Pertamina Aviation berencana menurunkan harga jasa maupun produk yang mereka jual ke pihak maskapai penerbangan. Harapannya, harga tiket pesawat juga ikut menurun.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Ari Askhara menyebutkan, untuk menurunkan harga tiket, pihaknya melakukan beberapa efisiensi. "Garuda Indonesia selalu melakukan program redefine cost structure dan efisiensi," kata dia.
Ari yang juga menjabat Ketua Umum INACA bilang, beberapa komponen yang akan diturunkan pihak jasa kebandaraan, misalnya Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, adalah passenger service charge (PSC), landing dan parking fee, serta biaya sewa ruangan. "Dari seluruh komponen itu, rata-rata penurunannya 10%," ungkap dia.
Sebelumnya Inaca meminta Pertamina menurunkan harga avtur sebesa 10%. Menurut Ari, kontribusi komponen bahan bakar adalah 40%-45% dari beban operasional.
Vice President Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan, soal biaya jasa kebandaraan saat ini masih diformulasikan oleh tim internal perusahaan. "Intinya sesuai informasi sebelumnya, kami sebagai pengelola bandara mendukung dari sisi jasa kebandaraan," ucap dia.