Bidik Kenaikan Laba 30%, Mark Dynamics Memperdalam Ekspor ke China dan Vietnam

Selasa, 19 Maret 2019 | 06:20 WIB
Bidik Kenaikan Laba 30%, Mark Dynamics Memperdalam Ekspor ke China dan Vietnam
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) berencana memperdalam pasar China dan Vietnam di tahun ini. Sejauh ini, mereka belum optimal menggarap kedua pasar tersebut.

Menurut catatan internal, Mark Dynamics menjual 95% produk cetakan sarung tangan atawa hand former ke luar negeri. Adapun 60% penjualan ekspor ke Malaysia dan 30% ke Thailand. Barulah 10% sisanya penjualan ke China dan Vietnam.

Mengintip informasi prospektus Mark Dynamics, pemasaran produk menggunakan sistem penjualan langsung alias direct sales. Kepada beberapa pelanggan, perusahan berkode saham MARK di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu menerapkan kebijakan pembayaran selama 30-60 hari dari tanggal pengiriman. Sementara dengan pelanggan baru, metode pembayarannya menggunakan L/C at sight atau 100% TT Advance.

Mark Dynamics yakin, impian memperbesar pasar ekspor tak akan tergangu oleh sejumlah risiko global yang banyak dikhawatirkan pelaku usaha lain. Sebut saja, kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan perang dagang AS dengan China yang masih berlanjut.

Dasar keyakinan Mark Dynamics adalah permintaan pasar global terhadap cetakan sarung tangan masih sangat besar. Sementara pemasok produk tersebut masih mini. "Bagi kami yang berorientasi ekspor, peluang pasar luar negeri masih tetap besar dan efek perang dagang masih tetap meningkatkan ekspor," ujar Ridwan Goh, Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk kepada KONTAN, Senin (18/3).

Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan cetakan sarung tangan di pasar global pada tahun ini, Mark Dynamics siap mengoperasikan pabrik baru berkapasitas produksi 90.000 unit per bulan mulai Mei nanti. Kehadiran pabrik baru tersebut akan meningkatkan total kapasitas produksi terpasang menjadi 630.000 unit per bulan.

Sekadar informasi, tahun lalu Mark Dynamics mengoperasikan pabrik dengan total kapasitas terpasang 540.000 unit cetakan sarung tangan per bulan. Kemampuan pabrik mereka bertambah 28,57% ketimbang catatan tahun 2017 yang sebesar 420.000 unit per bulan.

Manajemen Mark Dynamics menyebutkan, target pertumbuhan pendapatan tahun ini 11,5% year on year (yoy) menjadi Rp 362,8 miliar. Sementara target kenaikan laba bersih sekitar 30% yoy. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sepanjang 2019 Mark Dynamics masih mengandalkan penjualan ekspor. Makanya, riak kondisi dalam negeri tak akan berpengaruh secara signifikan kepada perusahaan itu.

Rencana ekspansi dan agenda bisnis Mark Dynamics tahun 2019 jalan terus di tengah riuh-rendah momentum pemilihan umum alias pemilu. Perusahaan tersebut tidak merasa perlu menahan diri alias menerapkan strategi wait and see. "Kondisi politik dalam negeri tidak terlalu berpengaruh, hal ini ditunjukkan dengan kondisi pemilu sebelumnya, yaitu di 2009 dan 2014," terang Ridwan.

Sejauh ini, Mark Dynamics belum mempublikasikan laporan keuangan 2018. Namun jika mengacu pada target pertumbuhan pendapatan 2019 tadi, berarti capaian pendapatan perusahaan tersebut sekitar Rp 325,38 miliar pada tahun lalu.

Sementara dalam catatan pemberitaan KONTAN sebelumnya, tahun lalu Mark Dynamics sempat mengatakan perolehan laba bersih 2018 berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit menyentuh angka Rp 80 miliar. Capaian itu di atas target awal yakni Rp 63 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

INDEKS BERITA

Terpopuler