Bidik Pendapatan Hingga US$ 325 Juta, Harum Energy Genjot Produksi

Rabu, 06 Maret 2019 | 08:20 WIB
Bidik Pendapatan Hingga US$ 325 Juta, Harum Energy Genjot Produksi
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) membidik pendapatan sebesar US$ 300 juta hingga US$ 325 juta pada tahun ini. Demi mencapai target tersebut, mereka mematok volume produksi batubara lebih besar dibandingkan tahun lalu.

Proyeksi pendapatan itu mempertimbangkan rencana produksi 5 juta ton batubara pada tahun ini. Sementara rentang proyeksi harga jual batubara Harum Energy yakni US$ 60 hingga US$ 65 per metrik ton. Selama ini, perusahaan tersebut memproduksi batubara dengan kandungan di atas 5.500 kilokalori per kilogram (kkal/kg).

Rencana produksi batubara sepanjang 2019 lebih banyak 8,69% ketimbang realisasi produksi batubara tahun lalu yang mencapai 4,6 juta ton. "Kami memprediksikan produksi batubara di kuartal I 2019 mencapai 1 juta ton," kata Ray Antonio Gunara, Direktur Utama PT Harum Energy Tbk, saat dihubungi KONTAN, Senin (4/3) lalu.

Sementara target volume penjualan batubara Harum Energy belum ketahuan. Satu hal yang pasti, emiten berkode saham HRUM di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu masih mengandalkan pasar ekspor seperti Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, dan China.

Sebagai gambaran saja, selama sembilan bulan tahun lalu Harum Energy menjajakan semua batubara ke pasar pasar mancanegara. Nilai penjualannya mencapai US$ 221,76 juta setara 95,19% terhadap total pendapatan sekitar US$ 232,96 juta.

Demi memuluskan agenda bisnis tahun ini, manajemen Harum Energy mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 8 juta. Sumber dananya dari kas internal.

Selain mengejar peningkatan produksi, Harum Energy berupaya memenuhi kewajiban batubara dalam negeri alias domestic market obligation (DMO). "Dalam upaya memenuhi kewajiban DMO sesuai dengan peraturan yang berlaku, kami melakukan transfer kuota sesuai mekanisme yang diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," terang Ray.

Informasi saja, mayoritas produksi batubara Harum Energy pada tahun lalu berasal dari PT Mahakam Sumber Jaya. Anak usaha yang 80% sahamnya mereka miliki itu menyumbang produksi 4,5 juta ton batubara.

Padahal di Maret tahun lalu Harum Energy mengakuisisi tambang batubara baru di bawah kelolaan PT Bumi Karunia Pertiwi. Mereka membeli sekitar 2,49 juta saham Bumi Karunia senilai Rp 31,49 miliar dari tangan PT Anugrah Karya Raya. Anugrah merupakan anak usaha PT AKR Corporindo Tbk dengan kepemilikan saham 96,75% per 30 September 2018.

Namun sepanjang tahun lalu, Bumi Karunia tidak menyumbangkan produksi batubara. Tahun ini pun HRUM belum berencana mematok target kontribusi produksi dari anak usaha baru tersebut. "Kami masih memprioritaskan pembenahan infrastruktur di PT Bumi Karunia Pertiwi. Jadi belum ada target produksi dari perusahaan itu untuk tahun 2019," tutur Ray.

Hingga tahun lalu, Harum Energy, mengoperasikan sejumlah tambang batubara kalori tinggi. Tambang batubara Mahakam Sumber Jaya memiliki cadangan 45 juta ton dan sumber daya 339 juta ton.

Ada pula tambang batubara di bawah kendali PT Santan Batubara dengan cadangan mencapai 7 juta ton dan sumber daya joint ore reserves committee (JORC) sebesar 109 juta ton. Contoh lain, tambang batubara melalui PT Tambang Batubara Harum dengan cadangan JORC sebanyak 12 juta ton.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

INDEKS BERITA

Terpopuler