Harga Batubara Fluktuatif, Harum Energy (HRUM) Pasang Target Konservatif

Sabtu, 19 Januari 2019 | 06:50 WIB
Harga Batubara Fluktuatif, Harum Energy (HRUM) Pasang Target Konservatif
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, PT Harum Energy Tbk membidik produksi batubara sebesar 5 juta ton. Target tersebut naik tipis 4,17% dibandingkan target tahun lalu sebesar 4,8 juta ton.

Target pertumbuhan produksi Harum Energy terbilang konservatif. Pasalnya, untuk menentukan volume produksi yang lebih besar, emiten berkode saham HRUM di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini masih melihat kondisi pasar.

Direktur Utama PT Harum Energy Tbk, Ray Antonio Gunara mengemukakan, target produksi mencapai 5 juta ton merupakan proyeksi konsolidasi bersama anak usaha.

Untuk menentukan volume produksi batubara, pihaknya memang masih akan mempertimbangkan kondisi pasar, khususnya harga batubara yang terus berfluktuasi dengan tren penurunan. "Karena produksi sangat dipengaruhi faktor itu. Jika kondisinya baik, kami up, tapi jika harga melemah terus, ya kami cut, kami akan review lagi," ungkap Ray usai rapat umum pemegang saham luar biasa HRUM di Jakarta, kemarin.

Manajemen HRUM masih enggan memberikan realisasi produksi batubara pada tahun 2018. Satu hal yang pasti, produksi batubara sepanjang 2018 masih di bawah target sebesar 4,8 juta ton.

Alasannya, karena dua tambang baru Harum Energy yang digarap anak usahanya, yakni PT Karya Usaha Pertiwi (KUP) dan PT Santan Batubara (SB), telat melaksanakan produksi dari target semula pada Kuartal II 2018.

Tapi, Harum Energy berhasil mencatatkan penjualan batubara mencapai 5 juta ton sepanjang tahun lalu. Hal itu didorong tambahan batubara dari pembelian ke pihak ketiga. "Kami blending, beli dari pihak ketiga," ungkap Ray.

Hampir semua penjualan batubara HRUM menyasar pasar ekspor, sehingga sulit memenuhi kewajiban pasokan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) sebesar 25%. Alhasil, pada tahun lalu HRUM mesti transfer kuota agar tetap bisa memenuhi target DMO.

Rencana buyback

Tahun ini, PT Harum Energy Tbk (HRUM) belum berencana melakukan akuisisi tambang baru atau aksi korporasi lainnya. Namun, manajemen HRUM bakal membeli kembali saham (buyback) sebanyak 4,93%. Kelak, saham hasil buyback akan disimpan sebagai modal saham diperoleh kembali (treasury stock).

"Kenapa 4,93%? Karena buyback yang pertama dulu 5,07%, maksimum kan cuma boleh buyback 10%, sesuai peraturan," ungkap Direktur Utama HRUM, Ray Antonio Gunara. Aksi buyback juga untuk menurunkan biaya modal serta meningkatkan earnings per share (EPS) dan return on equity (ROE) secara berkelanjutan.

Hingga 30 September 2018, PT Karunia Bara Perkasa menguasai 74,05% saham HRUM, sementara investor publik 20,76%. Kemudian HRUM memiliki treasury stock dari buyback sebelumnya 5,07% dan sisa 0,12% saham milik PT Bara Sejahtera Abadi dan Dewan Komisaris.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

INDEKS BERITA

Terpopuler