Bisnis Ekspedisi Jaya, Kurir Harus Berdaya

Minggu, 05 September 2021 | 09:12 WIB
Bisnis Ekspedisi Jaya, Kurir Harus Berdaya
[ILUSTRASI. TAJUK - Ardian Taufik Gesuri]
Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Ardian Gesuri

KONTAN.CO.ID - Di masa pagebluk yang getir ini, kita banyak ketambahan sahabat baru. Mereka adalah para kurir, yang selalu sigap mengirimkan paket yang kita order, dari pagi hingga malam hari.
Kalau  diingat-ingat, lama kita tidak kedatangan Pak Pos berseragam oranye. Era surat-menyurat, kirim wesel, telegram, post card sudah berlalu. Sebagai gantinya, berdatangan para kurir dari berbagai perusahaan ekspedisi & logistik.
Banyak wajah baru menyapa dari arah pagar rumah. Tapi bila kita kerap belanja  online, kerap pula berjumpa orang yang sama, dan menjadi akrab.
Sering kita dengar mereka menemui kendala saat menjalani tugas. Seperti, tak ada orang di rumah. Bilapun ada, mereka sudah ketok-ketok pagar  ditambah teriak "paket... paket...!" tapi penghuni rumah tak juga keluar. Padahal masih banyak barang menumpuk di sepeda motornya, yang harus segera diantarkan ke alamat-alamat selanjutnya.
Apalagi bila status paketnya COD alias cash on delivery. Beberapa kejadian si pemesan kecewa dengan barang yang datang lalu menumpahkan kekesalannya pada kurir. Padahal mereka hanya pengantar barang, tidak turut bertanggungjawab atas isi paketnya.
Toh, berbagai metode pengiriman terus berkembang seiring dengan pesatnya pertumbuhan bisnis kurir dan logistik yang rata-rata mencapai double digit ini. Selain Pos Indonesia dan pemain swasta yang lama berselancar di bisnis ini, seperti Tiki, JNE, Wahana, kini bermunculan nama-nama baru: J&T, Ninja, SiCepat, Anteraja, Paxel, hingga Lion Parcel. Para pengelola aplikasi ride hailing dan marketplace seperti Gojek, Grab, Traveloka pun bermutasi jadi super app.
Tak heran bila investor dunia hingga konglomerat dalam negeri terjun ke bisnis ini. Sebutlah bos Barito Pacific, Prajoga Pangestu, dan Pandu Sjahrir (Komisaris SEA Group Indonesia) menyuntikkan dana ratusan miliar rupiah ke SiCepat. Ada pula TP Rachmat dengan Grup Triputra-nya berekspansi di bisnis logistik melalui Anteraja. Lalu, operator penerbangan Lion Air yang dikendalikan keluarga Rusdi Kirana mengembangkan Lion Parcel.
Namun di balik kejayaan tersebut, patut dicermati hubungan kerja yang umum berlaku di perusahaan ekspedisi dan kargo saat ini: para kurir itu bukan karyawan organik. Perusahaan mengikatnya dalam pola kemitraan. Sepertinya ini menyetarakan posisi antara manajamen dan kurir. Tapi dalam praktiknya bisa menekan dan memperdayakan. Karena, para kurir itu dibebani dengan target tinggi secara harian. Kalau target tak tercapai, tak ada bonus yang didapat. Si kurir hanya akan menerima penghasilan sedikit, jauh di bawah upah minimum.
Ketika beberapa waktu lalu bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, para kurir pun mengeluhkan berbagai masalah. Seperti, tarif per kilometer minim, jam kerja panjang (10 jam lebih), perlakuan konsumen yang tidak bersahabat, pola kemitraan yang tidak sehat, ketiadaan regulasi perlindungan, hingga perjanjian kerja secara lisan.
Liku-liku di lapangan ini patut menjadi catatan yang harus segera dibenahi dari bisnis pengiriman yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Tarif memang perlu diatur, agar para kurir mendapat penghasilan layak. Supaya ada kelebihan untuk membayar jaminan sosial untuk melindungi keselamatannya. Tapi tarif itu juga jangan ketinggian, jangan membuat barang jadi mahal; sehingga tarifnya masih menarik dan terjangkau oleh para konsumen.
Para pemilik aplikasi pengiriman ini juga lazim menerapkan strategi bakar duit. Tak apa-apa rugi besar, yang penting bisa menguasai pasar, sehingga nilai bisnisnya membesar pula. Itu sih sah-sah saja. Cuma, jangan sampai manajemen juga tega 'membakar' penghasilan mitra mereka, para kurir pengantar barang milik konsumen.  

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Polemik Umroh Mandiri, Tarik-menarik Antara Biaya Murah dan Janji Kemudahan
| Minggu, 02 November 2025 | 16:45 WIB

Polemik Umroh Mandiri, Tarik-menarik Antara Biaya Murah dan Janji Kemudahan

Pemerintah akan memperketat pengawasan terhadap individu atau pihak yang memobilisasi jamaah tanpa izin resmi sebagai penyelenggara umrah.

Melahap Cuan dari Bisnis Parkir yang Tak Pernah Tidur
| Minggu, 02 November 2025 | 13:00 WIB

Melahap Cuan dari Bisnis Parkir yang Tak Pernah Tidur

Dengan jumlah kendaraan beredar yang masih tinggi, bisnis ruang parkir masih sangat menjanjikan.        

Saham TBIG Melonjak Usai Rilis Kinerja Kuartal III-2025, Investor Harap Berhati-hati
| Minggu, 02 November 2025 | 12:05 WIB

Saham TBIG Melonjak Usai Rilis Kinerja Kuartal III-2025, Investor Harap Berhati-hati

Buyback dengan anggaran maksimal Rp 360 miliar dipandang dapat memberikan dukungan jangka pendek bagi harga saham TBIG. 

Divestasi Aset Jadi Tumpuan Kimia Farma (KAEF) Tekan Utang dan Perbaiki Arus Kas
| Minggu, 02 November 2025 | 11:00 WIB

Divestasi Aset Jadi Tumpuan Kimia Farma (KAEF) Tekan Utang dan Perbaiki Arus Kas

Dalam jangka pendek sentimen rencana divestasi bisa direspons positif karena meningkatkan kepercayaan investor.

IHSG Cetak Rekor Oktober 2025: Sektor Properti Melesat 14,60%
| Minggu, 02 November 2025 | 09:57 WIB

IHSG Cetak Rekor Oktober 2025: Sektor Properti Melesat 14,60%

IHSG Oktober 2025 capai rekor baru! Pelajari saham pendorong kenaikan, sektor properti melesat, sementara teknologi dan keuangan melemah.

Diversifikasi, Warisan Jangan Cuma Rumah atau Tanah
| Minggu, 02 November 2025 | 09:00 WIB

Diversifikasi, Warisan Jangan Cuma Rumah atau Tanah

Harta waris bisa beragam. Bukan cuma properti atau tanah. Simak strategi menyiapkan warisan yang likuid.

Kisah Budiasto Kusuma Menyetel Transformasi Bisnis Ritel
| Minggu, 02 November 2025 | 08:20 WIB

Kisah Budiasto Kusuma Menyetel Transformasi Bisnis Ritel

Demi membantu usaha keluarga, dia pun ikut berbagai pelatihan seperti Brevet AB perpajakan hingga mendalami pengetahuan tentang ekspor dan impor.

Seluk Beluk Exchange Traded Fund di Tahun 2025
| Minggu, 02 November 2025 | 07:35 WIB

Seluk Beluk Exchange Traded Fund di Tahun 2025

ETF memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu instrumen investasi yang diminati investor-investor di Indonesia di masa yang akan datang

Ingat! Disiplin Trading Kripto Big Caps di Pasar yang Masih Riskan
| Minggu, 02 November 2025 | 07:20 WIB

Ingat! Disiplin Trading Kripto Big Caps di Pasar yang Masih Riskan

Bitcoin cs bergerak liar, belakangan. Begini tips menyeleksi aset kripto supaya bisa tetap cuan, alih-alih boncos!

Bikin Desain Berkualitas Makin Gampang dengan AI
| Minggu, 02 November 2025 | 07:00 WIB

Bikin Desain Berkualitas Makin Gampang dengan AI

Kini semua orang bisa menciptakan desain lebih cepat dengan aplikasi desain yang dilengkapi teknologi AI atau artificial intelligence.

INDEKS BERITA

Terpopuler