Bisnis Kawasan Industri Masih Menjanjikan

Kamis, 01 Agustus 2019 | 07:23 WIB
Bisnis Kawasan Industri Masih Menjanjikan
[]
Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih terbuka peluang bagi para pengembang lahan industri untuk melanjutkan ekspansi usaha. Sebab, kebutuhan terhadap lahan industri terus meningkat seiring perkembangan sejumlah sektor industri seperti manufaktur, otomotif, logistik hingga e-commerce.

Tak pelak, sejumlah pengembang properti terus memperluas bisnisnya dengan membangun kawasan industri di sejumlah wilayah potensial. Meski demikian, keterbatasan lahan dan harga tanah yang semakin meningkat menjadi tantangan bagi pengembang kawasan industri.

Pengelola kawasan industri mengaku tidak mudah menambah lahan baru atawa landbank.

General Manager PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), Rudy Subrata, menjelaskan selama ini tidak mudah untuk melaksanakan akuisisi lahan baru. Oleh karena itu, pemilik Kawasan Industri Jababeka dan Kawasan Industri Kendal ini mengharapkan pemerintah mempermudah regulasi terkait akuisisi lahan. "Masyarakat tahu berapa harga tanah mereka dan meminta harga tinggi. Jadi butuh campur tangan pemerintah agar akuisisi lahan lebih mudah," ujar dia, Rabu (31/7).

Menurut Rudy, pertumbuhan kawasan industri memiliki dampak ekonomi kepada masyarakat setempat, khususnya dalam penyediaan lapangan kerja baru. Meski demikian, sejauh ini pengembang masih cukup sulit menjalankan rencana akuisisi lahan.

Pengembang kawasan industri lainnya, yakni PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk juga melihat masalah serupa. Bahkan, emiten properti dengan kode saham BEST di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sudah menyiapkan dana Rp 600 miliar untuk mengakuisisi 100 hektare (ha) lahan baru pada tahun ini. Namun realisasinya belum optimal. Manajemen BEST mengemukakan banyak tantangan yang mesti dihadapi pengembang kawasan industri.

"Negosiasinya tidak mudah. Kalau pun harganya cocok, kami juga butuh waktu untuk pengembangannya. Kemudian bagaimana menjualnya kepada pelaku industri," ujar Direktur BEST, Wijaya Surya.

PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) juga berencana ekspansi besar-besaran dengan mengucurkan dana Rp 2 triliun untuk rencana bisnis lima tahun ke depan.

Mereka akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan mixed use, pusat pergudangan, bangunan pabrik siap pakai (BPSP) dan lainnya. "Untuk penyewaan lahan industri sekitar 90% dan untuk properti industri sekitar 80% dari kapasitas," sebut Direktur Utama JIEP, Landi Rizaldi Mangaweang, kepada KONTAN, Rabu (31/7).

Saat ini, tingkat penyewaan di kawasan JIEP cukup tinggi sehingga memerlukan pengembangan baru. Apalagi perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian BUMN ini sedang berupaya menjadi kawasan industri internasional dalam tempo 20 tahun mendatang. "Dalam lima tahun ke depan kami akan mengembangkan 20 hektare lahan untuk mendukung kawasan industri," beber Landi.

Sementara, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berharap segmen kawasan industri bisa meningkat tahun ini. Pasalnya, di semester I 2019, kontribusi kawasan industri satu-satunya segmen yang mengalami penurunan. "Kawasan industri menurun karena belum ada penjualan yang di-booking, tapi seharusnya meningkat di kuartal III dan seterusnya," ujar Head of Investor Relation SSIA, Erlin Budiman.

Hingga semester I-2019, SSIA telah mengakuisisi lahan seluas 1.100 ha di Subang untuk proyek Subang City of Industry yang bakal terbentang seluas 2.000 ha. Saat ini, SSIA membangun fase pertama seluas 250 ha. "Kami mengharapkan pada tahun depan sudah meluncurkan proyek," ungkap Erlin.

Bagikan

Berita Terbaru

Prajogo Pangestu Rajai Bursa Efek, Kapitalisasi Pasar Grup Tembus Rp 2.395 Triliun
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 12:23 WIB

Prajogo Pangestu Rajai Bursa Efek, Kapitalisasi Pasar Grup Tembus Rp 2.395 Triliun

Per Jumat (18/7), nilai kapitalisasi pasar saham Prajogo Pangestu mencapai Rp 2.444,74 triliun, setara 18,69% total kapitalisasi pasar IDX.

Adrian Maulana, Terus Belajar dalam Dunia Investasi
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 10:22 WIB

Adrian Maulana, Terus Belajar dalam Dunia Investasi

Adrian juga rajin membaca buku tentang investasi. Ia termasuk orang yang tidak pelit untuk membeli hingga puluhan buku terkait dunia investasi.

Sepekan, Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 10:06 WIB

Sepekan, Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya

Dolar AS berbalik melemah  merespons pidato dovish pejabat  The Fed yang menyerukan pemangkasan suku bunga segera dilakukan FOMC akhir bulan ini.

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (19 Juli 2025)
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 08:34 WIB

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (19 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 19 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.927.000 per gram, harga buyback Rp 1.773.000 per gram.

Petrosea (PTRO) Meraih Pinjaman BBNI Rp 2,19 Triliun
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:56 WIB

Petrosea (PTRO) Meraih Pinjaman BBNI Rp 2,19 Triliun

PT Petrosea Tbk (PTRO) menandatangani perjanjian pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai US$ 135 juta, setara Rp 2,19 triliun.

Semester I-2025, Laba PAM Mineral (NICL) Melejit 386%
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:51 WIB

Semester I-2025, Laba PAM Mineral (NICL) Melejit 386%

Di sepanjang enam bulan pertama tahun ini, kinerja top line dan bottom line PT PAM Mineral Tbk (NICL) melesat signifikan.​

Prospek Emiten Terdongkrak Harga Mineral
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:46 WIB

Prospek Emiten Terdongkrak Harga Mineral

Harga sejumlah komoditas logam mineral di pasar global terus mencatatkan kenaikan di sepanjang tahun 2025 berjalan.

Sentimen Lokal dan Global Mendorong IHSG Menguat 3,75% Dalam Sepekan
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:37 WIB

Sentimen Lokal dan Global Mendorong IHSG Menguat 3,75% Dalam Sepekan

Penguatan IHSG di pekan ini, antara lain, ditopang rilis data ekonomi China, data inflasi Amerika Serikat (AS) dan saham-saham konglomerasi.

Pancaran Samudera Transport Membentangkan Layar di Bursa Saham
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:30 WIB

Pancaran Samudera Transport Membentangkan Layar di Bursa Saham

Mengupas profil dan rencana bisnis PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) pasca menggelar penawaran saham perdana

Laba Bersih Sinergi Inti Andalan (INET) Melonjak Tiga Digit di Semester I-2025
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:29 WIB

Laba Bersih Sinergi Inti Andalan (INET) Melonjak Tiga Digit di Semester I-2025

Per 30 Juni 2025, laba bersih PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mencapai Rp 7,77 miliar di semester I-2025, melesat 666,66% secara tahunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler