Bisnis Sepakbola

Senin, 30 Agustus 2021 | 09:05 WIB
Bisnis Sepakbola
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lambat laun, Indonesia mulai membuka aktivitas di sejumlah sektor. Akhir pekan lalu, pemerintah mengizinkan pertandingan Liga 1. Kasta tertinggi kompetisi sepakbola di negeri ini kembali menggelinding setelah musim lalu tertunda akibat wabah Covid-19.

Meski bisa bermain, para klub peserta kompetisi harus bersabar lantaran belum bisa mengundang para penonton untuk hadir di stadion. Oleh karena itu, klub sepakbola harus kreatif dan mampu berimprovisasi.

Demi mengompensasi absennya para suporter di stadion, pengelola klub bisa berkolaborasi dengan penyedia konten untuk menyajikan layanan live streaming pertandingan sepakbola.

Wabah korona memang memaksa kita untuk kreatif dan inovatif, termasuk dalam menjalani bisnis sepakbola, olahraga sejuta umat.

Jika Indonesia ingin olahraga ini maju dan membesar, maka harus dikelola secara profesional, mulai dari urusan teknis seperti sistem kompetisi, pembinaan usia dini, aturan transfer pemain hingga urusan bisnis termasuk hak siar televisi.

Selain berkolaborasi dari sisi konten, klub bola bisa mempertajam kontribusi sumber lain, seperti merchandise dengan memanfaatkan fanatisme suporter. Di zaman serba digital, kanal penjualan online perlu dimanfaatkan secara masif.

Hal yang tak kalah penting, pengelola klub harus mampu mendatangkan para sponsor agar operasional klub, seperti membayar gaji pemain hingga ongkos pertandingan, tetap terjaga.

Sejatinya, potensi perputaran uang dari bisnis sepakbola cukup menggiurkan. Bahkan, sebuah kajian mengklaim perputaran uang dari Liga 1 dalam satu musim bisa mencapai Rp 3 triliun.

Angka itu tidaklah berlebihan. Hal tersebut lantaran kompetisi sepakbola membawa efek domino hingga berbagai sektor, mulai dari bisnis televisi (hak siar), jersei, sepatu bola, merchandise, transportasi, perhotelan hingga katering.

Bahkan, PT Liga Indonesia Baru mengklaim kompetisi sepakbola mampu menyerap tenaga kerja hingga 112.000 orang.

Potensi tadi memang masih di atas kertas. Realisasinya tentu akan tergantung pada realitas di lapangan, termasuk bagaimana otoritas sepakbola di negeri ini menampilkan pertandingan yang berkualitas. Sebab, tontonan keren otomatis akan mendatangkan keuntungan.

Setidaknya ada dua kunci untuk membangun bisnis sepakbola yang kuat. Pertama, menciptakan kompetisi yang sehat dan bebas suap. Kedua, pembinaan usia dini.         

Bagikan

Berita Terbaru

Intip Profil Calon Menteri Trump yang Dikenal Pro Energi Fosil
| Selasa, 26 November 2024 | 18:49 WIB

Intip Profil Calon Menteri Trump yang Dikenal Pro Energi Fosil

Beberapa nama calon menteri yang diumumkan Donlad Trump masuk kabinetnya, tidak pro terhadap energi hijau.

Menakar Kelebihan & Kekurangan Ikut PUPS dan IPO Adaro Andalan (AADI)
| Selasa, 26 November 2024 | 18:26 WIB

Menakar Kelebihan & Kekurangan Ikut PUPS dan IPO Adaro Andalan (AADI)

Harga penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) kadang dinilai tidak menarik, karena lebih mahal dari harga IPO. 

Tren IPO Perusahaan Nikel Akan Berlanjut di 2025, Ada yang Bakal Melantai Semester I
| Selasa, 26 November 2024 | 17:58 WIB

Tren IPO Perusahaan Nikel Akan Berlanjut di 2025, Ada yang Bakal Melantai Semester I

Belum ada isu spesifik yang dianggap bisa menyurutkan minat perusahaan mineral dan batubara masuk ke pasar modal tahun depan.

Rajin Diborong Pengendalinya, Prospek Kinerja dan Saham HEAL Dinilai Masih Positif
| Selasa, 26 November 2024 | 17:25 WIB

Rajin Diborong Pengendalinya, Prospek Kinerja dan Saham HEAL Dinilai Masih Positif

Ekspansi organik yang dilakukan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dinilai menjadi amunisi bagi pertumbuhan kinerja di masa depan.

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun
| Selasa, 26 November 2024 | 09:01 WIB

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun

Estimasi setoran pajak rokok pada tahun depan, naik tipis dibandingkan dengan estimasi setoran pajak rokok 2024

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur
| Selasa, 26 November 2024 | 08:51 WIB

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) juga ikut menolak kebijakan kenaikan tarif PPN menjadi 12%

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset
| Selasa, 26 November 2024 | 08:42 WIB

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset

Ekonom memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak mungkin mencapai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA
| Selasa, 26 November 2024 | 08:05 WIB

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA

Perdagangan saham BBCA oleh investor asing institusi sepanjang pekan lalu didominasi oleh transaksi beli.

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)
| Selasa, 26 November 2024 | 08:00 WIB

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)

Pada 21 November 2024, PT Cipta Krida Bahari (CKB) telah melakukan penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli saham (PPJB) dengan CTBN.

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia
| Selasa, 26 November 2024 | 07:55 WIB

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia

Aksi ini memberikan BUMA International kepemilikan pengendali atas salah satu tambang batubara metalurgi terbesar di Australia.​

INDEKS BERITA

Terpopuler