Booming Yatim Piatu

Kamis, 08 Juli 2021 | 05:00 WIB
Booming Yatim Piatu
[ILUSTRASI. TAJUK - Barli Halim Noe]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nyaris setiap saat, kini, kita dibombardir oleh kabar duka. Satu per satu sejawat, sahabat, kolega dan handai tolan pergi ke alam baka karena tak kuasa didera korona.

Acap pula kita mendengar kabar nan tragis. Sejumlah keluarga kehilangan dua pilar utamanya sekaligus; nyawa ayah dan ibu melayang direnggut korona.

Sedih? Pasti! Apalagi yang makin membuat miris, banyak di antara korban keganasan Covid-19 adalah kalangan berusia muda dengan anak-anaknya yang amat belia.

Satgas Covid-19 mencatat, sekitar 49% korban tewas akibat Covid-19 berasal dari kelompok usia produktif dari golongan umur 19 tahun hingga 59 tahun. Dengan kata lain, dari korban tewas akibat Covid-19 sebanyak 61.868 jiwa per Selasa (6/7), sekitar 30.315 di antaranya berusia muda-dewasa.

Data kematian akibat Covid-19 ini tidak hanya bercerita sebatas rekaman angka yang diumumkan setiap hari. Lebih daripada itu, laju kematian kalangan usia muda akibat korona merupakan sinyal potensi bom waktu masalah kemiskinan dan krisis sosial yang bisa meledak di masa mendatang.

Betapa tidak, jika satu korban memiliki dua anak, setahun pandemi Covid-19 sudah membuat sekitar 60.000 anak berstatus yatim maupun piatu. Puluhan ribu generasi masa depan bangsa ini akan tumbuh besar tanpa figur ayah maupun ibu.

Berbagai studi dan literatur menunjukkan bahwa kesedihan mendalam yang dirasakan oleh anak-anak karena ditinggal pergi orang tua untuk selamanya, berdampak besar pada kesehatan dan pertumbuhan mentalnya. Hilangnya keceriaan, putusnya kasih sayang, rasa putus asa akan berimbas pada kepercayaan diri anak-anak.

Nah, kita harus mengantisipasi sejak dini efek lanjutan booming generasi fatherless/motherless ini. Apalagi fenomena ini berbarengan dengan krisis pendidikan yang sedang kita alami. Perpaduan dua faktor ini bisa menghambat peluang emas bonus demografi negara ini.

Oleh karena itu, persoalan ini juga harus disikapi dengan sangat serius. Kepercayaan diri generasi, selain pengetahuan, merupakan modal berharga membangun bangsa.

Sayang, sejauh ini kita belum mendengar strategi yang disiapkan pemerintah untuk mengantisipasi masalah sosial ini, alih-alih mengelola para yatim piatu. Padahal di negeri ini ada institusi bernama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang seharusnya berkompeten menanganinya.

Benar, prioritas utama menangani pandemi Covid-19 ini adalah menyelamatkan kesehatan masyarakat. Namun jangan pula lupakan kesiapan strategi penanganan dan penyelamatan para yatim piatu akibat pandemi Covid-19. Mereka juga generasi bangsa ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Aliran Dana Asing Keluar Rp 2,49 Triliun, Dalam Sepekan IHSG Turun 3,25%
| Sabtu, 12 April 2025 | 09:52 WIB

Aliran Dana Asing Keluar Rp 2,49 Triliun, Dalam Sepekan IHSG Turun 3,25%

Kemarin, aliran dana asing net buy Rp 44,61 miliar. Namun, jika ditotal aliran dana asing keluar (net sell)  Rp 2,49 triliun selama sepekan.

Profit 32,48% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi (12 April 2025)
| Sabtu, 12 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 32,48% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi (12 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (12 April 2025) 1 gram Rp 1.904.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 32,48% jika menjual hari ini.

Tunggu Respon Permintaan Pertemuan Prabowo-Trump
| Sabtu, 12 April 2025 | 07:28 WIB

Tunggu Respon Permintaan Pertemuan Prabowo-Trump

Kementerian Luar Negeri telah memulai negosiasi terkait pengenaan tarif  PresidenTrump terhadap Indonesia

Kenaikan Tarif Jalan Tol Tunggu Hasil Pemeriksaan SPM
| Sabtu, 12 April 2025 | 07:24 WIB

Kenaikan Tarif Jalan Tol Tunggu Hasil Pemeriksaan SPM

Menurut Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sudah ada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mengajukan kenaikan tarif tol

Komoditas dan Tarif AS Ganggu Likuiditas Valas
| Sabtu, 12 April 2025 | 07:16 WIB

Komoditas dan Tarif AS Ganggu Likuiditas Valas

Pemerintah dinilai perlu menempuh jalan tengah untuk mengamankan likuiditas valuta asing dalam negeri

Rupiah Sepanjang Pekan Tertekan Tarif Trump
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:41 WIB

Rupiah Sepanjang Pekan Tertekan Tarif Trump

Rupiah bergerak melemah sepanjang pekan ini. Tensi perang dagang yang meningkat menjadi penekan mata uang Garuda.

CEO Erajaya Food Jeremy Sim Nyaman Investasi di Instrumen Minim Risiko
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:35 WIB

CEO Erajaya Food Jeremy Sim Nyaman Investasi di Instrumen Minim Risiko

 Investasi sesuai usia dan waktu. Kalimat itu menjadi pegangan Jeremy Sim, CEO Erajaya Food & Nourishment

Menyiangi Reksadana Saat Volatilitas Tinggi
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:30 WIB

Menyiangi Reksadana Saat Volatilitas Tinggi

Di tengah volatilitas pasar keuangan, instrumen reksadana dipandang memiliki risiko lebih terukur dan lebih stabil. 

Ekspansi Pasar Surya Biru Murni Acetylene TBk (SBMA) ke Berbagai Sektor
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:28 WIB

Ekspansi Pasar Surya Biru Murni Acetylene TBk (SBMA) ke Berbagai Sektor

Mengupas profil PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) dan strategi bisnis untuk meningkatkan kinerja di tahun 2025

Bidik Dana Rp 5,89 Triliun, Solusi Sinergi Digital (WIFI) Menggelar Rights Issue
| Sabtu, 12 April 2025 | 06:15 WIB

Bidik Dana Rp 5,89 Triliun, Solusi Sinergi Digital (WIFI) Menggelar Rights Issue

Emiten teknologi milik Hashim Djojohadikusumo itu, berencana menerbitkan maksimal 2,94 miliar saham dengan nominal Rp 100.

INDEKS BERITA

Terpopuler