Bos Bank BCA Jual Saham BBCA Hampir Rp 1 Miliar di Saat Harganya Anjlok

Sabtu, 14 Maret 2020 | 08:20 WIB
Bos Bank BCA Jual Saham BBCA Hampir Rp 1 Miliar di Saat Harganya Anjlok
[ILUSTRASI. President Director of PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja talks during an analyst meeting in Jakarta, Indonesia, July 24, 2019. Bos Bank BCA menjual saham BBCA. REUTERS/Willy Kurniawan]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) alias Bank BCA Jahja Setiaatmadja melakukan transaksi penjualan saham BBCA di saat harga saham turun.

Dalam suratnya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 13 Maret 2020, Sekretaris Perusahaan Bank BCA Raymon Yonarto melaporkan transaksi penjualan saham yang dilakukan oleh Jahja Setiaatmadja.

Baca Juga: Tertahan Jatuh Lebih Dalam di Pekan Ini, IHSG di Pekan Depan Masih Berpotensi Koreksi

Berdasarkan surat tersebut, Jahja Setiaatmajda tercatat telah melakukan penjualan saham BBCA pada 9 Maret 2020 lalu. Pada hari itu, Jahja Setiaatmadja melakukan dua kali transaksi penjualan saham BBCA.

Baca Juga: Waswas Mengawal IPO Ketika IHSG Rontok

Pada transaksi pertama, orang nomor satu di Bank BCA itu menjual saham BBCA sebanyak 12.500 saham. Harga penjualan saham sebesar Rp 29.825 per saham.

Pada transaksi kedua, Jahja Setiaatmadja menjual 20.000 saham BBCA. Transaksi penjualan dilakukan di harga Rp 29.800 per saham.

Hampir Rp 1 miliar

Dari transaksi penjualan saham BBCA tersebut, jika dihitung, Jahja Setiaatmadja meraup dana segar sebesar Rp 968,8 juta.

Yang menarik, transaksi penjualan saham BBCA itu digelar di saat saham BBCA rontok. Pada 9 September lalu, harga saham BBCA anjlok 6,69% menjadi Rp 28.925 per saham.

Baca Juga: Mitra Dagang Lemas Gegara Wabah Corona, Ekonomi Kita Lesu Darah

Ini berbeda saat Jahja Setiaatmadja melakukan transaksi penjualan saham BBCA bulan lalu. Saat itu, Jahja masih menjual saham BBCA di harga tinggi.

Pada 24 Februari lalu, Jahja Setiaatmadja menjual saham BBCA di harga Rp 33.000 per saham. Saat itu, bos Bank BCA ini menjual saham BBCA sebanyak 67.500 saham.

Baca Juga: Saham Perbankan Jadi Buruan di Tengah Aksi Jual Investor Asing

Sepanjang tahun ini, Jahja tercatat tiga kali melakukan transaksi penjualan saham BBCA. Total, Jahja telah menjual 100.000 saham BBCA.

Meski begitu, Jahja masih mendekap saham BBCA dalam jumlah cukup besar. Usai melakukan transaksi penjualan saham BBCA pada 9 Maret lalu, Jahja masih memiliki 7.907.628 saham BBCA.

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

INDEKS BERITA

Terpopuler