BSI Merajai Pangsa Pasar Syariah di Tanah Air

Jumat, 03 September 2021 | 06:50 WIB
BSI Merajai Pangsa Pasar Syariah di Tanah Air
[]
Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan bank syariah nyatanya masih tetap tumbuh meski pandemi menekan permintaan kredit perbankan secara industri. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pembiayaan bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) bank konvensional tumbuh 7,25% year on year (yoy) menjadi Rp 394,94 triliun di semester 1-2021.

Moncernya pembiayaan membuat aset industri bank syariah melonjak 15,87% yoy menjadi Rp 616,19 triliun per Juni 2021. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) barang tentu menguasai pangsa pasar industri perbankan syariah. Maklum, BSI merupakan merger tiga bank syariah BUMN yakni Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah. 
 
BSI juga memiliki kapitalisasi pasar jumbo Rp 88,01 triliun di bursa saham. Sebagai perbandingan, kapitalisasi pasar bank syariah lain yang tercatat di bursa saham yakni BPTS Syariah cuma Rp 21,87 triliun. 
 
Direktur Utama BSI Hery Gunardi bilang, sejumlah segmen pembiayaan seperti konsumer, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan komersial diperkirakan berpeluang tumbuh sampai akhir tahun.
 
BSI berhasil menyalurkan pembiayaan Rp 161,5 triliun, naik 11,73% yoy. Sementara laba bersih Rp 1,48 triliun, naik 34,29% yoy di semester 1 2021. 
Aset terbesar kedua diduduki Bank Muamalat sebesar Rp 215,74 triliun. Namun laba bank syariah pertama di Tanah Air ini turun tipis secara tahunan menjadi Rp 4,90 miliar dari Rp 4,94 miliar. 
 
Sedangkan PT Bank BCA Syariah di posisi keempat dengan aset Rp 8,51 triliun. Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjaja menyatakan bakal mengejar pertumbuhan aset 5% hingga 10% sepanjang 2021. Pertumbuhan aset itu akan diperoleh dari penyaluran pembiayaan dan penempatan dana bank di surat berharga.
 
“Pembiayaan sampai akhir tahun tidak jauh dari saat ini  karena pembatasan aktivitas yang terus diperpanjang sejak Juli akan sangat pengaruhi target pemberian pembiayaan baru di Juli dan Agustus 2021,” ujar Ricky, Kamis (2/9). 
 
Ricky memproyeksi pembiayaan BCA Syariah bisa mencapai Rp 5,9 triliun atau tumbuh 3% hingga 5% yoy sepanjang 2021. Ia berharap, permintaan pembiayaan kembali menggeliat di kuartal keempat seiring dengan kasus Covid-19 bisa terkendali dan ekonomi kembali berputar. 
 
Ia melihat sektor pembiayaan yang masih bisa diandalkan dari industri perkebunan dan sawit seiring kenaikan harga crude palm oil (CPO). Lalu pembiayaan kepada multifinance, logistik dan transportasi, farmasi, makanan dan minuman, hingga industri kertas dan tisu.
 
Adapun, Direktur Bank Permata Syariah Herwin Bustaman memproyeksi pembiayaan bisa tumbuh dobel digit sepanjang 2021. “Kami terus fokus kepada pembiayaan untuk nasabah-nasabah korporasi khususnya BUMN dan ritel melalui KPR iB. Sampai dengan Juni 2021, pembiayaan kami sudah tumbuh 6% dibandingkan Desember 2020, dengan kontribusi terbesar dari ritel dan korporasi,” ujar Herwin kepada KONTAN pada Kamis (2/9).   

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler