Bursa Saham Eropa Bertumbangan, Harga Emas Hari Ini Balik Ke Level US$ 1.500

Selasa, 08 Oktober 2019 | 20:10 WIB
Bursa Saham Eropa Bertumbangan, Harga Emas Hari Ini Balik Ke Level US$ 1.500
[ILUSTRASI. Peleburan emas]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini (8/10) naik, kembali menembus level US$ 1.500 per ons troi, di tengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan kejatuhan bursa saham Eropa.

Mengacu Bloomberg pukul 20.05 WIB, harga emas spot naik 0,73% menjadi US$ 1.504,47 per ons troi, setelah turun 1% di hari sebelumnya.

Sementara harga emas berjangka AS naik 0,35% ke level US$ 1.509,60 per ons troi.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 5.000, Selasa (8/10)

"Pasar saham mengalami peningkatan kerugian, sehingga emas mengambil kembali peran safe haven," kata Carlo Alberto De Casa, Kepala Analis ActivTrades, kepada Reuters. "Pasar juga takut dengan pembicaraan perdagangan AS-China dan apa yang terjadi dengan Brexit," ujar dia.

Saham bursa global jatuh setelah China mengatakan, akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi keamanan dan kedaulatannya. Ini menyusul langkah AS yang memasukkan perusahaan-perusahaan China ke daftar hitam

Prospek Brexit berjalan mundur, setelah Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melalui telepon, bahwa kesepakatan itu "sangat tidak mungkin" kecuali Inggris meninggalkan Irlandia Utara. Uni Eropa juga menuduh Inggris memainkan "permainan menyalahkan bodoh".

"Emas tampaknya relatif stabil saat ini, dan itu ada hubungannya dengan kenyataan bahwa kita berada dalam lingkungan risiko yang rapuh," kata Craig Erlam, Analis Pasar Senior OANDA, kepada Reuters.

Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan memulai kembali perundingan perdagangan tingkat tinggi pada Kamis, menjelang kenaikan tarif atas barang-barang Tiongkok senilai US$ 250 miliar pada 15 Oktober.

"Jika kita melihat keruntuhan (dalam pembicaraan perdagangan) secara tak terduga, itu akan mengarah ke banyak penghindaran risiko yang bisa menjadi katalisator  emas," kata Erlam seraya menambahkan, ada banyak ketidakpastian dari risalah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Baca Juga: Pasar Wait and See, Harga Emas Hari Ini Masih Di Bawah US$ 1.500

Investor memang sedang menunggu risalah Federal Open Market Committee's (FOMC) dari pertemuan September yang keluar Rabu (9/10) sebagai petunjuk, apakah The Fed akan menurunkan suku bunga pada Oktober atau tidak.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan minat investor pada emas. Emas juga mendapat dukungan dari pelemahan dolar AS terhadap rival-rivalnya.

"ETF Emas mendekati yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, pasti ada permintaan emas karena ketegangan perdagangan dan perlambatan secara umum dalam tingkat pertumbuhan global," kata Sergey Raevskiy, Analis SP Angel.

Bagikan

Berita Terbaru

Dirut DMMX Budiasto Kusuma: Memanen Buah Manis dari Krisis
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 10:14 WIB

Dirut DMMX Budiasto Kusuma: Memanen Buah Manis dari Krisis

Melihat portofolio dan strategi investasi Budiasto Kusuma, Direktur Utama PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) 

Produksi Stagnan, Pendapatan AALI Tahun 2024 Tumbuh 5,16%
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 10:12 WIB

Produksi Stagnan, Pendapatan AALI Tahun 2024 Tumbuh 5,16%

Tahun lalu, AALI memang fokus melakukan penanaman kembali tanaman sawit yang telah melewati masa produktif menyebabkan produksi stagnan.

KIJA Mencetak Marketing Sales Rp 3,19 Triliun Pada Tahun 2024
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 10:01 WIB

KIJA Mencetak Marketing Sales Rp 3,19 Triliun Pada Tahun 2024

Tahun ini, KIJA menargetkan penjualan pemasaran Rp 3,5 triliun. Sebesar Rp 1,25 triliun dari target tersebut dari Kawasan Cikarang dan lainnya.

Beban Berat Uang Pensiun di APBN
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 09:38 WIB

Beban Berat Uang Pensiun di APBN

Saat kondisi keuangan negara  sulit dan banyak pemangkasan anggaran, tambahan dana pensiun sebesar ini tentu bukan prioritas.

Ganti Juragan, Emiten Baru Di Bawah Naungan Pemilik Anyar
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 09:16 WIB

Ganti Juragan, Emiten Baru Di Bawah Naungan Pemilik Anyar

Perubahan pengendali ini sangat mungkin exit strategy investor emiten kecil tersebut. Atau sarana perusahaan besar untuk backdoor listing.

Meski Sepekan Menguat, IHSG Masih Jauh Dari Angka 7.000
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 08:59 WIB

Meski Sepekan Menguat, IHSG Masih Jauh Dari Angka 7.000

Dari dalam negeri, pelaku pasar masih optimistis, BI dapat menjalankan perannya dalam menstabilkan pergerakan rupiah.

Dilema Transisi Energi di Tengah Efisiensi
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 08:05 WIB

Dilema Transisi Energi di Tengah Efisiensi

Modal sosial dan inovasi sebenarnya bisa menjadi kunci untuk membuka gembok kesulitan  dana di energi hijau.​

Bisnis di Indonesia
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 08:00 WIB

Bisnis di Indonesia

Makin banyak kini para pengusaha domestik yang bingung dengan kebijakan pemerintah yang selalu berubah-ubah.

Mengadon Cuan Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) dari Tepung Roti
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 07:18 WIB

Mengadon Cuan Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) dari Tepung Roti

Melongok profil bisnis dan strategi usaha PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) yang berbisnis tepung roti 

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir Terseret Kebijakan Trump
| Sabtu, 22 Februari 2025 | 06:59 WIB

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir Terseret Kebijakan Trump

Ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini. Namun, selama sepekan rupiah bergerak melemah. 

INDEKS BERITA

Terpopuler