CDDC Hari Ini Memutuskan Apakah Instrumen Rusia Masuk Kategori Default

Kamis, 02 Juni 2022 | 13:13 WIB
CDDC Hari Ini Memutuskan Apakah Instrumen Rusia Masuk Kategori Default
[ILUSTRASI. Papan informasi di dalam Moscow Exchange di Moskow, Rusia, 28 February 2020. REUTERS/Maxim Shemetov]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK/LONDON. Kegagalan Rusia untuk membayar bunga yang masih harus dibayar pada obligasi dolar senilai US$ 1,9 juta akan memicu pembayaran yang berpotensi bernilai miliaran dolar, demikian keputusan panel investor pada Rabu. Sikap itu diambil saat Rusia menghadapi ancaman default obligasi valuta asing (pertama) untuk pertama kalinya dalam satu abad.

Sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat dan sekutunya terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina pada 24 Februari, serta tindakan balasan oleh Moskow, telah mengucilkan sistim keuangan negara itu dari sistem keuangan global. Pengecualian atas sanksi dari Pemerintah Amerika Serikat yang berakhir bulan lalu menjadikan ancaman default Rusia sebagai fokus. 

Dalam keterangan yang diunggah di website miliknya pada Rabu, Komite Penentuan Derivatif Kredit (CDDC) yang mengawasi Eropa, mengatakan bahwa mereka memilih 'ya' untuk pertanyaan tentang apakah "peristiwa kegagalan membayar kredit" terjadi sehubungan dengan Rusia.

Citibank merupakan satu-satunya anggota CDDC yang memberi suara 'tidak.' Sementara 12 anggota lainnya memilih 'ya'. CDDC beranggotakan bank dan perusahaan pengelola aset.

Baca Juga: AC Milan Akan Dibeli Perusahaan Investasi Amerika RedBird Seharga US$ 1,3 Miliar

Obligasi internasional Rusia 2022 jatuh tempo pada 4 April dan pembayaran pokok dan bunga jatuh tempo tidak dilakukan sampai 2 Mei. Selama periode itu, Rusia berkewajiban untuk terus membayar bunga yang dihitung pemegang sebesar $1,9 juta.

CDDC kemudian diminta untuk menentukan apakah tidak adanya pembayaran yang dilakukan Rusia merupakan kegagalan untuk membayar yang akan memicu pembayaran untuk asuransi terhadap default, atau credit default swaps (CDS).

Komite, yang anggotanya juga termasuk Goldman Sachs, Bank of America, Deutsche Bank, Elliot Management dan PIMCO, setuju bahwa kegagalan pembayaran terjadi pada 19 Mei. Dan permintaan untuk mencari resolusi diajukan pada 26 Mei. Citi kembali memilih ' Tidak'.

Panitia akan bertemu lagi pada 6 Juni pukul 2 siang waktu London atau pukul 20.00 WIB untuk melanjutkan proses, yang dapat bergerak untuk menyiapkan lelang untuk menentukan pembayaran CDS.

Nilai bersih CDS yang sehubungan dengan Rusia yang beredar di pasar saat ini berkisar US$ 2,54 miliar. Dari nilai itu, sebanyak CDS yang berhubungan langsung dengan instrumen yang diterbitkan negara bernilai US$ 1,68 miliar. Sisanya pada indeks CDX.EM, menurut perhitungan JPMorgan.

Untuk kontrak CDS, definisi gagal bayar "terjadi setelah komite penentuan memberikan suara untuk peristiwa kredit, yang sekarang telah terjadi," kata Gabriele Foa, manajer portofolio Global Credit Opportunities Fund di Algebris.

"Tentu saja  itu jumlah yang sangat kecil. Jadi definisi default sangat teknis. Jika, sepertinya investor asing tidak dapat menerima dolar mulai 25 Mei, default akan segera menjadi lebih material. "

Fokus untuk default yang lebih luas sekarang adalah pada pembayaran kupon yang jatuh tempo 24 Juni pada obligasi yang diterbitkan pada tahun 1998.

Obligasi valas Rusia yang kini beredar nilainya berkisar US$ 40 miliar. Dari nilai total itu, obligasi dengan nilai hampir US$ 2 miliar akan jatuh tempo hingga akhir tahun.

Baca Juga: OPEC+ Bergeming, Tak Ada Diskusi Penangguhan Rusia dari Kesepakatan Pasokan Minyak

Negara ini memiliki sarana untuk menghindari default, dengan hampir US$ 650 miliar cadangan emas dan mata uang yang tersedia sebelum invasi Ukraina, yang disebutnya "operasi militer khusus", dan menghasilkan miliaran dolar seminggu dengan menjual minyak dan gas.

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan bulan lalu bahwa Moskow akan membayar kewajiban utang luar negerinya dalam rubel jika Amerika Serikat memblokir opsi lain dan tidak akan menyebut dirinya default karena memiliki sarana untuk membayar. Namun, tidak semua obligasi mengizinkan pembayaran dalam rubel.

Rusia mengatakan dapat memperpanjang skema yang digunakan untuk pembayaran gasnya kepada pemegang obligasi negara, yang memungkinkan investor Eurobond untuk membuka rekening FX dan rubel Rusia. Uang itu akan disalurkan melalui National Settlement Depository (NSD) Rusia, yang tidak berada di bawah sanksi Barat.

Obligasi berdenominasi dolar Rusia naik antara 1 sen dan 2,5 sen pada hari Rabu, data Refinitiv menunjukkan. Mereka berada di wilayah yang sangat tertekan, mulai dari harga 30 sen dolar hingga serendah 19 sen.

Bagikan

Berita Terbaru

Stok Beras Berpotensi Tembus 6 Juta Ton Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 07:32 WIB

Stok Beras Berpotensi Tembus 6 Juta Ton Tahun Depan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memproyeksikan pasokan beras di Bulog pada akhir tahun ini tersisa 3 juta ton

 BPJS Terapkan Rujukan Sistem Kompetensi RS
| Jumat, 21 November 2025 | 07:29 WIB

BPJS Terapkan Rujukan Sistem Kompetensi RS

Sistem kompetensi rumah sakit untuk memangkas birokrasi layanan rujukan yang berjenjang sehingga penanganan lebih cepat

Freeport Suplai Lagi 30% Produksi ke PT Smelting
| Jumat, 21 November 2025 | 07:25 WIB

Freeport Suplai Lagi 30% Produksi ke PT Smelting

Freeport Indonesia juga berkomitmen akan kembali memenuhi kebutuhan emas Antam, yang didapat dari produk sampingan pemurnian tembaga.

Kilang Minyak Balikpapan Diresmikan 17 Desember
| Jumat, 21 November 2025 | 07:21 WIB

Kilang Minyak Balikpapan Diresmikan 17 Desember

RDMP Balikpapan yang menyerap investasi US$ 7,4 miliar atau sekitar Rp 126 triliun kini berada pada fase penyelesaian akhir

Golden Eagle Energy (SMMT) Siapkan Strategi Bisnis Tahun 2026
| Jumat, 21 November 2025 | 07:20 WIB

Golden Eagle Energy (SMMT) Siapkan Strategi Bisnis Tahun 2026

Selain itu, SMMT akan melakukan penambangan yang efisien dan terstruktur untuk menjaga kondisi keuangan.

Pertamina Masih Menunggu Pembelian BBM dari Pengelola SPBU Swasta
| Jumat, 21 November 2025 | 07:17 WIB

Pertamina Masih Menunggu Pembelian BBM dari Pengelola SPBU Swasta

Pemerintah masih akan mempertahankan tambahan porsi impor bagi SPBU swasta guna menjaga stabilitas pasokan nasional.

 Proyek WtE Tahap Satu  Fokus di Empat Kota
| Jumat, 21 November 2025 | 07:14 WIB

Proyek WtE Tahap Satu Fokus di Empat Kota

Awalnya, Danantara menyiapkan tujuh kota untuk proses lelang proyek PLTSa, setelah disurvei hanya empat yang siap

Kejagung Menyigi  Dugaan Korupsi Pajak
| Jumat, 21 November 2025 | 07:06 WIB

Kejagung Menyigi Dugaan Korupsi Pajak

Kejagung mencegah ke luar negeri lima nama, termasuk petinggi Grup Djarum yang terlibat kasus pengurangan pajak

Mengincar Dana Hingga Rp 2,2 Triliun, TBIG Merilis Obligasi dan Sukuk
| Jumat, 21 November 2025 | 07:04 WIB

Mengincar Dana Hingga Rp 2,2 Triliun, TBIG Merilis Obligasi dan Sukuk

Penggunaan dana Rp 1,24 triliun atau 78,1% dari nilai emisi obligasi untuk melunasi pokok obligasi berkelanjutan VI tahap IV Seri A.

Triputra Agro (TAPG) Terima Dividen Anak Usaha Sebesar Rp 628,11 Miliar
| Jumat, 21 November 2025 | 06:58 WIB

Triputra Agro (TAPG) Terima Dividen Anak Usaha Sebesar Rp 628,11 Miliar

Ada sepuluh anak usaha perseroan yang telah menyalurkan dividen interim kepada TAPG sekitar Rp 628,11 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler