Dana Kelolaan Reksadana Naik Rp 12 Triliun

Rabu, 13 Februari 2019 | 11:47 WIB
Dana Kelolaan Reksadana Naik Rp 12 Triliun
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar keuangan yang relatif kondusif mendorong dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana naik. Berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan industri reksadana tumbuh sebesar Rp 12,54 triliun menjadi Rp 495,96 triliun di Januari 2019.

Kenaikan dana kelolaan tersebut terjadi di seluruh jenis reksadana, kecuali reksadana saham. Di bulan lalu, dana kelolaan reksadana saham justru menurun sebesar Rp 2,43 triliun menjadi Rp 150,24 triliun.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, penurunan dana kelolaan reksadana saham terjadi karena investor ambil untung. Maklum, indeks saham menguat sejak November tahun lalu.

Khusus di Januari 2019 saja, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah naik 5,46%. Bersamaan dengan itu, kinerja rata-rata reksadana saham naik 3,56%. "Investor yang sudah memperoleh imbal hasil yang ditargetkan akhirnya profit taking," jelas Wawan, Selasa (12/2).

Parkir di pasar uang

Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management Markam Halim menambahkan, beberapa investor reksadana saham yang telah menarik dananya kemudian memarkirnya di reksadana pasar uang. Tak heran bila dana kelolaan reksadana ini tumbuh mencapai Rp 9,85 triliun menjadi Rp 55,30 triliun.

Kenaikan dana kelolaan reksadana pasar uang bulan lalu merupakan yang tertinggi bila dibandingkan jenis reksadana lainnya. Markam menambahkan, kenaikan AUM reksadana pasar uang dipicu sikap sebagian investor yang memperbanyak porsi dana di reksadana tersebut sembari menanti perkembangan pasar.

Markam menilai, investor akan mengurangi kepemilikan di reksadana pasar uang dan kembali masuk ke reksadana saham atau reksadana pendapatan tetap bila arah pasar lebih jelas.

Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap juga naik Rp 3,05 triliun jadi Rp 106,36 triliun. Menurut Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo, sejumlah investor reksadana pendapatan tetap banyak melakukan aksi ambil untung di Januari lalu.

Tapi, jumlah investor yang melakukan redemption reksadana pendapatan tetap tak sebanyak reksadana saham. "AUM reksadana ini juga naik karena terbantu kenaikan harga obligasi memasuki akhir bulan lalu," ujar Soni.

Wawan memperkirakan, dana kelolaan reksadana secara keseluruhan berpotensi menembus Rp 500 triliun tahun ini. Reksadana saham dan reksadana berbasis obligasi tetap memberi kontribusi terbesar pada pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana secara keseluruhan di 2019.

Apalagi kondisi pasar saham dan obligasi jauh membaik di tahun ini. "Harusnya itu bisa mendorong kenaikan dana kelolaan lebih maksimal," cetus Wawan.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk

Sandra Sunanto, Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memilih kondisi yang stabil, kehati-hatian, dan memiliki nilai jangka panjang

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas

Kelima kandidat Dirjen Migas Kementerian ESDM berasal dari kalangan internal yang keputusannya menunggu Keppres.

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS

SILO melihat program KRIS sebagai peluang positif yang dapat mendorong pertumbuhan, khususnya bagi rumah sakit yang melayani pasien JKN.

Harga Emas Terkoreksi Tipis di Akhir Pekan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Harga Emas Terkoreksi Tipis di Akhir Pekan

Pada Jumat (25/4) harga emas di pasar spot berada di US$ 3.298,3 terkoreksi 1,38% dibandingkan sehari sebelumnya.  

Strategi Bank Hadapi Gejolak Rupiah
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Strategi Bank Hadapi Gejolak Rupiah

Untuk menghilangkan kerentanan itu, maka reindustrialisasi yang menghasilkan ekspor dan substitusi impor menjadi kunci.

Fundamental Ekonomi Masih Rentan Membikin Rupiah Tertekan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Fundamental Ekonomi Masih Rentan Membikin Rupiah Tertekan

Nilai tukar rupiah  sulit keluar dari tekanan. Meskipun dolar Amerika Serikat (AS) tengah tertekan akibat ketidakpastian kebijakan tarif.

Kesenjangan Kekayaan di Dunia Meningkat, Indonesia Salah Satunya
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Kesenjangan Kekayaan di Dunia Meningkat, Indonesia Salah Satunya

Banyaknya orang kaya yang memindahkan kekayaan ke Singapura membuat kesenjangan kekayaan di negara itu makin melebar

Pengembang Berjibaku Halau Kelesuan Daya Beli
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Pengembang Berjibaku Halau Kelesuan Daya Beli

Sejumlah pengembang mulai berancang-ancang menyiapkan rencana bisnis dengan menyiapkan dana capex dan proyek-proyek baru.

Pemerintah Bakal Mengejar Pajak Hingga ke Sektor Ilegal
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Pemerintah Bakal Mengejar Pajak Hingga ke Sektor Ilegal

Sektor-sektor yang akan diincar pemerintah diantaranya illegal fishing, penebangan liar dan tambang liar.

Teladan Prima Agro (TLDN) Terus Memupuk Pertumbuhan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Teladan Prima Agro (TLDN) Terus Memupuk Pertumbuhan

Pada tahun lalu, TLDN mencatatkan pendapatan senilai Rp 4,21 triliun. Jumlah itu tumbuh 5% dibandingkan pendapatan 2023 senilai Rp 4 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler