KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap masih belum optimal sepanjang Januari lalu. Padahal, kinerja reksadana jenis lainnya mencatat return di atas 3%.
Mengutip data Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap, yang menginvestasikan sebagian besar dana di surat utang atau obligasi, sebagaimana tercermin dari Infovesta Fixed Income Index, cuma sebesar 0,5% Januari lalu.
Sebagai perbandingan, di periode yang sama, Infovesta Equity Fund Index yang menggambarkan kinerja rata-rata reksadana saham tumbuh 3,56%. Begitu pula dengan Infovesta Balance Fund Index yang menjadi acuan kinerja rata-rata reksadana campuran. Indeks ini mencetak kenaikan 3,15% bulan lalu.
Head of Investment Insight Investment Management Genta Wira Anjalu menyampaikan, stagnannya pertumbuhan kinerja rata-rata reksadana pendapatan sejalan dengan pasar obligasi Indonesia yang belum stabil di awal tahun.
Ini terlihat dari pola arus dana asing di pasar surat berharga negara (SBN). Di awal tahun ini, arus dana asing yang masuk ke pasar SBN hanya Rp 9 triliun. Dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya masuk lewat lelang di pasar primer. Dana asing justru tercatat keluar di pasar sekunder, ujar Genta, Senin (4/2).
Sudah rally
Enry Danil, Head of Fixed Income Syailendra Capital, menambahkan, pasar obligasi Indonesia sudah rally cukup signifikan jelang akhir tahun lalu. Karena itu, investor melakukan aksi ambil untung di pasar obligasi di awal tahun.
Mereka lalu wait and see, menanti hasil pemilu. Sentimen ini pula yang membuat harga surat utang negara (SUN) kembali terkoreksi di awal tahun.
Terlepas dari itu, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich optimistis, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap optimal akan beberapa waktu ke depan. Jika nilai tukar rupiah terus menguat, bukan tidak mungkin kinerja reksadana ini melesat di kisaran 8% -9% di akhir tahun nanti. Sekadar informasi, rupiah menguat 2,9% terhadap dollar AS sepanjang Januari lalu.
Senada, Erny menuturkan, kinerja reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh di level positif sepanjang tahun ini. Tetapi, kemungkinan laju pertumbuhannya belum bisa melampaui reksadana saham.