Dana Kelolaan Reksadana Syariah Offshore Turun Rp 2,6 Triliun

Senin, 24 Juni 2019 | 06:10 WIB
Dana Kelolaan Reksadana Syariah Offshore Turun Rp 2,6 Triliun
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian global sepanjang tahun ini berdampak buruk pada kinerja dan dana kelolaan reksadana yang memiliki efek luar negeri atau offshore.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan atawa assets under management (AUM) reksadana syariah offshore terus turun. Padahal, di saat yang sama, jumlah produk yang beredar bertambah.

Per akhir Mei 2019, jumlah reksadana syariah offshore tercatat sepuluh produk dengan total AUM Rp 6,5 triliun. Artinya, sepanjang 2019, AUM reksadana syariah offshore berkurang Rp 2,6 triliun.

Menurut Chief Investment Officer Eastspring Indonesia Ari Pitojo, penurunan AUM terjadi karena kondisi pasar yang menyebabkan penurunan harga unit. Terlebih pada bulan Mei lalu, bursa global bergejolak setelah perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Tercatat, indeks saham Dow Jones Industrial Averagege (DJIA) turun 6,7% sepanjang bulan lalu, dan indeks MSCI emerging market terkoreksi sebesar 7,5%.

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya menambahkan, sentimen perang dagang memang membuat pasar keuangan global kalang kabut. "Dana kelolaan reksadana syariah offshore masih bergerak turun karena investor jadi bersikap wait and see," jelas dia, Jumat (21/6).

Peluang investasi

Di sisi lain, kinerja reksadana syariah offshore juga terlihat negatif. Tercatat, sepanjang bulan lalu, mayoritas reksadana tersebut mencatatkan imbal hasil minus 4%–7%.

Walau begitu, Edbert yakin kinerja reksadana syariah offshore tahun ini positif. Sebulan terakhir, kinerjanya mulai tumbuh. Edbert pun menyarankan bagi investor yang tertarik untuk investasi di produk ini lebih baik masuk secara perlahan.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)
| Jumat, 25 April 2025 | 08:41 WIB

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (25 April 2025) 1 gram Rp 1.986.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 39,12% jika menjual hari ini.

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli
| Jumat, 25 April 2025 | 07:29 WIB

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli

Prospek PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) diramal tetap solid, didukung oleh proyeksi pertumbuhan produksi dan kontrol biaya yang efisien.

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%
| Jumat, 25 April 2025 | 07:26 WIB

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%

Kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berpeluang meningkat di tengah tren penguatan harga emas sepanjang tahun ini. 

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko
| Jumat, 25 April 2025 | 07:19 WIB

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko

Sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mulai melunak terkait penetapan tarif ke China, mendorong penguatan sejumlah aset berisiko.

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil
| Jumat, 25 April 2025 | 07:15 WIB

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil

Kendati secara tahunan masih turun, kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mulai membaik secara kuartalan

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga
| Jumat, 25 April 2025 | 07:12 WIB

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga

Dari dalam negeri, perhatian pelaku pasar tertuju pada rilis data  money supply M2 atau jumlah uang beredar di Indonesia bulan Maret 2025. 

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake
| Jumat, 25 April 2025 | 07:06 WIB

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake

KPI memonitor plant availability factor (PAF). Pada kuartal I-2025, PAF tercatat 99,83%, melampaui standar minimal 99%

PLTN akan Menggantikan Pembangkit Berbasis Gas
| Jumat, 25 April 2025 | 07:03 WIB

PLTN akan Menggantikan Pembangkit Berbasis Gas

Pembangunan PLTN dalam negeri masih terkendala belum adanya studi kelayakan atau feasibility study yang memadai.

Tekanan Masih Kuat, Sulit Bagi Rupiah Bisa Menguat
| Jumat, 25 April 2025 | 07:01 WIB

Tekanan Masih Kuat, Sulit Bagi Rupiah Bisa Menguat

Masih sulit bagi rupiah untuk menguat. Inkosistensi Donald Trump menyebabkan investor cenderung menghindari valuta emerging market.

40 Investor Melirik Hulu Migas Indonesia
| Jumat, 25 April 2025 | 07:01 WIB

40 Investor Melirik Hulu Migas Indonesia

Dari 40 investor yang sedang dijajaki, setidaknya beberapa wajah baru telah menunjukkan komitmen kuat,

INDEKS BERITA

Terpopuler