Dana Kelolaan Reksadana Turun Rp 10 Triliun di Bulan September

Jumat, 14 Oktober 2022 | 04:40 WIB
Dana Kelolaan Reksadana Turun Rp 10 Triliun di Bulan September
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan nilai aset dan aksi jual investor reksadana membuat dana kelolaan atawa Asset Under Management (AUM) industri reksadana menurun. September 2022, dana kelolaan industri reksadana turun 2,04% atau  Rp 10,92 triliun menjadi Rp 533,92 triliun. 

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah unit penyertaan industri reksadana juga menurun 1,98% menjadi 393,24 miliar pada September 2022. Dari posisi Agustus 2022 sebanyak 401,19 miliar. 

President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, salah satu faktor penurunan adalah net redemption secara industri. Namun kata dia, jumlahnya tidak terlalu besar. Faktor lain:  terjadi penurunan nilai aset dalam underlying reksadana. Ini lantaran kondisi pasar, baik saham maupun obligasi mengalami koreksi di September. 

Baca Juga: Dana Kelolaan Industri Reksadana Susut Rp 10,91 Triliun di September 2022

Salah satu reksadana yang mengalami penurunan AUM cukup besar adalah reksadana pendapatan tetap sebesar Rp 5,53 triliun menjadi Rp 148,72 triliun. Guntur bilang, harga obligasi yang menurun karena tren bunga naik membuat AUM reksadana pendapatan tetap ikut menurun. 

Sementara penurunan pada reksadana terproteksi karena beberapa produk sudah jatuh tempo dan tidak digantikan dengan produk baru. Dana kelolaan reksadan terproteksi bulan lalu turun Rp 1,28 triliun menjadi Rp 104,68 triliun. 

Guntur bilang, pelemahan kinerja pasar modal juga terjadi secara global. Tak heran, dana kelolaan reksadana berbasis offshore juga mengalami penurunan AUM sebesar Rp 1,86 triliun menjadi Rp 14,72 triliun. 

Guntur berpendapat kinerja reksadana ke depan masih akan cukup baik. Penurunan harga saham yang terjadi saat ini bisa dimanfaatkan untuk beli dengan cara cost dollar averaging.  "Imbal hasil reksadana tergantung jenis reksadana dan strategi masing-masing manajer investasi yang mengelola reksadana," kata dia, kemarin. 

CIO Star Asset Management Susanto Chandra juga berpendapat, reksadana saham masih akan menarik di tengah volatilitas pasar saat ini. Dia berpendapat, penempatan dana di saham sektor komoditas, perbankan dan konsumer masih menarik di tengah volatilitas pasar. Untuk reksadana pendapatan tetap dia memilih obligasi tenor pendek. 

Baca Juga: Ini Jurus Pengelola Reksadana Saham dengan Kinerja Terbaik

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA