Debut Perdana di Bursa, DAAZ Siap Genjot Ekspansi

Selasa, 12 November 2024 | 05:56 WIB
Debut Perdana di Bursa, DAAZ Siap Genjot Ekspansi
[ILUSTRASI. Pencatatan perdana saham PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) di BEI Jakarta.]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) menyiapkan sejumlah strategi untuk memacu kinerja usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/11). DAAZ saat ini bertumpu pada tiga pilar usaha, yakni perdagangan komoditas, jasa angkutan laut dan jasa pertambangan.

Direktur Utama Daaz Bara Lestari, Mahar Atanta Sembiring mengatakan, perdagangan komoditas merupakan pilar utama yang mendominasi sumber pendapatan DAAZ. Pada segmen ini, DAAZ menggarap bisnis perdagangan komoditas bijih nikel, batubara dan bahan bakar solar.

Perdagangan bijih nikel menjadi andalan DAAZ. Perusahaan berharap bisa mencapai pertumbuhan melalui penambahan konsumen baru. Namun, ia tak merinci target kinerja keuangan sampai tutup tahun 2024. Mahar hanya memberikan gambaran, pertumbuhan pendapatan DAAZ secara tahunan bisa mencapai lebih dari 20%.

"Apakah bisa kami capai di tahun 2024? tentunya kami berharap. Tapi tergantung produksi dan kebutuhan pelanggan," ujar Mahar dalam konferensi pers, kemarin.

Baca Juga: Bursa Cuci Gudang, Pilih-Pilih Sebelum Harga Terbang

Bisnis komoditas nikel DAAZ sempat tertekan di awal tahun 2024. Ini akibat keterlambatan penerbitan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). Alhasil, volume perdagangan dan volume angkut DAAZ sempat tertekan.

DAAZ melakukan penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) dengan melepas 300 juta saham atau 15,02% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran Rp 880 per saham. Sehingga DAAZ menghimpun dana IPO sebesar Rp 264 miliar.

Dana yang diperoleh akan digunakan untuk modal kerja DAAZ dan perusahaan anak. Rencananya sebanyak 33,34% akan dipakai untuk pembelian bijih nikel dan modal kerja DAAZ. Sedangkan 66,66% akan disalurkan melalui pinjaman untuk membeli batubara, bahan bakar solar dan modal kerja di anak usaha.

Selama masa penawaran umum, permintaan saham DAAZ oversubscribed sebanyak 323 kali. Pada debut di lantai saham, harga saham DAAZ melejit 25% ke posisi Rp 1.100 per saham, atau menyentuh auto rejection atas (ARA) hingga akhir perdagangan Senin (11/11).

Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki menilai, perdagangan komoditas terutama nikel masih menyimpan potensi yang menarik. Di sisi lain, diversifikasi pada bisnis jasa pertambangan dan jasa angkutan laut akan menopang prospek bisnis DAAZ. "Bisa menjadi katalis positif di tengah permintaan yang masih tinggi pada sektor tambang," kata Emil.

Emil menambahkan, dengan oversubscription sebanyak 323 kali, pasar tampak melihat valuasi DAAZ cukup menarik. Catatan Emil, meski harga saham DAAZ masih punya potensi upside, tapi investor perlu berhati-hati terhadap risiko volatilitas.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas sepakat, secara kinerja DAAZ memiliki peluang untuk tumbuh dengan valuasi yang relatif murah. Namun, pelaku pasar perlu berhati-hati terkait sahan IPO, apalagi usai mencapai ARA di hari pertama.

"Antisipasi jika penguatan sudah mulai terbatas dan perlu antisipasi jika terjadi aksi profit taking," tandasnya.

Selanjutnya: Bursa Cuci Gudang, Pilih-Pilih Sebelum Harga Terbang

Bagikan

Berita Terbaru

Cuan Tumbuh Bugar dari Tempat Gym
| Minggu, 24 November 2024 | 04:41 WIB

Cuan Tumbuh Bugar dari Tempat Gym

Gaya hidup sehat semakin jadi tren masyarakat. Ini menjadi peluang bagi pelaku usaha gym untuk mengembangkan bisnisnya. 

Potensi Bisnis di Balik Platform Khusus Komunitas
| Minggu, 24 November 2024 | 04:41 WIB

Potensi Bisnis di Balik Platform Khusus Komunitas

Pengusaha di bidang teknologi digital mengembangkan aplikasi yang menjadikan komunitas sebagai target pasar mereka. 

Bersiap, Memasuki Babak Baru Bunga Pinjol
| Minggu, 24 November 2024 | 04:41 WIB

Bersiap, Memasuki Babak Baru Bunga Pinjol

Awal tahun 2025, fintech lending harus menyesuaikan tingkat bunga pinjaman yang baru, khususnya bunga untuk pembiayaan.

RI Ajak Investor Inggris Investasi di Sektor EBT
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:57 WIB

RI Ajak Investor Inggris Investasi di Sektor EBT

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani memamerkan sejumlah upaya pemerintah untuk menciptakan iklim bisnis di sektor energi terbarukan

Ribuan Orang Teken Petisi Tolak Kenaikan Tarif PPN
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:52 WIB

Ribuan Orang Teken Petisi Tolak Kenaikan Tarif PPN

Lebih dari 5.000 orang telah menandatangani petisi online yang telah dibuat sejak 19 November 2024 tersebut

Persiapan Tol Trans Jawa untuk Mudik Libur Nataru
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:45 WIB

Persiapan Tol Trans Jawa untuk Mudik Libur Nataru

Pemerintah memastikan bahwa Tol Trans Jawa siap dilintasi saat libur Natal dan 2024 dan Tahun Baru 2025

Subsidi Pupuk Tetap Dalam Bentuk Volume Barang
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:39 WIB

Subsidi Pupuk Tetap Dalam Bentuk Volume Barang

Pemerintah akan menggelontorkan pupuk subsidi sebanyak lebih dari 9 juta ton secara langsung kepada petani

Duit Beredar Melambat Tanda Isi Dompet Cekak
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:30 WIB

Duit Beredar Melambat Tanda Isi Dompet Cekak

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada Oktober 2024

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri
| Sabtu, 23 November 2024 | 10:38 WIB

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri

PT Bumi Citra Permai Tbk bersiap menggenjot bisnis dengan menyediakan lebih banyak kaveling industri dan pergudangan. 

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:19 WIB

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%

Pertumbuhan laba bersih SMRA itu didongkrak melejitnya pendapatan di periode Januari-September 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler