Defisit Neraca Dagang April 2019 Cetak Rekor Terbesar Sepanjang Sejarah

Kamis, 16 Mei 2019 | 08:29 WIB
Defisit Neraca Dagang April 2019 Cetak Rekor Terbesar Sepanjang Sejarah
[]
Reporter: Adinda Ade Mustami, Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai prediksi, neraca dagang untuk bulan April kembali defisit. Namun yang mengagetkan, defisit perdagangan mencapai tingkat tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia bulan April mengalami defisit US$ 2,5 miliar. Defisit terjadi seiring dengan merosotnya ekspor nonmigas, berbarengan dengan impor yang tinggi.

BPS menyebut, impor pada April 2019 melonjak 12,25% dibanding bulan sebelumnya menjadi US$ 15,10 miliar. Sedang ekspor hanya US$ 12,60 miliar, turun 10,8% dibanding bulan Maret 2019.

Kenaikan impor terutama dari komoditas minyak dan gas (migas) yang naik 46,99% dari Maret 2019 menjadi US$ 2,23 miliar. Terdiri dari impor minyak mentah naik 18,47% menjadi US$ 465,70 juta. Lalu hasil minyak yakni berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) melonjak 45,91% (US$ 1,44 miliar). Sedangkan impor gas melesat 134,86% (US$ 328,10 juta).

Impor nonmigas juga naik tipis 7,82% menjadi US$ 12,86 miliar. Impor nonmigas terbesar masih dari China US$ 3,95 miliar, tumbuh 22,91%. Impor dari Jepang diurutan kedua senilai US$ 1,36 miliar, naik 2,46%, ketiga Thailand US$ 789,5 juta, meski turun 10,41%. Defisit neraca nonmigas tercatat sebesar US$ 1,01 miliar.

Besarnya defisit nonmigas menandakan pemerintah perlu mengevaluasi  kebijakan pengembangan ekspor. Agenda mendorong ekspor nonmigas menuai hasil yang buruk di bulan April. Ekspor nonmigas pada April 2019 hanya US$ 11,85 miliar, turun 8,68% dari sebulan sebelumnya US$ 12,98 miliar.

"Penurunan ekspor polanya hampir sama, setiap bulan April selalu turun," kata Kepala BPS Suhariyanto, Rabu (15/5). Kondisi ini memperjelas bahwa upaya ekspansi pasar ekspor oleh Kementerian Perdagangan melalui pameran internasional dan kerjasama perdagangan belum optimal.

Terlebih lagi, ekspor hasil industri manufaktur mencatatkan penurunan terbesar mencapai 9,04% menjadi US$ 9,42 miliar. Padahal, produk manufaktur memberikan kontribusi lebih dari 70% terhadap ekspor nonmigas.

Di sisi lain, ekspor nonmigas ke sejumlah mitra utama masih naik. Ekspor ke China yang merupakan pangsa pasar terbesar, naik 3,22% menjadi US$ 2,04 miliar. Lalu negara tujuan ekspor terbesar kedua, yakni Amerika Serikat hanya turun tipis 0,01% menjadi US$ 1,38 miliar.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengakui, kinerja ekspor pada April selalu melemah setiap tahun. Misalnya April 2018, ekspor hanya US$ 14,54 miliar, turun sekitar US$ 1 miliar dari sebulan sebelumnya. April 2017 malah lebih parah, turun sekitar US$ 1,5 miliar menjadi 13,27 miliar. "Penurunan ini sifatnya musiman, biasanya ekspor akan meningkat pada Mei dan Juni," terang Benny.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengaku kecewa dengan realisasi data ekspor. Lemahnya kinerja ekspor menjadikan perekonomian tumbuh lambat, yakni di kisaran 5%. "Kita tak mungkin mengandalkan ekspor sebagai engine of growth," ujar dia.

Sepatu ikut laris

Barang-barang impor yang mengalami kenakan permintaan di momen menjelang puasa tahun ini tidak terbatas pada makanan, seperti daging beku dan buah-buahan. Barang konsumsi, seperti sepatu pun  laris manis. "Mendekati Lebaran, impor selalu naik, terutama barang konsumsi," kata Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (15/5).

BPS mencatat, impor barang konsumsi pada April 2019 mencapai US$ 1,42 miliar, naik 24,12% dari Maret sebesar US$ 1,15 miliar. Barang konsumsi menyumbang 9,4% terhadap total impor April.

Barang konsumsi yang mencatatkan kenaikan impor terbanyak antara lain daging beku. Total impor daging pada April 2019 mencapai US$ 91,6 juta, naik sekitar 50% dibanding sebulan sebelumnya hanya US$ 61,5 juta. Impor daging beku menyumbang US$ 64,1 juta, yang juga tumbuh lebih dari 50% dibandingkan Maret hanya US$ 40,5 juta.

Impor alas kaki naik 28,04% jadi US$ 85,4 juta. Sepatu olahraga, termasuk sepatu lari menyumbang US$ 20 juta, tumbuh 85,18%. Selain itu, impor buah-buahan juga melonjak 18,75% menjadi US$ 137,4 juta. "Terutama impor apel, pir, dan anggur," katanya.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Tren Fenomena Maraknya Lulusan Sarjana jadi Pekerja Informal Terus Meningkat
| Sabtu, 06 September 2025 | 12:00 WIB

Tren Fenomena Maraknya Lulusan Sarjana jadi Pekerja Informal Terus Meningkat

Dalam tiga tahun ke depan, porsi pekerja informal akan terus meningkat jika tidak ada perubahan kebijakan oleh pemerintah.

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian

Melihat perjalanan karir Joao Angelo de Sousa Mota mengembangkan usaha di bidang pertanian dan perkebunan

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?

Harga emas Antam pecah rekor all time high Rp 2,04 juta per gram. Simak analisis penyebab kenaikan dan proyeksi harga emas dunia serta Antam.

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:40 WIB

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin

Multipolar Technology Tbk (MLPT) membeberkan empat strategi utama untuk memoles kinerja, termasuk diversifikasi pelanggan dan leverage teknologi

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:16 WIB

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)

Transaksi tersebut bagian dari strategi pengembangan usaha dan diversifikasi ke sektor minyak dan gas bumi. 

Stop Flexing Pejabat
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:12 WIB

Stop Flexing Pejabat

Ajang pamer kemewahan ini menimbulkan sakit hati masyarakat luas karena pejabat bisa menikmati hidup mewah dengan menggunakan dana dari negara.

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:10 WIB

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sepekan terakhir akibat aksi demonstrasi dalam negeri dan rilis data ekonomi AS.

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:53 WIB

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro

Pakuan merupakan bagian dari Vasanta Grooup, sebuah perusahaan pengembang proyek real estate yang didirikan pada tahun 2015.

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:40 WIB

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta

Pergerakan emas Antam amat bergantung pada pergerakan emas dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:59 WIB

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham

Teddy Wishadi, Direktur BNI Sekuritas, berbagi kisah investasi. Pelajari evolusi instrumen dan strategi investasi dari deposito ke saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler