Defisit Transaksi Berjalan Jadi Alasan BI untuk Tidak Buru-Buru Memangkas Bunga

Kamis, 28 Maret 2019 | 08:51 WIB
Defisit Transaksi Berjalan Jadi Alasan BI untuk Tidak Buru-Buru Memangkas Bunga
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) belum memberikan sinyal penurunan suku bunga acuan (BI 7Day Reverse Repo Rate /BI7DRRR), meski Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memberi sinyal tak akan menaikkan bunga tahun ini. Pertimbangan BI, karena defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) Indonesia masih menganga.

BI pernah menurunkan suku bunga pada saat The Fed menaikkan suku bunga. "Periode 2016–2017 saat AS menaikkan suku bunga, Indonesia bisa menurunkan suku bunga. Kenapa? Karena pada periode itu defisit transaksi berjalan terkendali," papar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, Rabu (27/3).

Sementara itu, CAD Indonesia pada 2018 sebesar US$ 31,1 miliar atau 2,98% dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu hampir menembus batas aman CAD yang dipatok maksimal 3% dari PDB.

Mirza menjelaskan, ada tiga hal yang menjadi pertimbangan BI dalam membuat keputusan dalam setiap Rapat Dewan Gubernur (RDG).  Pertama inflasi. Kedua, CAD dan ketiga, arah kebijakan suku bunga The Fed. "Saat ini inflasi terkendali, The Fed tahun ini menahan suku bunga. Sehingga, dealing-nya dengan CAD saja," kata Mirza, Rabu (27/3).

Berdasar catatan BI, inflasi rendah, yakni sebesar 2,57% hingga Februari 2019. Sedangkan CAD masih perlu ditekan di kisaran 2,5% hingga menuju 2%. Untuk itu, BI dan pemerintah mencanangkan reformasi struktural, terutama ekspor-impor barang dan jasa.

Menurut Mirza, untuk meningkatkan ekspor, perlu dilakukan diversifikasi ekspor baik jenis barang yang diekspor, maupun negara tujuan ekspor. Di sisi lain, Indonesia perlu menekan impor migas melalui penggunaan energi berkelanjutan, seperti penggunaan mobil listrik.

Sementara pada neraca jasa, bisa dilakukan dengan mendorong sektor pariwisata agar bisa menarik devisa. Karena itu perlu pengembangan infrastruktur pariwisata yang memadai.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, jika The Fed menahan suku bunga, maka BI pun akan demikian. Sebab, BI sangat mengandalkan aliran modal masuk lantaran CAD yang masih lebar. Oleh karena itu, "BI akan mempertahankan interest rate differential," kata Piter.

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler