Di Tengah Ketegangan Brexit, Ekonomi Inggris Tumbuh di Atas Ekspektasi

Senin, 09 September 2019 | 17:12 WIB
Di Tengah Ketegangan Brexit, Ekonomi Inggris Tumbuh di Atas Ekspektasi
[ILUSTRASI. Polisi Inggris]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - LONDON. Data ekonomi Inggris di bulan Juli terlihat lebih baik dari ekspektasi sebelumnya. Hal ini membuat kecemasan pasar akan resesi mulai berkurang, terutama sejak krisis keuangan akibat tarik ulur Brexit. 

Office for National Statistics (ONS) mencatat, produk domestik bruto (PDB) Inggris di bulan Juli menunjukkan ekspansi 0,3%. Output ekonomi Inggris ini lebih tinggi ketimbang bulan Juni sebelumnya. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi sejak Januari, dan melampaui perkiraan ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang memprediksi kenaikan 0,1%. 

Baca Juga: Di tengah kekacauan politik, Home Credit tetap gelar IPO di Hong Kong 

Poundsterling pun mulai menguat terhadap dollar AS. "Setelah kontraksi yang terjadi di kuartal kedua, proyeksi bahwa PDB bakal negatif pada kuartal ketiga mulai memudar. Sehingga, resesi kemungkinan bisa dihindari," ujar David Cheetham, Kepala Pasar dan Analis di broker online XTB. 

Sektor jasa, yang menyumbang hampir 80% dari output ekonomi Inggris, meningkat 0,3% pada Juli setelah empat bulan sebelumnya cenderung stagnan. Ini menjadi kenaikan terbesar sejak November 2018.

Output manufaktur juga meningkat secara tak terduga di bulan lalu, atau naik 0,3% secara bulanan. Industri konstruksi juga tercatat lebih baik dari yang diharapkan, dengan kenaikan output 0,5%.

Baca Juga: Kasus Emirsyah Satar, KPK panggil 7 pegawai dan eks pejabat Garuda 

Di sisi lain, defisit perdagangan barang meningkat pada Juli menjadi 9,144 miliar pound dari 8,920 miliar pound pada Juni. Angka ini masih lebih rendah dari perkiraan ekonom, sebesar 9,55 miliar pound.

Sebagian besar ekonom memperkirakan, Inggris masih akan mengalami pertumbuhan moderat. Berbagai survey yang dilakukan menunjukkan aktivitas bisnis Inggris lesu sepanjang krisis Brexit, terutama pada bulan Agustus. Sehingga, tetap ada risiko bahwa ekonomi Inggris berkontraksi lagi, yang secara resmi akan menandakan resesi.

ONS mengatakan, PDB bruto dalam tiga bulan hingga Juli cenderung stagnan dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya. Sebuah jajak pendapat Reuters dari para ekonom menunjukkan kontraksi 0,1%.

Bulan lalu, Bank of England memperkirakan bahwa output ekonomi akan tumbuh 0,3% pada kuartal ketiga, meskipun perkiraan untuk pertumbuhan nol pada kuartal kedua terbukti terlalu optimis.

Selain krisis politik di dalam negeri, prospek ekonomi Inggris lesu lantaran ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. 

Baca Juga: Pilot British Airways mogok kerja, ribuan penumpang terlantar 

Bagikan

Berita Terbaru

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 19:34 WIB

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Kenaikan imbal hasil SBN menjadi salah satu tanda perubahan sentimen pasar terhadap risiko fiskal dan arah ekonomi domestik.

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

INDEKS BERITA

Terpopuler