KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,25% ke level 6.080,38 pada perdagangan Senin (14/6). Meskipun begitu, investor asing masih mencatatkan aksi beli dengan nilai bersih Rp 333,90 miliar.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, penurunan IHSG kemarin disebabkan oleh sikap antisipatif pelaku pasar terhadap kemungkinan diterapkannya pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat. Seperti diketahui, kasus baru Covid-19 di Indonesia naik tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino juga melihat, lonjakan kasus Covid-19 akhir-akhir ini menjadi sentimen negatif bagi pergerakan IHSG. Menurut dia, peningkatan kasus baru ini masih akan berlanjut dalam waktu dekat.
Baca Juga: IHSG masih akan melemah, berikut rekomendasi saham hari ini (15/6)
Menurut Valdy, pergerakan IHSG hari ini akan merefleksikan antisipasi kenaikan kasus baru Covid-19 di Indonesia. "Pelaku pasar menghawatirkan dampak ekonomi dari perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro hingga," terang dia.
Mino memprediksi IHSG masih berpotensi melemah dengan support di level 6.045 dan resistance di 6.115. "Sentimen IHSG berasal dari perkembangan kasus baru Covid-19 dan rilis data neraca perdagangan bulan Mei 2021," kata Mino kepada KONTAN, Senin (14/6).
Valdy juga memperkirakan, IHSG hari ini akan bergerak bearish dengan support di 5.950 dan resistance di 6.120. Secara teknikal, terdapat celah pada rentang 6.047-6.066 dan kecenderungan stochastic RSI bergerak turun menjauhi area jenuh beli.
Baca Juga: IHSG turun tapi asing catat net buy, ini saham-saham yang banyak dikoleksi
Di samping Covid-19, sentimen lain yang juga menjadi fokus pelaku pasar adalah pelaksanaan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada pekan ini. Valdy menilai, kedua bank sentral masih akan mempertahankan kebijakan akomodatif dalam pertemuan kali ini.
Ini akan menjadi katalis positif bagi kurs rupiah. Dus, indeks saham juga berpotensi menguat.
Valdy menyebut, pelaku pasar dapat memperhatikan saham BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, TLKM, BSDE, SMRA, CTRA dan AKRA. Sementara Mino menyarankan buy BBRI serta buy on weakness ERAA dan AKRA.