Dikadalin Bawahan

Senin, 03 April 2023 | 08:00 WIB
Dikadalin Bawahan
[]
Reporter: Adi Wikanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berawal dari kasus penganiayaan oleh Mario Dandy, anak eks pejabat pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu), membuka mata bahwa reformasi birokrasi di kementerian ini gagal.

Bukan hanya Rafael Alun Santoso, ayah Mario yang diduga memanfaatkan jabatannya untuk menimbun kekayaan, tapi juga ratusan pegawai Kemkeu.

Dari Rafael, publik membongkar pejabat kantor pajak serta Bea Cukai dengan harta melimpah. Meski para pejabat ini bekerja di bawah kementerian sultan dengan tunjangan besar, tapi jumlah harta itu tetap mencurigakan karena bisa melebihi kekayaan atasannya yang tunjangannya lebih besar.

Kasus melebar, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan dugaan tindak pencucian uang (TPPU) yang melibatkan 491 pegawai Kemkeu.

Kasus yang diduga terjadi sepanjang 2009-2023 itu melibatkan dana Rp 349,87 triliun. Bahkan, ada pegawai Kemkeu yang memiliki lebih dari lima perusahaan cangkang untuk memuluskan dugaan pencucian uang. 

Ada juga dugaan pencucian uang di Bea Cukai terkait impor emas batangan Rp 189 triliun dan Rp 180 triliun yang terjadi sejak tahun 2014-2020. Di luar kasus itu, ditemukan juga pegawai Ditjen Pajak yang punya perusahaan konsultan perpajakan.

Ibarat pertandingan olahraga, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah dibantai anak buahnya sendiri. Padahal, Sri Mulyani jelas berpengalaman sebagai Menteri Keuangan.

Sebelum dua kali dipilih Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani telah menduduki kursi Menteri Keuangan tahun 2005-2010, sebelum akhirnya menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. 

Namun sepandai-pandainya Sri Mulyani, ia tetap bisa dikadalin anak buahnya. Dikadalin adalah kosa kata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Betawi, artinya ditipu atau diperdaya. 

Betapa tidak, Sri Mulyani yang menjabat Menteri Keuangan tahun 2005 adalah salah satu tokoh penting pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kemkeu. Melalui reformasi birokrasi, PNS di Kemkeu mendapat remunerasi paling besar dibandingkan instansi pemerintah lainnya. 

Namun, besarnya remunerasi tidak menjamin perubahan mental. Sejak zaman orde baru, instansi pajak dan bea cukai adalah ladang basah. Bahkan, Presiden Soeharto pernah membekukan bea cukai tahun 1984-1985 karena maraknya pungli. 

Kini, apakah Sri Mulyani mau dikadalin terus? 

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Kelapa Sawit Sinarmas (SMAR) Akan Jual Bio CNG dari Limbah Gas Metana
| Senin, 09 Juni 2025 | 09:23 WIB

Emiten Kelapa Sawit Sinarmas (SMAR) Akan Jual Bio CNG dari Limbah Gas Metana

DSNG menjadi salah satu pesaing PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) di bisnis bio CNG.

Di Tengah Kabar Spin Off, BRIS Jadi Laggard IHSG dengan Penurunan Harga Terdalam
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:58 WIB

Di Tengah Kabar Spin Off, BRIS Jadi Laggard IHSG dengan Penurunan Harga Terdalam

Masuknya Danantara berpotensi membuat free float BRIS lebih tinggi, sehingga di atas kertas akan berefek positif pada perdagangan saham BRIS.​

Menolak Kenaikan Pajak Rumah Tapak
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:56 WIB

Menolak Kenaikan Pajak Rumah Tapak

Kebijakan pajak dinilai perlu diisusun secara adil, transparan, dan bebas dari pengaruh kepentingan bisnis maupun jabatan ganda pejabat negara

Harga Minyak Membuka Ruang Fiskal Pemerintah
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:47 WIB

Harga Minyak Membuka Ruang Fiskal Pemerintah

Pada bulan April 2025, Indonesia Crude Price (ICP) ditetapkan US$ 65,29 per barel di bawah asumsi US$ 82 per barel

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Beranjak (9 Juni 2025)
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:45 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Beranjak (9 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Redam Pesimisme, Pengelola Bursa dan Emiten Berdialog dengan Pengelola Dana Asing
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:11 WIB

Redam Pesimisme, Pengelola Bursa dan Emiten Berdialog dengan Pengelola Dana Asing

Menghadapi aksi jual para investor asing, baik pengelola bursa juga emiten tak berpangku tangan. Mereka bergerak aktif berdialog dengan hedgefund.

Sektor Otomotif Masih Belum Bisa Ngebut, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Senin, 09 Juni 2025 | 08:03 WIB

Sektor Otomotif Masih Belum Bisa Ngebut, Simak Rekomendasi Sahamnya

Kondisi makroekonomi domestik dan global yang belum stabil menjadi pemberat utama pertumbuhan sektor otomotif.

Potensi Harga Emas Menanjak Masih Terbuka Lebar
| Senin, 09 Juni 2025 | 07:49 WIB

Potensi Harga Emas Menanjak Masih Terbuka Lebar

Harga emas fluktuatif di tengah polemik kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tapi, harga emas diproyeksikan masih bisa naik

Daya Beli Lesu, Saham Emiten Ritel Loyo
| Senin, 09 Juni 2025 | 07:14 WIB

Daya Beli Lesu, Saham Emiten Ritel Loyo

Sejak awal tahun ini, sejumlah saham di sektor ritel masih tertekan. Investor melakukan rotasi ke sektor yang minim risiko 

Kibarkan Merah Putih di Koperasi Desa dan Kelurahan
| Senin, 09 Juni 2025 | 06:40 WIB

Kibarkan Merah Putih di Koperasi Desa dan Kelurahan

Pemerintah siap meluncurkan Koperasi Merah Putih. Hingga kini, sudah terbentuk 78.000 koperasi desa ini. Tapi, kelahirannya bukan tanpa risiko.

INDEKS BERITA

Terpopuler