Dolar AS Keok, Harga Emas Hari Ini Berbalik Arah dan Unggul

Senin, 16 Desember 2019 | 15:22 WIB
Dolar AS Keok, Harga Emas Hari Ini Berbalik Arah dan Unggul
[ILUSTRASI. Emas cair dituangkan ke dalam cetakan emas batangan di Tambang Carlin Newmont Mining yang beroperasi dekat Elko, Nevada, 21 Mei 2014.]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini memangkas kerugian di awal sesi dengan berbalik naik tipis. Pendorongnya, dolar Amerika Serikat (AS) melemah dan investor mencari kejelasan lebih lanjut tentang kesepakatan perdagangan fase satu antara AS-China. 

Di pasar spot, mengacu Reuters pukul 14.41 WIB, harga emas hari ini naik 0,2% menjadi US$ 1.477,73 per ons troi. Sementara harga emas berjangka AS naik 0,1% ke posisi US$ 1.482,10 per ons troi. 

Keuntungan emas terbatas karena saham naik setelah dua ekonomi utama dunia, AS dan China, mengumumkan perjanjian perdagangan fase satu dan menangguhkan beberapa tarif atas barang masing-masing. 

Baca Juga: AS-China Gencatan Senjata, Harga Emas Hari Ini Ikut Kibarkan Bendera Putih

Tapi, "Kami masih tidak tahu, apa yang ada dalam kesepakatan. Sebagian besar pedagang sudah mengabaikan berita ini dalam beberapa minggu terakhir, karena sudah pasti di pasar bahwa kesepakatan fase satu akan terjadi," kata Hareesh V, Head of Commodity Research Geojit Financial Services. 

"Juga, dolar sedikit negatif, jadi ini adalah alasan bahwa kita belum melihat penjualan emas yang drastis," kata Hareesh kepada Reuters. Hari ini indeks dolar AS turun 0,2% terhadap sekeranjang rival, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. 

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer kemarin mengatakan, ekspor AS ke China bakal melonjak hampir dua kali lipat selama dua tahun ke depan, meskipun para pejabat belum memutuskan tanggal untuk menandatangani perjanjian dagang. 

"Kesepakatan fase satu jauh dari harapan pasar dan mungkin tidak cukup untuk sepenuhnya memulihkan kepercayaan bisnis atau menghasilkan pemulihan yang berarti dalam ekspor atau investasi," kata Market Strategist AxiTrader Stephen Innes dalam sebuah catatan. 

"Pedagang sekarang telah mengalihkan fokus ke jalan yang panjang dan sulit menuju kesepakatan perdagangan fase dua. Jadi, emas bisa berhasil kalau ketegangan perdagangan meningkat," imbuh dia.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 1.000 pada Senin (16/12)

Harga emas sudah naik hampir 15% sepanjang tahun ini di tengah perang tarif AS-China berbulan-bulan dan dampaknya terhadap ekonomi global. 

"Harga emas tidak akan turun karena pertumbuhan global tidak super positif, masih ada beberapa risiko," kata Analis Phillip Futures Benjamin Lu kepada Reuters. "Harga emas akan berkisar antara US$ 1.400-US$ 1.450 per ons". 

Data dari AS menunjukkan, penjualan ritel pada November lalu meningkat tapi di bawah ekspektasi. Sebab, orang negeri uak Sam mengurangi pengeluaran diskresioner, meskipun pasar tenaga kerja yang kuat. 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Bahan Pangan Sudah Naik di Awal Ramadan
| Selasa, 04 Maret 2025 | 13:27 WIB

Harga Bahan Pangan Sudah Naik di Awal Ramadan

Memasuki bulan Ramadan, harga beberapa bahan pangan mengalami kenaikan. Dari hasil pantauan, harga-harga ini sudah mulai naik sebelum Ramadan. 

Setelah SRIL Pailit, Kini Giliran Produsen GT Man (RICY) Digugat PKPU Askrindo
| Selasa, 04 Maret 2025 | 12:37 WIB

Setelah SRIL Pailit, Kini Giliran Produsen GT Man (RICY) Digugat PKPU Askrindo

Merujuk laporan keuangan RICY pada sembilan bulan pertama 2024, tercatat perusahaan ini memiliki liabilitas jangka pendek senilai Rp 1,23 triliun.

Awal Tahun Ini PTRO Bidik Rp 1,5 Triliun dari Obligasi Berkelanjutan dan Sukuk Ijarah
| Selasa, 04 Maret 2025 | 12:10 WIB

Awal Tahun Ini PTRO Bidik Rp 1,5 Triliun dari Obligasi Berkelanjutan dan Sukuk Ijarah

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil obligasi dan sukuk ijarah akan digunakan untuk modal kerja proyek PTRO.​

Emiten Telko Berlomba di Lelang Spektrum 1,4 GHz, dari TLKM, ISAT, EXCL Hingga WIFI
| Selasa, 04 Maret 2025 | 11:12 WIB

Emiten Telko Berlomba di Lelang Spektrum 1,4 GHz, dari TLKM, ISAT, EXCL Hingga WIFI

Pemerintah diminta berhati-hati agar lelang tidak hanya menguntungkan segelintir pihak tanpa ada dampak nyata bagi pemerataan akses internet.

Pebisnis Minuman Beralkohol Sulit Dapat Izin Impor
| Selasa, 04 Maret 2025 | 10:15 WIB

Pebisnis Minuman Beralkohol Sulit Dapat Izin Impor

Setiap tahun para pebisnis mesti mengurus izin melalui sistem Inatrade di Kementerian Perdagangan (Kemendag)

Efisiensi Anggaran Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Keberlanjutan Investasi Swasta
| Selasa, 04 Maret 2025 | 10:15 WIB

Efisiensi Anggaran Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Keberlanjutan Investasi Swasta

Sederet perusahaan swasta sudah menyatakan komitmennya untuk terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Reksadana Dolar AS Pendapatan Tetap Menarik Untuk Dilirik
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:20 WIB

Reksadana Dolar AS Pendapatan Tetap Menarik Untuk Dilirik

Performa kinerja reksadana berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) alias offshore diproyeksi akan positif, seiring otot dolar AS yang menguat

Rupiah Punya Potensi Naik Lagi Pada Selasa (4/3)
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:17 WIB

Rupiah Punya Potensi Naik Lagi Pada Selasa (4/3)

Rupiah mengalami rebound terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (3/3), pasca terpuruk di akhir pekan.

Kupon ST014 di Dua Tenor Bisa Berada di Kisaran 6,1%-6,85%
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:13 WIB

Kupon ST014 di Dua Tenor Bisa Berada di Kisaran 6,1%-6,85%

Pemerintah akan kembali meluncurkan obligasi ritel. Adalah Sukuk Tabungan (ST) seri ST014, yang akan dirilis pada 7 Maret 2025. 

Harga Batubara Menekan ADMR, Bagaimana Prospeknya Tahun Ini?
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:10 WIB

Harga Batubara Menekan ADMR, Bagaimana Prospeknya Tahun Ini?

Pelemahan harga batubara berdampak pada kinerja keuangan dan saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) 

INDEKS BERITA

Terpopuler