Dorong Bisnis Petrosea (PTRO), Indika Energy (INDY) Siapkan Capex Jumbo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 315 juta untuk 2019. Anggaran belanja mereka tersebut hampir dua kali lipat lebih besar ketimbang tahun lalu yang senilai US$ 162,8 juta.
Sebanyak 75% capex tahun ini berasal dari pinjaman perbankan. Lantas 25% sisanya dari kas internal. Kalau mengintip laporan keuangan periode 30 September 2018, Indika Energy masih memiliki kas dan setara kas sebesar US$ 637,93 juta.
Dana belanja modal tersebut untuk mendukung rencana bisnis sejumlah anak usaha Indika Energy. "Sebagian besar capex tahun ini digunakan untuk pengembangan bisnis Petrosea yaitu sekitar US$ 175 juta," ujar Azis Armand, Managing Director dan Chief Execuitve Officer PT Indika Energy Tbk kepada KONTAN, Jumat (1/3).
Dalam catatan KONTAN, PT Petrosea Tbk masih fokus pada lini bisnis kontraktor pertambangan. Anak usaha yang tercatat dengan kode saham PTRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu bergelut di sektor batubara dan non batubara.
Harapan manajemen Indika Energy tahun ini adalah Petrosea bisa meningkatkan efisiensi biaya operasional dan keunggulan kompetitif di antara para pesaing. Sebagai gambaran saja, tahun lalu Petrosea menargetkan pengerjaan dari overburden removal atau pengupasan lapisan tanah sebanyak 133 juta bank cubic meter (bcm).
Sementara pada lini bisnis penambangan, tahun ini Indika Energy mengincar volume penambangan batubara sama seperti tahun lalu. Sepanjang 2018, perusahaan berkode saham INDY di BEI tersebut mencatatkan produksi 34,1 juta ton batubara.
Indika Energy sengaja mematok target produksi stagnan. Manajemen perusahaan beralasan, target tersebut menyesuaikan dengan kondisi pasar batubara dan memperhatikan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sekadar mengingatkan, saban tahun seluruh produsen batubara wajib menyerahkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). RKAB yang sudah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menjadi acuan rencana produksi mereka selama setahun.
Terminal penyimpanan
Rencana lain penggunaan capex 2019 membangun fuel storage atau terminal tangki penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur senilai US$ 98 juta. Proyek itu berjalan melalui anak usaha usaha tidak Indika Energy yang bernama PT Kariangau Gapura Terminal Energi.
Indika Energy menargetkan pembangunan tangki untuk menampung bahan bakar minyak (BBM) tersebut bisa rampung pada semester II 2020. "Kariangau Gapura Terminal Energi telah memulai persiapan awal konstruksi pembangunan sejak awal tahun ini," terang Azis.
Selain itu, Indika Energy juga berniat membangun jetty alias dermaga di lokasi yang sama dengan teminal penampungan BBM di Balikpapan. Keberadaan dermaga itu nanti untuk mempermudah mobilitas BBM.
Tahun 2018, Kariangau Gapura Terminal telah menandatangani layanan fasilitas penyimpanan dengan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia. Kembali melirik catatan KONTAN, durasi kerjasama 20 tahun dengan opsi perpanjangan 10 tahun. Kapasitas tangki sekitar 100 juta liter.
Dalam keterbukaan informasi BEI tanggal 2 Januari 2019, Indika Energy dan empat anak usaha meneken perjanjian fasilitas pinjaman US$ 75 juta pada 31 Desember 2018. Tenggat pelunasan 31 Desember 2023 dengan bunga LIBOR+1,85% per tahun. Tujuan penggunaan dana untuk membiayai pembangunan dermaga dan terminal penyimpanan bahan bakar.
Kreditur pinjaman adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, MUFG Bank, Ltd. dan ICIC Bank Limited. MUFG sekaligus bertindak sebagai agen sedangkan Bank Mandiri menjadi bank rekening dan agen penjaminan.