Dorong Ekspor, Spindo (ISSP) Mencari Pasar Baru

Sabtu, 20 April 2019 | 07:29 WIB
Dorong Ekspor, Spindo (ISSP) Mencari Pasar Baru
[]
Reporter: Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) akan memperluas pasar ekspor demi meningkatkan kinerja di tahun ini. Strategi ini dilakukan karena kontribusi penjualan emiten yang kerap disebut dengan Spindo ini mayoritas masih berasal dari pasar dalam negeri.

Berdasarkan laporan keuangan di tahun lalu, emiten produsen pipa baja ini membukukan pendapatan sebesar Rp 4,46 triliun. Angka tersebut naik 21,98% year on year (yoy) jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 3,36 triliun.

Mayoritas pendapatan tersebut masih didominasi oleh penjualan domestik, yakni sebesar 94,58%. Sisanya 5,42% dari ekspor ke luar negeri.

Kendati demikian, penjualan ekspor perusahaan justru tumbuh signifikan hingga 184,95% yoy menjadi Rp 241,62 miliar. Sedangkan untuk penjualan lokal tumbuh 119,64% yoy menjadi Rp 4,22 triliun.

Johannes Edward, Investor Relations ISSP, menjelaskan, saat ini penjualan ekspor terbesar masih ke negara Amerika Serikat dan Kanada. "Jangka menengah kami upayakan porsi ekspor mencapai 10%. Sedangkan mungkin untuk tahun ini kami upayakan penjualan ekspor naik konservatif dulu 50% dari penjualan ekspor saat ini," ujar dia.

Spindo cukup optimistis target akan tercapai. Pasalnya, emiten ini melakukan strategi intensifikasi atas pasar yang memang sudah teruji yakni di Amerika Serikat dan Kanada. Perusahaan ini juga akan membuka kembali pasar negara lain, seperti ke Australia dan Eropa.

Harapannya, penambahan pasar ekspor tersebut bisa meningkatkan laba bersih tahun ini. Sepanjang tahun lalu, laba bersih Spindo melesat 463,99% yoy menjadi Rp 48,72 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 8,63 miliar.

Laba tahun lalu meroket karena pendapatan lain-lain tumbuh 28,74% yoy menjadi Rp 112,71 miliar. Lalu ada efisiensi beban penjualan dan distribusi yang susut 12,16% yoy menjadi Rp 110,55 miliar.

Spindo berharap pendapatan naik 20% di tahun ini atau menjadi Rp 5,35 triliun. Kamis (18/4), harga saham ISSP turun 1,89% di Rp 104.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pendapatan Berulang Dari Bisnis Hotel SMRA Diprediksi Terus Tumbuh Hingga 2027
| Jumat, 26 Desember 2025 | 08:05 WIB

Pendapatan Berulang Dari Bisnis Hotel SMRA Diprediksi Terus Tumbuh Hingga 2027

Kawasan penyangga seperti Summarecon Bekasi, Summarecon Serpong, dan Summarecon Tangerang diprediksi tetap menjadi primadona.

Asri Karya Lestari (ASLI) Menggarap Aneka Pryek di 2026
| Jumat, 26 Desember 2025 | 08:05 WIB

Asri Karya Lestari (ASLI) Menggarap Aneka Pryek di 2026

ASLI melakukan penyesuaian dengan memfokuskan diri pada pelanggan existing yang aktivitas proyeknya masih berjalan.

Danantara Fokus Garap Enam Proyek Hilirisasi
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:45 WIB

Danantara Fokus Garap Enam Proyek Hilirisasi

Pada fase pertama atau tahap awal, Danantara akan memulai pembangunan lima hingga enam proyek hilirisasi strategis.

Laju Bisnis Jalan Tol Jasa Marga (JSMR) di Ujung Tahun
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:31 WIB

Laju Bisnis Jalan Tol Jasa Marga (JSMR) di Ujung Tahun

Secara total, volume lalu lintas yang meninggalkan Jabotabek meningkat 12,1% dibandingkan lalu lintas di hari normal.

Bursa Asia Bergerak Terbatas pada Jumat (26/12)
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bursa Asia Bergerak Terbatas pada Jumat (26/12)

Pelaku pasar masih wait and see terhadap dinamika geopolitik global, meski belum memicu volatilitas yang signifikan.

Industri Tekstil Masuk Zona Merah Perbankan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:25 WIB

Industri Tekstil Masuk Zona Merah Perbankan

Akses permodalan atau kredit perbankan menjadi salah satu kendala yang dihadapi pengusaha di industri TPT.

Beban Pencadangan Diperkirakan Bakal Susut Tahun Depan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:20 WIB

Beban Pencadangan Diperkirakan Bakal Susut Tahun Depan

Mayoritas bank beraset besar masih mencatatkan kenaikan beban pencadangan atau biaya provisi hingga November 2025. ​

Penjualan Kendaraan Lesu, Kredit Pembelian Kendaraan Bank Mengempis
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:00 WIB

Penjualan Kendaraan Lesu, Kredit Pembelian Kendaraan Bank Mengempis

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) perbankan kian tertekan. Penyusutan outstanding jenis kredit konsumtif ini semakin dalam hingga November 2025. ​

INET Berpotensi Menggaet  Rp 3,2 Triliun Lewat Rights Issue
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:00 WIB

INET Berpotensi Menggaet Rp 3,2 Triliun Lewat Rights Issue

Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) telah mengantongi restu dari OJK untuk menggelar aksi korporasi rights issue.

Pendapatan Nonbunga Jadi Tumpuan Perbankan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 06:45 WIB

Pendapatan Nonbunga Jadi Tumpuan Perbankan

Tekanan terhadap pendapatan bunga bersih perbankan tahun ini masih berat, di tengah pertumbuhan kredit yang lesu dan biaya dana yang tinggi.​

INDEKS BERITA

Terpopuler