Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah China Lakukan Stimulus Fiskal

Rabu, 23 Januari 2019 | 15:00 WIB
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah China Lakukan Stimulus Fiskal
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Demi mendorong pertumbuhan ekonomi, China berencana meningkatkan pengeluaran fiskal tahun ini. Rencananya, China akan fokus memberikan insentif pajak dengan memberikan pemotongan biaya bagi perusahaan-perusahaan kecil.

Pemerintah juga bakal meluncurkan lebih banyak stimulus fiskal tahun ini. Termasuk pemotongan pajak yang lebih besar dan lebih menganggarkan pengeluaran lebih banyak untuk proyek infrastruktur.

Li Dawei, pejabat kementerian keuangan China mengatakan kepada Reuters, pengeluaran fiskal China naik 8,7% menjadi ¥ 22,1 triliun setara dengan US$ 3,3 triliun pada tahun 2018. Sedangkan pendapatan meningkat 6,2% mejadi ¥ 18,3 trliun.

Tahun lalu China mencapai target pendapatan fiskal meski terjadi pemotongan pajak dan biaya di tahun lalu senilai ¥ 1,3 triliun.

Menteri Keuangan Liu Kun mengatakan, China akan menurunkan pajak dan biaya lebih lanjut tahun ini. Pemernitah juga mempelajari rencana untuk mengurangi biaya jaminan social untuk meringankan beban perusahaan kecil.

Selain itu, pemerintah juga berencana melakukan memotongan pajak pertambahan nilai, berkisar 6% untuk industri sektor jasa hingga 16% untuk produsen.

Pengurangan pajak yang cukup agresif ini membuat rasio defisit anggaran tahunan dapat naik menjadi 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Pemerintah telah menurunkan proyeksi defisit 2018 menjadi 2,6% dari PDB. Tahun sebelumnya, defisit China mencapai 3%.

 

Surat utang

Untuk mendukung proyek infrastruktur, pemerintah China mencari pendanaan lewat penerbitan surat utang. Namun, perlambatan ekonomi China meningkatkan kekhawatiran utang pemerintah daerah. Padahal, di saat yang sama, mereka tengah melakukan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan membangun sejumlah proyek infrastruktur. 

Presiden China Xi Jinping mengatakan, China patut waspada terhadap risiko “angsa hitam” sambal menghindari peristiwa “badak abu-abu”.

Peristiwa “angsa hitam” merupakan kejadian tak terduga yang memiliki konsekuensi ekstrem. Sedangkan “badak abu-abu” merupakan ancaman jelas namun terabaikan.

Dus, Xi Jinping sempat memperingatkan pemerintah daerah dan pusat harus menemukan keseimbangan untuk stabilisasi pertumbuhan sambal menghindari risiko. Untuk menghindari dampak lanjutan, China akan lebih ketat dalam membatasi risiko obligasi pemerintah daerah dan segala bentuk utang tersebunyi.

Akhir 2017, utang pemerintah daerah mencapai  ¥ 16,47 triliun. Obligasi khusus biasanya dikeluarkan untuk mendanai pengeluaran pekerjaan umum termasuk proyek infrastruktur atau pengembangan lahan.

Akhir tahun 2018, pemerintah menyetujui kuota penerbitan obligasi di tahun 2019 sebanyak ¥ 1,39 triliun. Pemerintah daerah bakal menerbitkan surat utang mulai Januari 2019.

China juga tengah menyusun penerbitan obligasi lokal dengan tujuan khusus. Nilai obligasi ini mencapai ¥ 1,95 triliun tahun lalu. Angka itu naik signifikan dari ¥ 800 miliar pada tahun 2017.

Sehingga, total penerbitan obligasi khusus pemerintah daerah yang beredar menjadi ¥ 7,39 triliun pada akhir 2018. Lebih tinggi dari penerbitan tahun sebelumnya sebesar ¥ 6,14 triliun.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

INDEKS BERITA

Terpopuler