Dua Direktur Saling Kritik, Perselisihan Internal Toshiba Meletup ke Ranah Publik

Selasa, 07 Juni 2022 | 14:50 WIB
Dua Direktur Saling Kritik, Perselisihan Internal Toshiba Meletup ke Ranah Publik
[ILUSTRASI. Logo Toshiba Corp. pada atap sebuah bangunan di Tokyo, Jepang, 9 November 2021. REUTERS/Issei Kato]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ketidakakuran dewan Toshiba Corp akhirnya terungkap di depan publik. Dua direktur eksternal konglomerasi Jepang itu pada Senin saling melemparkan kritik atas tata kelola dan pencalonan eksekutif hedge fund ke dewan konglomerat.

Keretakan itu merupakan yang terbaru dari krisis jangka panjang yang membelit Toshiba. Manajemen tidak kunjung sepakat dengan pemegang saham perusahaan mengenai arah yang dituju di masa depan. Perselisihan terbaru itu bisa merusak kepercayaan para pemegang sahamnya menjelang rapat umum tahunan.

Direktur eksternal Mariko Watahiki pada Senin mengkritik sesama direktur eksternal, Raymond Zage. Watahiki menyebut Zage merisaukan tata kelola di Toshiba, padahal dia mengambil sikap yang berlawanan dengan dewan pada Maret, dengan mendukung proposal pemegang saham untuk mencari penawaran pembelian dari private equity.

Komentar Watahiki semula termuat dalam laporan bisnis tahunan yang dirilis pada Senin. Itu kemudian digaungkan oleh direktur eksternal Toshiba, Katsunori Hashimoto.

Baca Juga: Buntut Penghentian Perdagangan Nikel pada 8 Maret, LME Hadapi Dua Tuntutan Ganti Rugi

Langkah Zage "merusak kepercayaan pemegang saham di dewan dan menyebabkan kekhawatiran tentang tata kelola perusahaan," demikian pernyataan mereka seperti dikutip dalam laporan itu.

Zage membela tindakannya dalam sebuah pernyataan kepada Reuters. Ia mengatakan kritik itu menyesatkan dan bahwa tindakannya telah menuai tanggapan positif dari pemegang saham.

"(Ini) tidak akurat, tidak lengkap dan menyesatkan mewakili kegagalan di pihak penulis untuk mempertimbangkan umpan balik pemegang saham positif yang substansial serta isi diskusi substansial di dewan tentang masalah ini baik sebelum dan sesudah pernyataan publik," ujar Zage.

Dokumen perusahaan terpisah juga menegaskan bahwa Watahiki, mantan hakim pengadilan tinggi, telah menolak dua nominasi direktur yang didukung dewan. Itu terjadi setelah Reuters pada hari Jumat melaporkan bahwa dia keberatan dan bahwa perusahaan, dalam langkah yang jarang, akan mengumumkan keberatannya.

Zage juga memimpin komite nominasi, yang mengusulkan dua kandidat dewan. Masing-masing berasal dari activist hedge fund asal Amerika Serikat Elliott Management dan Farallon Capital Management. Watahiki menolak kedua calon tersebut.

Zage yang sebelumnya merupakan direktur pelaksana Farallon, tetap tercatat sebagai penasihat Toshiba.

"Memiliki dua direktur terkait dengan Farallon membuat dewan tampak condong ke pemegang saham aktivis, pemegang saham tertentu," kata Watahiki kepada wartawan, Senin.

Dia juga mengatakan dia percaya bahwa perjanjian pencalonan yang dibuat dengan Elliott dan Farallon gagal untuk memastikan penghindaran konflik kepentingan sambil sepenuhnya mengamankan independensi dan kerahasiaan.

Baca Juga: Dapat 10 Proposal Strategis, Delapan Menyarankan Toshiba Go Private

Toshiba Corp pada hari Selasa menegaskan kembali dukungannya untuk seluruh calon pengisi dewan direksi yang berjumlah 13 orang.

"Pendapat Watahiki mewakili pandangan pribadinya dan tidak mempengaruhi posisi dukungan perusahaan" untuk kedua kandidat, kata ketua dewan Toshiba Satoshi Tsunakawa dalam sebuah pernyataan.

Terperangkap dalam krisis akuntansi dan tata kelola sejak 2015, Toshiba terjebak di antara perselisihan di antara pemegang saham aktivis. Beberapa di antaranya menginginkan Toshiba menjadi perusahaan tertutup.

Toshiba mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah menerima delapan proposal awal untuk go private. Dua proposal tersisa, menawarkan aliansi modal yang akan membiarkannya tetap menjadi perusahaan publik.

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler