Due Diligence Kelar, Bank Mandiri Lanjutkan Rencana Akuisisi Bank Permata

Rabu, 27 Maret 2019 | 06:15 WIB
Due Diligence Kelar, Bank Mandiri Lanjutkan Rencana Akuisisi Bank Permata
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Titis Nurdiana | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar Bank Mandiri (BMRI) mengakuisisi Bank Permata (BNLI) belum kunjung reda. Terbaru, Bank Mandiri bersama dengan Morgan Stanley dikabarkan sudah merampungkan kajian atas kemungkinan akuisisi BNLI.

Hasil kajian, harga penawaran yang diinginkan Bank Mandiri atas akuisisi di kisaran Rp 1.115-Rp 1.200 per saham atau 1,4 atau 1,5 kali nilai buku atau price book value (PBV). Masih dari sumber yang sama, pasca jadi pengendali, Bank Mandiri rencananya akan menggabungkan Bank Permata dengan PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap).

Bank Mandiri dikabarkan sudah melakukan pembicaraan akuisisi 44,56% saham milik Astra International di BNLI. Dengan jumlah saham 44,56% setara 12,49 miliar saham, Bank Mandiri harus menyiapkan dana di kisaran Rp 13,93 triliun-Rp 14,99 triliun.

Ini tak menjadi soal. Pasalnya, Bank Mandiri memiliki kelebihan modal hingga Rp 30 triliun, antara lain dana ini akan digunakan untuk akuisisi bank. Sekadar mengingatkan, tahun 2006 silam, StanChart dan Astra menginvestasikan dana US$ 200 juta untuk mengakuisisi 89% kepemilikan saham di Bank Permata. Setelah akuisisi tersebut, StanChart menjadi investor asal Inggris terbesar di industri perbankan Indonesia.

Sayang, baik pihak Bank Mandiri, Astra maupun Standard Chartered belum berkomentar terkait hal tersebut. Sebelumnya, pihak Astra menyebut kalau perusahaan masih tetap berkomitmen untuk memperbaiki kinerja anak usahanya tersebut.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma berpendapat, rencana ini banyak spekulasi. Jika Bank Mandiri hanya mendapatkan saham milik salah satu pemegang saham kemungkinan besar bakal ditolak oleh Bank Mandiri.

Ada beberapa permasalahan mendasar di badan Bank Permata. Kendati tahun lalu kinerja keuangan membaik, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Permata masih cukup tinggi di 4,36%. Walau memang menurun dari tahun 2017 yaitu 4,6%, posisi tersebut masih jauh lebih tinggi dari rata-rata NPL industri perbankan yang tahun lalu sebesar 2,37%.

Menurutnya, kisaran valuasi yang cocok bila hanya membeli salah satu saham (StanChart atau Astra) yaitu di kisaran 0,9-1 kali PBV. Namun, bila menjadi pemegang saham pengendali, harga sebesar 2 kali PBV masih menarik. "Kalau waktu harga Rp 500-an menarik. Spekulasi juga tapi valuasi (harga itu) lebih masuk akal," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (24/3).

Bank Permata memiliki jaringan yang cukup sebagai bank, artinya investor tidak perlu merogoh kocek banyak membangun infrastruktur. Alhasil, pemilik baru hanya harus memperbaiki kinerja keuangan lebih dulu.

Bagikan

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA

Terpopuler