Duh, Larangan Ekspor Nikel Masih Menekan Harga Saham ANTM dan INCO

Rabu, 21 Agustus 2019 | 05:00 WIB
Duh, Larangan Ekspor Nikel Masih Menekan Harga Saham ANTM dan INCO
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham produsen nikel tengah didera berita negatif soal rencana pemerintah melarang ekspor nikel. Pada perdagangan Selasa (20/8), harga saham-saham produsen nikel berguguran. 

Misalnya saja, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM, anggota indeks Kompas100) yang amblas 3,23% ke level Rp 1.050 pada penutupan perdagangan kemarin. 

Baca Juga: Antam perkenalkan proses kerja pertambangan ke siswa sekolah

Sehari sebelumnya, saham ANTM, juga sudah merosot 3,12%. Investor asing membukukan aksi jual sebesar Rp 1,36 miliar. Alhasil, saham ANTM menjadi salah satu top losers, dengan total nilai transaksi saham Rp 123,4 miliar. 

Tak cuma ANTM, produsen nikel lainnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga tak bisa menghindari aksi jual investor. Saham INCO juga menjadi salah satu top losers dengan penurunan harga 2,01% ke level Rp 3.410 per saham.

Saham INCO sempat menyentuh level tertinggi di Rp 3.480 dan level terendah di Rp 3.380. Total aksi jual bersih investor asing di seluruh pasar mencapai Rp 4,91 miliar. 

Baca Juga: Saham Antam (ANTM) Memuncaki Daftar Top Losers Usai Mencetak Rekor Tertinggi

Seperti diketahui, pemerintah melalui Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, kebijakan larangan ekspor bijih besi sedang dipertimbangkan oleh Presiden Joko Widodo.

Larangan ekspor tersebut diberlakukan untuk mengembangkan industri hilir agar nikel Indonesia punya nilai lebih. 

"Kabar kebijakan yang akan diterapkan pemerintahan Joko Widodo ini ternyata dimaknai negatif oleh pelaku pasar dengan menjual saham INCO dan ANTM," ujar Ivan Kasulthan, analis Erdikha Elit Sekuritas, kemarin. 

Pelemahan harga INCO dan ANTM sejalan dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,016% ke level 6.295,74.

Ivan pun memprediksi IHSG masih akan bergerak konsolidasi cenderung melemah dengan rentang 6.252 sampai 6.330. Saham-saham yang layak dicermati investor yakni NIKL, BMRI, dan ELSA.

Bagikan

Berita Terbaru

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:47 WIB

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Ada banyak pilihan dalam memberikan uang saku buat anak. Simak cara mengatur uang saku anak sembari mengajarkan soal pengelolaan uang.

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:45 WIB

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah

Altcoin 2025 tak lagi reli massal, pelajari faktor pergeseran pasar dan rekomendasi investasi altcoin untuk tahun 2026.

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:58 WIB

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman dari pemegang sahamnya, yakni Danantara Asset Management. 

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:38 WIB

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik

Salah satu sentimen pendukung kinerja emiten perunggasan tersebut di tahun depan adalah membaiknya harga ayam hidup (livebird). ​

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:19 WIB

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas

Risiko pelemahan harga minyak mentah dunia masih berpotensi membayangi kinerja emiten minyak dan gas (migas) pada 2026.​

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

INDEKS BERITA

Terpopuler