Efek Domino Kebijakan Uni Eropa Terhadap Komoditas
Minggu, 10 Desember 2023 | 06:26 WIB
Reporter:
Asnil Bambani Amri |
Editor: Asnil Amri
KONTAN.CO.ID - Kebijakan yang melarang masuknya komoditas dari hasil penebangan hutan yang dilakukan oleh Uni Eropa, memang layak membawa kekhawatiran bagi pengusaha kelapa sawit. Sebab, regulasi EU Deforestation Regulation (EUDR) itu juga menjadikan biaya tambahan bagi pengusaha serta dapat jadi preseden bagi negara lainnya.
Eddy Martono, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bilang, kebijakan yang ditetapkan oleh Uni Eropa itu bisa menimbulkan efek domino dan ditiru oleh negara lain. Ketika hal itu terjadi, yang paling dirugikan adalah Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia. “Selentingan yang sudah saya dengar, Amerika Serikat (AS) dan juga Jepang katanya mau menerapkan aturan itu,” kata Eddy kepada KONTAN, Selasa (5/11).
Eddy menambahkan, dari sisi ekonomi, sejatinya ekspor CPO ke Eropa tidak sebanyak ke India dan juga Jepang. Walaupun lebih banyak ekspor ke dua negara di Asia tersebut, namun keduanya tidak terlalu rewel dengan persyaratan ekspornya. “Kalau CPO dari Indonesia diklaim merusak hutan, dampaknya tentu akan besar,” jelas Eddy.
Untuk mengatasi masalah ini, Eddy bilang sudah mengajukan untuk bertemu dengan gugus tugas EUDR yang sudah dibentuk oleh pemerintah Indonesia dan Uni Eropa. “Sejatinya akan bertemu bulan Desember ini, tetapi Uni Eropa tidak mau dan ditunda jadi Januari tahun depan,” terang Eddy.
Untuk diketahui, pasar terbesar ekspor kelapa sawit Indonesia adalah India 19,5%, China 14%, Pakistan 10%, Uni Eropa 8,8% dan Amerika Serikat 6,8%. “Dari sisi volume ekspor ke Eropa ada sekitar 4 juta ton. Ketika ini terhalang tentu sulit juga mencari pangsa pasar lain untuk volume sebanyak itu,” terang Eddy.o
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.