Efek Pembobotan Indeks Sri Kehati ke Reksadana Indeks Tak Seberat LQ45 dan IDX30

Rabu, 09 Juni 2021 | 05:30 WIB
Efek Pembobotan Indeks Sri Kehati ke Reksadana Indeks Tak Seberat LQ45 dan IDX30
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyeragamkan metode penghitungan indeks saham berdasarkan jumlah saham publik yang beredar alias free float. Melalui metode tersebut, perdagangan saham dapat berjalan lebih wajar dan efisien.

Salah satu indeks yang akan melakukan penyesuaian tahap I untuk menggunakan metode free float adalah indeks Sri-Kehati per 1 Juli. Indeks Sri-Kehati terbilang banyak dipakai sebagai acuan reksadana indeks dan reksadana Exchange Traded Fund (ETF).  Para Manajer Investasi (MI) yang memiliki produk reksadana berbasis Sri-Kehati pun bersiap rebalancing.

Baca Juga: Bobot indeks Sri-Kehati berdasarkan free float lebih mencerminkan likuiditas

Samuel Asset Management (SAM) yang memiliki produk reksadana SAM ETF Sri Kehati mengaku, belum melaksanakan rebalancing. Menurut Portfolio Manager SAM Budi Santoso, dalam mengelola produk investasi, SAM selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dan merujuk peraturan regulator, BEI, dan pihak penerbit indeks acuan.

Budi berpendapat, perhitungan bobot berdasarkan free float, menyebabkan anggota dari indeks acuan berisi saham, memiliki likuiditas lebih baik. Pembobotan saham indeks Sri-Kehati akan membawa kebaikan semua investor di pasar modal Indonesia.

"Meningkatnya kesadaran dan minat investor berpartisipasi dalam investasi yang bertema Environmental, Social and Governance baik di global maupun domestik, juga dapat menjadi faktor positif menopang kinerja di masa mendatang," ujar Budi.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto bilang, dalam rebalancing, MI akan melaksanakan tepat pada hari penyesuaian berlangsung atau mencicil sebelumnya jika memang nominal transaksinya besar. "Dana kelolaan Panin Sri-Kehati per Mei 2021 sekitar Rp 200 miliar, sehingga penyesuaiannya tidak akan terlalu besar," jelasnya.

Baca Juga: Bobot indeks saham big caps dengan free float kecil akan berkurang

Efek dari perubahan bobot ini kurang lebih sama dengan penyesuaian indeks LQ45 dan IDX30. Tapi ia menilai efeknya juga tidak akan terlalu besar mengingat reksadana indeks yang menggunakan indeks Sri-Kehati tidak sebanyak indeks IDX-30 dan LQ-45.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 15:00 WIB

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan

ESSA mulai menunjukkan sinyal yang semakin konstruktif dan menarik bagi investor dengan profil risiko lebih agresif.

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 14:05 WIB

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun

Kesepakatan merger dan akuisisi di sektor keuangan melesat 56,3% secara tahunan, di saat total aktivitas merger dan akuisisi turun

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:50 WIB

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,13% sepanjang tahun 2025. IHSG ditutup pada level 8.646,94 pada perdagangan terakhir.

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:01 WIB

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025

Nilai kesepakatan merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang 2025 mencapai US$ 5,3 miliar, atau setara sekitar Rp 88,46 triliun

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:00 WIB

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)

Kombinasi pola pergerakan harga, indikator teknikal, serta strategi manajemen risiko menjadi faktor kunci yang kini diperhatikan pelaku pasar.

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 11:00 WIB

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026

Fokus pemerintah pada belanja sosial, program gizi, serta stabilisasi harga kebutuhan pokok diyakini dapat memperbaiki likuiditas masyarakat.

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:56 WIB

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) telah merealisasikan pembukaan 27 toko baru di sepanjang tahun 2025.

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler