Berita Bisnis

Efek Penghapusan Libur Bersama, Instansi Pemerintah Sibuk Bikin Agenda di Hotel

Minggu, 02 Januari 2022 | 11:36 WIB
Efek Penghapusan Libur Bersama, Instansi Pemerintah Sibuk Bikin Agenda di Hotel

ILUSTRASI. Protokol Kesehatan Hotel:KONTAN/Baihaki/30/12/2021

Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID -  Pemandangan di Avenzel Hotel Cibubur, Bekas,i tampak berbeda pada Rabu (29/12). Hotel itu terlihat lebih ramai dari hari di bulan-bulan sebelumnya saat pandemi covid-19 terjadi. Ada banyak lalulalang kendaraan melintas di lobi. Ada yang mengantar penumpang, ada pula yang mengangkut penumpang.

Parkiran mobil di depan lobi juga penuh dari kendaraan, pertanda hotel banyak kedatangan tamu yang singgah. Petugas house keeping terlihat lebih sibuk dari biasanya, melayani tamu yang datang dan pergi. Beberapa mobil yang parkir menggunakan nomor polisi berpelat merah, tentu saja mereka adalah abdi negara yang sedang melakukan aktivitas pemerintahan.

Geliat aktivitas yang sama terlihat di hotel Yello Hotel Manggarai di Jakarta. Aktivitas mobil juga terlihat lalulalang mengantar penumpang. Jalan yang tak jauh dari hotel juga berjejer taksi yang menunggu panggilan. Kami bahkan menambah SDM (sumberda daya manusia) saat ini," kata Mairysa Sipayung, General Manager Yello Hotel Manggarai.

Asal tahu saja, Yello Hotel Manggarai menerima tamu untuk program repatriasi atau karantina, juga menerima tamu reguler untuk stay cation liburan Natal dan tahun Baru (Nataru) serta kegiatan rapat instansi pemerintahan yang ramai di akhir tahun. Mairysa menuturkan, meski belum pulih seperti tahun 2019, namun kondisi bisnis mereka lebih baik ketimbang tahun 2020 lalu.

Salah satu perubahan yang dirasakan oleh perusahaan hotel itu adalah kenaikan kunjungan rapat untuk tamu-tamu dari instansi pemerintahan. Rupanya, penghapusan libur bersama untuk Natal dan Tahun Baru berdampak ke aktivitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Banyak pekerjaan yang sebelumnya pending karena covid-19, kemudian digeser ke akhir tahun. "Ada banyak rapat yang silih berganti dan dilakukan oleh pemerintah, dua bulan terakhir ini," kata Buchari Bachter, Direktur Balairung Hotel.

Selain kenaikan aktivitas rapat dari instansi pemerintah, salah satu keputusan pemerintah yang juga bermanfaat bagi industri hotel di Jakarta adalah kebijakan repatriasi (karantina). Keputusan yang menerapkan karantina selama 10 hari itu berperan membantu bisnis mereka. Tidak hanya bagi pengusaha hotel, tetapi juga ikut menyelamatkan ekosistem industri perhotelannya.

Buchari bilang, banyak cerita dari pengusaha hotel yang mendapatkan program repatriasi bisa kembali memanggil tenaga kerjanya yang dirumahkan. "Termasuk tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), sekarang dipanggil lagi," kata Buchari yang juga pengurus PHRI Jakarta.

Kkini yang menjadi tantangan dari perusahaan perhotelan adalah potensi pelanggan mereka dari korporasi belum banyak memberikan kontribusi sampai akhir tahun 2021. Meski beberapa perusahaan ada yang menggelar rapat di hotel, paket rapat yang dipesan jauh berkurang dari biasanya. Hal tersebut dimaklumi karena banyak korporasi melakukan efisiensi dengan mengurangi biaya rapat. "Beberapa rapat korporasi dilakukan secara hybrid, sehingga lebih sedikit jumlahnya," kata Mairysa.

Menyambut tahun 2022, industri perhotelan memiliki pekerjaan rumah memulihkan bisnis pameran dan konferensi. Namun di segmen bisnis yang masuk kelompok MICE (meetings, incentives, conferencing, exhibitions) ini masih riskan dengan penularan varian omicront."Target kami, bisnis hotel dan MICE tahun 2022 sama dengan 2019," jelas Buchari.

Terbaru