Ekonom: Ekspor Melemah, Neraca Dagang April kembali Defisit

Rabu, 15 Mei 2019 | 09:08 WIB
Ekonom: Ekspor Melemah, Neraca Dagang April kembali Defisit
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom memprediksi ekspor masih lesu selama April. Di sisi lain, impor juga melambat sejalan dengan melambatnya permintaan bahan baku dan barang modal oleh industri.

Para ekonom yang dihubungi KONTAN memperkirakan, neraca perdagangan April 2019 bakal kembali defisit. Rencananya Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan neraca dangan April 2019 pada Rabu (15/5).

Ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra menyebut ekspor lesu lantaran harga komoditas andalan ekspor Indonesia relatif melemah, terutama, batubara.

Sebagai gambaran, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan, harga batubara acuan (HBA) April 2019 sebesar US$ 88,85 per ton. HBA ini turun 1,89% dibandingkan dengan Maret 2019. Walhasil, nilai ekspor April bakal turun 6,2% year on year (yoy). Meski turun angka ini lebih baik dibanding penurunan bulan Maret 2019 yang mencapai 10% yoy.

Sedangkan di sisi impor, Aldian memperkirakan bakal turun 15,04% yoy atau, lebih dalam dibanding penurunan pada Maret yang hanya 6,8% yoy. Penyebabnya impor khususnya bahan baku dan barang modal turun, meskipun impor barang konsumsi naik.

Dari angka ekspor dan impor ini, ia memprediksi, neraca dagang defisit sekitar US$ 31 juta. "Defisit kecil, penyebabnya karena harga komoditas andalan Indonesia masih lemah," kata Aldian Taloputra kepada KONTAN, (14/5).

Sementara Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi defisit neraca dagang sebesar US$ 367 juta. Ia sepakat bahwa ekspor turun sekitar 2,2% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara impor April naik sekitar 4,5% dari bulan Maret 2019.

Sementara itu, secara tahunan laju ekspor diperkirakan turun 5,68% dan impor turun lebih dalam yaitu 12,83%. "Ekspor April cenderung masih tertahan oleh penurunan volume permintaan ekspor dari mitra dagang utama," kata Josua.

Josua merujuk pada data penurunan indeks manufaktur Tiongkok. Selain itu, harga komoditas utama juga mengalami penurunan, utamanya batubara hingga 12% dibandingkan dengan Maret 2019. Meskipun ada kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) 5% dari bulan sebelumnya.

Sepakat dengan Aldian, Josua melihat ada penurunan impor barang modal dan bahan baku. Hal ini menjadi indikasi dari aktivitas manufaktur Indonesia yang turun pada bulan April 2019.

Berbeda dengan Aldian dan Josua, Ekonom Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean memprediksi defisit neraca dagang lebih besar lagi, yaitu mencapai US$ 1,82 miliar. Penyebabnya ekspor turun 10% sedangkan impor cuma turun 7,8% yoy. 

Meski begitu tiga ekonom kompak membuat prediksi defisit, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menghitung, neraca dagang bisa mencatat surplus. Namun, proyeksi nilai surplus April cuma US$ 500 juta.

Prediksi ini berdasarkan pola musiman yang biasanya ekspor di April mengalami pelemahan. Faisal sepakat bahwa, April lalu ada tekanan pelemahan permintaan global, terutama dari negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia. Di sisi lain, impor migas berpotensi meningkat. "Ini karena kenaikan harga minyak dunia," ujar Faisal.

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA

Terpopuler