Ekonomi Hijau

Senin, 27 Juni 2022 | 08:00 WIB
Ekonomi Hijau
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim panas tahun ini berpotensi jadi musim panas yang memusingkan bagi pemerintah banyak negara barat. Di musim panas, masyarakat kerap bepergian jauh untuk berlibur. Alhasil, kebutuhan bahan bakar di musim panas biasanya naik. 

Tapi di musim panas ini, pasokan bahan bakar sedang terbatas. Negara-negara kawasan Eropa terutama paling berpotensi mengalami krisis energi, sebagai efek penerapan sanksi larangan impor komoditas energi dari Rusia.

Direktur Eksekutif International Energy Agency Fatih Birol telah mengungkapkan, ancaman krisis energi di kawasan Eropa sulit dihindari. Krisis yang dihadapi bukan sekadar krisis bahan bakar minyak, tetapi juga krisis gas hingga listrik. Sejumlah negara Eropa sudah menetapkan status siaga krisis.

Krisis energi ini bisa menjadi refleksi perlunya pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) dilakukan dengan gencar. Indonesia termasuk negara yang berpotensi mendapat banyak keuntungan dari pengembangan EBT. 

Apalagi, potensi EBT di Indonesia sangat besar. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi EBT yang dimiliki Indonesia mencapai 3.686 gigawatt (GW).

Potensi EBT ini antara lain berasal dari air, angin, panas bumi, gelombang laut serta energi surya. Potensi terbesar berasal dari energi surya, mencapai 3.295 GW.

Indonesia memang sudah menargetkan bisa mencapai net zero emission pada 2060 mendatang. Dalam waktu tiga tahun ke depan, bauran EBT dalam penyediaan energi nasional ditargetkan mencapai 23%. Sampai akhir 2021 lalu, bauran EBT baru sekitar 11,7%. 

Realisasi ini sejatinya di bawah target yang ditetapkan untuk 2021, yaitu 14,5%. Tahun lalu, bauran energi primer Indonesia masih didominasi batubara, yaitu sekitar 37,19%. Di posisi berikutnya ada minyak, mencapai 32,24%. 

Sayangnya, saat ini pengembangan EBT di Indonesia masih terhambat investasi yang minim. Banyak proyek EBT masih dinilai tidak bankable sehingga terkendala permodalan. Pelaku usaha berharap pemerintah bisa segera menetapkan peraturan mengenai tarif listrik EBT.

Untuk ikut mendorong pengembangan EBT di Indonesia, KONTAN juga menggelar Jelajah Ekonomi Hijau. Lewat liputan khusus ini, KONTAN akan mengupas potensi dan peluang pengembangan EBT di dalam negeri.

Liputan Jelajah Ekonomi Hijau bisa Anda baca di KONTAN mulai Juli mendatang.

Bagikan

Berita Terbaru

Ruang Penguatan IHSG Mulai Terbatas
| Senin, 15 Desember 2025 | 05:10 WIB

Ruang Penguatan IHSG Mulai Terbatas

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (15/12) akan disetir sejumlah sentimen global yang cenderung positif.

Produsen Minuman Beralkohol Mengincar Kenaikan Penjualan Saat Nataru
| Senin, 15 Desember 2025 | 05:08 WIB

Produsen Minuman Beralkohol Mengincar Kenaikan Penjualan Saat Nataru

Sejumlah emiten minuman beralkohol optimistis dapat mengantongi pendapatan lebih tinggi di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

Upaya Genggam Laba dari Berjualan Charm
| Senin, 15 Desember 2025 | 05:05 WIB

Upaya Genggam Laba dari Berjualan Charm

Generasi muda suka dengan produk fesyen yang personal, usaha charm jadi peluang yang menjanjikan. Untungnya menggiurkan.

 
Emiten Unggas Siap Berkotek Lagi
| Senin, 15 Desember 2025 | 05:05 WIB

Emiten Unggas Siap Berkotek Lagi

Kinerja Emiten Unggas terdorong ekspansi strategis emiten dan lonjakan permintaan musiman di kuartal keempat.

Emiten Menggalang Utang Saat Bunga Layu
| Senin, 15 Desember 2025 | 04:56 WIB

Emiten Menggalang Utang Saat Bunga Layu

Menjelang akhir tahun 2025, sejumlah emiten aktif mencari pendanaan dengan memanfaatkan fasilitas kredit atau pinjaman perbankan. 

Unitlink Saham Semakin Cuan di Akhir Tahun
| Senin, 15 Desember 2025 | 04:55 WIB

Unitlink Saham Semakin Cuan di Akhir Tahun

Capaian apik di bulan lalu membuat rata-rata imbal unitlink saham mencapai 10,15% bila dilihat sejak awal tahun

Banyak Tertinggal, Valuasi Blue Chip Mulai Diskon
| Senin, 15 Desember 2025 | 04:54 WIB

Banyak Tertinggal, Valuasi Blue Chip Mulai Diskon

Saham-saham bobot besar di Indeks LQ45 cenderung terkoreksi, disebabkan oleh pergeseran market driver. 

Mengakhiri Mazhab Pembangunan Ekonomi Destruktif
| Senin, 15 Desember 2025 | 04:46 WIB

Mengakhiri Mazhab Pembangunan Ekonomi Destruktif

Pertumbuhan yang terlalu cepat namun mengorbankan keberlanjutan pada akhirnya menciptakan biaya ekonomi lebih besar dalam bentuk bencana.

Pengembalian Dana Awal Masalah Gagal Bayar DSI Tak Memuaskan Lender
| Senin, 15 Desember 2025 | 04:15 WIB

Pengembalian Dana Awal Masalah Gagal Bayar DSI Tak Memuaskan Lender

Berdasarkan data per 7 Desember 2025, dana yang tertahan di Dana Syariah Indonesia (DSI) mencapai Rp 1,28 triliun milik 4.402 pemberi pinjaman. 

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025
| Minggu, 14 Desember 2025 | 17:29 WIB

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025

Analis menyebut bahwa KLBF turut memiliki peluang rebound sebab sisi kinerja keuangan, pertumbuhan operating income dan net income masih positif.

INDEKS BERITA