Ekonomi Indonesia Diprediksi Lesu Terpengaruh Kondisi Global

Jumat, 05 April 2019 | 08:14 WIB
Ekonomi Indonesia Diprediksi Lesu Terpengaruh Kondisi Global
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perekonomian global belum pulih di tahun ini sejalan dengan lesunya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China. Sejumlah lembaga internasional pun beramai-ramai memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.

World Bank misalnya, memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global dari sebelumnya 3% menjadi 2,9% di tahun ini. International Monetary Fund (IMF) bahkan berniat memangkas lagi proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Padahal, IMF telah memangkas proyeksinya pada Januari lalu dari 3,9% jadi 3,5% untuk 2019.

Perlambatan ekonomi global turut menyeret pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejumlah lembaga juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri menjadi lebih rendah. Salah satunya, Moody's Investor Service yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia turun ke bawah 5% seiring melambatnya laju pembangunan infrastruktur 2019.

Asian Development Bank (ADB) dalam laporan terbarunya memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada level 5,2% di 2019 dan meningkat ke 5,3% di tahun 2020 mendatang. Di tengah lesunya ekonomi global, ADB meyakini Indonesia masih positif lantaran permintaan domestik Indonesia kuat dan investasi yang membaik.

"Dengan manajemen makroekonomi yang solid dan permintaan domestik yang kuat, momentum pertumbuhan Indonesia diharapkan berlanjut secara sehat," kata Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein, (3/4).

Pendorong permintaan domestik tetap kuat dalam jangka pendek lantaran meningkatnya lapangan kerja di sektor formal dan diperluasnya program bantuan sosial pemerintah. Terlebih pada paruh pertama 2019, konsumsi mendapat dorongan tambahan dari pengeluaran menjelang pemilu nasional 17 April.

Tidak hanya itu, permintaan domestik juga didorong oleh konsumsi sektor swasta yang berasal dari peningkatan berkelanjutan dalam akses rumah tangga terhadap kredit. Empat tahun terakhir, pinjaman usaha dari rumah tangga mencatatkan pertumbuhan hampir empat kali lipat. Yakni, dari 8,2% di tahun 2014 menjadi 28,7% pada tahun 2018.

Sementara kuatnya investasi, didorong oleh proyek infrastruktur publik di bidang transportasi dan energi. Pertumbuhan sektor industri juga terdorong meningkatnya output dari pertambangan, ekspor seperti pakaian jadi serta alas kaki yang juga menguat. "Perbaikan iklim investasi seperti perampingan administrasi pajak dan penyederhanaan perizinan usaha seharusnya makin mendukung sentimen positif investor," begitulah bunyi laporan ADB. 

Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi dalam negeri tetap memiliki risiko. Risiko tersebut umumnya disebabkan faktor eksternal, seperti meningkatnya ketegangan perdagangan global dan volatilitas pasar keuangan internasional, serta kemungkinan terjadinya kekeringan akibat El Nio.

Menurut ADB, industri manufaktur menjadi salah satu kunci penting bagi Indonesia menembus pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Tanpa perbaikan dan perkembangan sektor manufaktur, pertumbuhan ekonomi aktual Indonesia akan tetap sulit mengejar potensi pertumbuhan yang diperkirakan berada di kisaran 5,5%–6,3% pada periode 2020–2024.

Selain itu ADB melihat, transformasi sektor manufaktur Indonesia memiliki satu hambatan utama, yaitu perusahaan manufaktur yang 99% didominasi oleh usaha mikro dan kecil. Sebab mereka umumnya memiliki produktivitas yang sangat rendah dan kurang mampu mengadopsi kemajuan teknologi.

Bagikan

Berita Terbaru

Otak-Atik Free Float Ala MSCI Bikin Pasar Saham RI Rugi dan Tak Menjamin Transparansi
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 11:38 WIB

Otak-Atik Free Float Ala MSCI Bikin Pasar Saham RI Rugi dan Tak Menjamin Transparansi

Investor yang tadinya menggunakan korporasi bisa mengalihkan kepemilikan sahamnya ke sekuritas atau yayasan dengan mudah tanpa terdeteksi. 

Rupiah Tak Selemah yang Terlihat
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 10:49 WIB

Rupiah Tak Selemah yang Terlihat

Rupiah yang seimbang adalah rupiah yang mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia, bukan sekadar cerminan sentimen pasar jangka pendek.

Stok Beras
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 10:36 WIB

Stok Beras

Ke depan, sebaiknya Pemerintah membaharui manajemen beras Bulog, agar tidak terjebak pada logika penumpukan stok seperti sekarang.

Pendapatan dan Laba Bersih Turun Tipis, Ini Strategi Manajemen SOCI Mendorong Kinerja
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 08:45 WIB

Pendapatan dan Laba Bersih Turun Tipis, Ini Strategi Manajemen SOCI Mendorong Kinerja

Sepanjang 2025 berjalan PT Soechi Lines Tbk (SOCI) telah mendirikan tiga anak usaha baru dan menambah armada.

Menakar Prospek Bukalapak (BUKA) Seiring Buyback Saham dan Rilis Kinerja Keuangan
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 08:09 WIB

Menakar Prospek Bukalapak (BUKA) Seiring Buyback Saham dan Rilis Kinerja Keuangan

Laba bersih yang dicatat Bukalapak (BUKA) ditopang oleh kenaikan harga saham BBHI yang mencapai 112,86%.​

Pebisnis Cat Intip Pasar Ekspor Eropa
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 07:20 WIB

Pebisnis Cat Intip Pasar Ekspor Eropa

Pelaku usaha cat dan pelapis dalam negeri tengah menyiapkan diri untuk memanfaatkan kesepakatan perdagangan bebas RI dan Uni Eropa..

Hatten Bali (WINE) Bidik Peluang Ekspansi di Luar Bali
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Hatten Bali (WINE) Bidik Peluang Ekspansi di Luar Bali

WINE menyiapkan dana belanja modal (capex) sebesar Rp 26 miliar pada 2025 untuk memperkuat kapasitas produksi dan mendukung efisiensi operasional

Biayai Akuisisi SPBU Esso, Chandra Asri (TPIA) Dikabarkan Cari Pendanaan US$ 1 Miliar
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:59 WIB

Biayai Akuisisi SPBU Esso, Chandra Asri (TPIA) Dikabarkan Cari Pendanaan US$ 1 Miliar

Ekspansi PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) ke Singapura sejauh ini berkontribusi positif ke kinerja keuangannya.

The Fed Pangkas Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (30/10)
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:50 WIB

The Fed Pangkas Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (30/10)

Pasar juga menanti hasil pertemuan Bank of Japan. Pada  Kamis (30/10) dini hari  The Fed memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 3,75%-4%,

Tak Hanya Penyaluran Kredit, Penjualan Aset di Bank Juga Menantang
| Kamis, 30 Oktober 2025 | 06:42 WIB

Tak Hanya Penyaluran Kredit, Penjualan Aset di Bank Juga Menantang

Perbankan tampaknya tak hanya menghadapi tantangan dalam menggenjot penyaluran kredit tahun ini, tapi juga dalam menjual agunan aset bermasalah​

INDEKS BERITA

Terpopuler