Ekonomi Pulih, Cuan Emiten Kawasan Industri Kian Lapang

Senin, 18 April 2022 | 03:35 WIB
 Ekonomi Pulih, Cuan Emiten Kawasan Industri Kian Lapang
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 menjadi periode yang buruk bagi emiten lahan industri. Pada tahun lalu, kinerja rata-rata emiten dari sektor ini masih lesu. Tengok saja, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mengalami penurunan laba bersih dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 714 miliar .

Kondisi yang sama juga dialami  emiten kawasan industri lain seperti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Jababeka Tbk (KIJA), hingga PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), yang bahkan mencatatkan rugi sepanjang 2021. 

Walaupun tahun lalu kinerjanya tertekan, analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto meyakini, sektor ini punya prospek lebih baik di tahun ini. Menurut dia, kondisi ekonomi yang semakin pulih tentu diharapkan dapat menopang kebangkitan kawasan industri. 

Baca Juga: Tertekan Tahun Lalu, Simak Proyeksi Emiten Lahan Industri pada 2022

Apalagi, proses perizinan lebih mudah setelah berlakunya omnibus law. Harapannya ini dapat menarik investor global masuk ke Indonesia. Selain itu, pembatasan perjalanan mulai diperlonggar dan membuat investor global kembali meninjau lokasi kawasan industri.

 Analis Samuel Sekuritas Olivia Laura menambahkan, berdasarkan hitungannya, pada tahun ini ada potensi kenaikan foreign direct investment (FDI) sebesar 33% secara tahunan. Pertumbuhan tersebut akan memicu penjualan di kawasan industri.

"Selain itu, sektor konstruksi dan perhotelan juga kemungkinan mulai pulih dan kembali solid di tengah meningkatnya aktivitas infrastruktur. Tingkat keterisian juga akan lebih tinggi berkat pembukaan ekonomi,” ujar Olivia, Kamis (14/4).

Pandhu menyebut, katalis positif lain yang akan mendongkrak kinerja emiten kasawan industri adalah meningkatnya permintaan pembangunan data center serta gudang dan logistik. Menurut Olivia, ada beberapa proyek peluncuran data center, seperti Princeton Digital, Pure DC, dan lainnya. 

"Jika melihat dari belanja modal yang dianggarkan untuk kedua sektor tersebut pada tahun ini, nilainya rata-rata lebih tinggi daripada 2021," kata Pandhu. Hanya saja, Pandhu menyebut, sektor kawasan industri masih tetap dibayangi katalis negatif. Seperti kenaikan suku bunga acuan, yang berpotensi menghambat pemulihan ekonomi dan mengurangi laju ekspansi industri.

Baca Juga: Pengembang Perumahan Lebih Diuntungkan Daripada Pengembang Kawasan Industri & Bisnis  

Faktor risiko

Selain itu, konflik Ukraina - Rusia yang masih terus berlangsung juga menyebabkan gangguan rantai pasokan. Efeknya harga komoditas dan bahan baku naik sehingga membuat biaya pembangunan cenderung lebih tinggi. 

Namun, jika dilihat dari sisi valuasi, rata-rata saham di sektor kawasan industri masih relatif rendah. "Harganya sudah mengalami penurunan tajam mendekati level terendah ketika terjadi crash 2020 lalu," terang Pandhu. 

Harga saham DMAS misalnya telah turun 28,15% secara year on year (yoy) menjadi Rp 171 per saham pada Kamis (14/4). Begitu pula saham SSIA yang turun 25,94% secara yoy, saham KIJA turun 3,89% secara yoy dan saham BEST merosot 32,69%. 

Baca Juga: Pendapatan dan Laba AKR Corporindo (AKRA) Kompak Naik Tahun Lalu, Ini Pemicunya

Kalau menurut Olivia, yang menjadi faktor risiko adalah lini bisnis sewa gedung yang dimiliki emiten kawasan industri. "Saat ini, beberapa tingkat okupansinya kurang dari 65%," imbuh Olivia.

Di satu sisi, risiko tidak tercapainya target marketing sales para emiten lahan industri juga bisa jadi katalis negatif untuk kinerja. Saat ini, Olivia menjadikan SSIA sebagai top pick dari Samuel Sekuritas untuk sektor ini. Dia berpendapat, SSIA punya target marketing sales yang agresif, ditopang permintaan lahan dari kawasan Subang dan Karawang yang kuat. 
 
Pandhu memilih DMAS karena memilki porsi utang mini, sehingga lebih tahan guncangan ekonomi. Terbukti, sejak pandemi tahun 2020, DMAS masih dapat membukukan laba bersih.  

Baca Juga: Penjualan Sektor Properti Diproyeksi akan Pulih Tahun Ini

Bagikan

Berita Terbaru

Pemerintah Siap Guyur Stimulus Rp 16,23 Triliun untuk Dorong Ekonomi
| Senin, 15 September 2025 | 15:48 WIB

Pemerintah Siap Guyur Stimulus Rp 16,23 Triliun untuk Dorong Ekonomi

Ada delapan program akselerasi yang disiapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk insentif PPh pasal 21 DTP

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan
| Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan

Pengusaha berharap pemerintah tak hanya andalkan PPN DTP, tetapi perlu dilengkapi dengan kebijakan lain yang lebih langsung menyentuh masyarakat.

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM
| Senin, 15 September 2025 | 12:24 WIB

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM

OJK menerbitkan POJK no 19 tahun 2025 tentang Kemudahan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang
| Senin, 15 September 2025 | 10:38 WIB

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang

Setelah transaksi akuisisi Tambang Emas Doup milik PSAB rampung, maka UNTR akan mengelola dua tambang emas.​

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing
| Senin, 15 September 2025 | 08:22 WIB

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing

Valuasi harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) saat ini sudah lebih rendah dibanding rata-rata historisnya.

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang
| Senin, 15 September 2025 | 07:44 WIB

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang

Saat ini PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) hanya memiliki satu aset properti yang sudah beroperasi di Majalengka.

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan
| Senin, 15 September 2025 | 07:39 WIB

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan

Bank syariah terus menggenjot pengembangan aplikasi digital untuk memperluas basis nasabah ritel.     

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI
| Senin, 15 September 2025 | 07:28 WIB

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI

Dunia rekrutmen serta penilaian SDM membutuhkan bantuan teknologi AI. Tentu, ini menciptakan peluang bisnis aplikasi berbasis AI yang menarik.

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi
| Senin, 15 September 2025 | 07:19 WIB

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi

Pemerintah siap mengembangkan BioCNG berbasis limbah sebagai sumber energi terbarukan. Caranya?     

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa
| Senin, 15 September 2025 | 06:30 WIB

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa

Batas akhir penawaran SR023 15 September 2025 dengan kupon 5,80% vs saham, mana yang lebih menguntungkan?

INDEKS BERITA

Terpopuler